ZAYAN - 13

9K 481 33
                                    

VOTE ALL CHAPTER!!

Mintol Rekomendasikan cerita Zayan ke temen kalian, boleh?

Jangan lupa masukin ke perpus dan daftar bacaan kalian, i love u all :♡

Komen bisa kan? Sepi banget rasanya :(

HAPPY READING 💐

"Dad, Clara mau pulang," rajuk Clara dengan bibir cemberut.

"Kamu yakin mau pulang? Kamu baru sembuh loh sayang," ucap Ardan mengelus rambut putrinya.

"Beneran Dad, Calara mau Daddy!!" Bibirnya ia majukan dan matanya berkaca-kaca. Ardan mengalihkan pandangan dari putrinya asal tidak menatap Clara.

"Daddy..." Clara memainkan ujung baju Ardan.

"No Clara. Daddy tidak setuju, iya kan Mom?"

Laras menatap suaminya lalu mengangguk, pandangannya beralih menatap putrinya yang merajuk. "Sayang, dengar. Kamu baru saja sembuh, kamu harus istirahat beberapa hari lagi."

"Tidak mau Mom. Clara sudah enggak apa-apa kok, beneran deh. Clara bosan dirumah sakit terus, yayaya..." tatap Clara dengan tatapan memohon.

Laras menghembuskan napasnya pelan, putrinya sangat keras kepala padahal dia baru saja bangun dari koma. Baru menginap dirumah sakit sekitar satu minggu, tapi putrinya merengek ingin pulang.

Laras menatap suaminya, menganggukan kepalanya menyrtujui permintaan putrinya.

Ardan mendengus, istrinya tidak bisa diajak kerjasama. Laras sangat lemah dengan tatapan puttinya.

"Baik. Daddy akan memberitahukan pada Dokter, apa kamu sudah boleh pulang atau belum," ucap Ardan datar tanpa menatap Clara, ia meninggalkan anak dan ibu berada diruang VIP.

"Mom, Daddy marah ya sama Clara...?" tanya Clara dengan mata berkaca-kaca.

Laras mengelus surai Clara, "Enggak sayang. Daddy gak akan bisa marah sama kamu, Daddy hanya gak mau kamu sakit lagi. Ngerti ya sayang, kami takut kehilanganmu untuk kedua kalinya."

"Mommy..." Clara berhambur memeluk ibunya erat, dan dibalas tak kalah erat oleh Laras.

"Maaf udah ninggalin kalian sendirian, Clara menyesal." Tangis Clara pecah menyembunyikan wajahnya di pundak Laras.

"Jangan tinggalin kami lagi ya."

Clara mengangguk dalam tangisannya. Kepalanya mendongak, dari kejauhan terlihat Ardan yang terpaku dengan perbincangan mereka, lalu dirinya mendekat dan memeluk Clara dan Laras erat.

"Kita tidak akan pernah terpisahkan," ucap Ardan sambil tersenyum.

"Daddy bagaimana, apakah aku sudah boleh pulang?" tanya Clara mengalihkan pembicaraan.

"Hem. Kata Dr.Roman kamu sudah boleh pulang," jawab Ardan menatap putrinya dengan tatapan lembut.

"Yeyyy." Clara bersorak girang, memeluk ayahnya erat.

Cup

Kecupan ia berikan pada pipi ayahnya. "Makasih Daddy."

Ardan mengelus surai Clara, "Apasih yang nggak buat kamu." 

Clara cemberut lalu menatap Ardan nakal, "Ada loh Dad."

Ardan menggeram, "Clara jangan memulai."

Laras menatap mereka berdua dengan senyum bahagia. Laras tidak tau apa yang putri dan suaminya maksud. Tapi dirinya tidak mau mencari tau, biarlah mungkin putrinya meminta hadiah pada ayahnya.

ZAYAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang