ZAYAN - 23

6.3K 482 18
                                    

3,8k vote = jumlah vote

100 Vote = Chapter 23

Gue langsung up!!

Jangan Lupa Voment

Siders😊 Vote nya jangan lupa.

4k Vote sebelum 40k viewers bisa nggak ya?

Btw bingung mo pake apa buat nyapa kalian.

Gue-lo?
Aku-kamu?
Atau pake nama gue aja?

Makasih yang udah dukung Zayan dari awal cerita ini publish dan masih bertahan sampe sekarang. Makasih banyak❤🤧

Btw, new readers semoga betah dan suka cerita Vava🤭 meski cerita aku gaje banget xixi.

Sebenarnya vava tuh orangnya kaku :( maapkeun.

HAPPY READING💐

"Aya~ masih malah sama Zayan?" cicit Zayan lirih.

"Zayan 'kan pengen deket-deket Aya, Ndak mau jauh dali Aya," gumam Zayan menautkan kedua tangannya sambil menunduk.

"Kalau Aya Ndak mau ada Zayan dicini. Zayan bakalan pelgi."

Zayan mendongak menatap Aurora sebentar, lalu ia menghembuskan napasnya pelan. Ia berjalan kearah bajunya. Kemudian ia memakainya dan mengambil barang-barangnya.

Zayan menoleh lagi, tapi kenyataannya Aurora tidak menghentikan dirinya. Ia melangkah pergi meninggalkan Aurora terbaring sendirian.

Tangannya mengepal erat. Matanya berkaca-kaca melewati ruang tamu, seorang gadis yang duduk disofa menatapnya bingung.

"Woi, Lo mau kemana?" celetuk Kavira menatap kepergian Zayan dengan alis menukik tajam.

Zayan tak menghiraukan perkataan Kavira, ia melangkah pergi. Menutup pintu dengan kencang. Perasaannya sekarang tidak bisa dijelaskan.

Memakai helm fullfacenya, ia naik ke motor sport. Lalu pandangannya keatas tepatnya di balkon kamar istrinya. Tidak ada tanda-tanda Aurora menghentikannya pergi. Sekelebat perasaan kecewa muncul.

Menyalakan motornya, menancapkan gas dengan kecepatan tinggi. Tidak menghiraukan langit berubah menjadi mendung.

Seketika dadanya terasa sesak, sekelebat bayangan tadi saat Aurora menariknya kembali ke kamar.

BRAK!

"Kok kamu keluar?" gerutu Aurora kesal.

"Aku kan cari kamu, ketika aku bangun nggak ada kamu disamping aku," jawab Zayan menunduk.

"Kamu marah?"

Aurora diam, ia membaringkan tubuhnya menghadap balkon seketika matanya tertutup rapat. Meninggalkan Zayan yang tengah berbicara. Tanpa disadarinya, ia membuat kesalahan besar.

Langit yang kini sudah dikuasai oleh mendung, seketika menurunkan hujan dengan deras tanpa menghiraukan kendaraan lain dan orang-orang yang kini mencari tempat berteduh.

Zayan tidak menurunkan kecepatannya meskipun tubuhnya sudah terasa menggigil kedinginan. Dari arah belakang mobil dengan kecepatan tinggi terus mengikuti motor Zayan.

Lampu mobil menyorot membuat mata silau, orang-orang terlihat sangat gelisah tanpa diduga mobil itu menabrak Zayan dengan sengaja.

BRAK!

BRUK!

"AAAAAA!! TOLONG ADA KECELAKAAN!!" teriak salah seorang wanita paruh baya.

Dibalik mobil hitam yang sudah menghantam Zayan, tersenyum miring melihat Zayan yang berguling-guling dengan kepala yang tertutup helm fullface.

ZAYAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang