"Zayan ayo makan kamu dari kemarin siang belum makan, bangun dulu," ucap Aurora membangunkan Zayan yang tiduran di pahanya.
Zayan ketiduran di paha Aurora, ia mengucek matanya pelan tapi dihentikan oleh Aurora.
"Jangan dikucek nanti perih." Aurora menunduk dan mencium mata Zayan.
Zayan pun bangun dari tidurannya menjadi duduk disamping istrinya. "Aku lama kah tidurnya?"
Aurora mengangguk, lalu ia mengambil makanannya. "Ini kamu makan sendiri ya."
"Enggak mau." Zayan mencebikkan bibirnya ke bawah.
"Zayan mau disuapin ndak mau makan sendili," rengek Zayan pelan dengan mata berkaca-kaca.
Aurora menghela napas pelan. Lalu ia mengambil air putih di depannya, mencuci tangannya sebentar.
Mengambil nasi serta lauknya menggunakan tangan, lalu menyuapkannya pada mulut Zayan. Zayan membuka mulutnya dan mengunyahnya pelan.
"Amu ndak am?" ucap Zayan dengan mulut penuh makanan.
"Kamu aja. Kalau mau ngomong makanannya dihabisin dulu."
Setelah Aurora berkata begitu, Zayan lalu menelan makanannya. "Kamu harus makan! Satu piring berdua ya, sama Cayan."
Mengambil air minum lalu menenggaknya sampai setengah. Suapan demi suapan ia berikan pada Zayan hingga satu piring itu habis.
"Lagi?" tanya Aurora mengambil piring yang kedua.
Zayan menatap Aurora lalu menggangguk kemudian menggeleng.
"Jadi? Mau apa nggak? Kalo nggak biar aku yang makan."
"Mau. Tapi makan berdua ya," ucap Zayan memandang makanan didepannya dengan tatapan berbinar. Ia masih lapar, emang salahnya sih nggak makan dan enggak nurut sama istrinya.
Aurora tidak menjawab, ia kembali menyuapkan ke mulut Zayan. Lalu menyuapkan ke mulutnya.
Aurora mendongak melihat Xena yang baru kembali entah dari mana.
"Xen, lo darimana?"
"Dari belakang." Xena menatap kearah Kafeel yang duduk disebelah Bima sambil bermain game di ponselnya.
Aurora mengangguk-anggukan kepalanya. Xena terlihat berbeda sebelum ia pergi ke belakang dan sesudahnya.
"Ngapain sih lo, pake nyempil segala," gerundel Kafeel saat Xena duduk didepannya sambil menyenderkan kepalanya di bahu Kafeel.
"Terserah gue lah," ketus Xena membenarkan duduknya. Menarik tangan Kafeel untuk memeluknya.
"Gue lagi main anjir, diem!"
"Gitu aja kok marah," sinis Xena.
Xena keluar dari dekapan Kafeel tapi Kafeel langsung mengangkatnya dan kembali menaruh Xena dalam dekapannya.
Xena mengambil alih ponsel Kafeel, lalu mulai melanjutkan game. Kafeel memegang tangan Xena yang ada diponselnya.
Mereka bermain berdua diponsel milik Kafeel. Kafeel menaruh kepalanya diatas kepala Xena. Sesekali mencium bau wangi pada rambutnya.
"Lo kenapa sih? Aneh tau. Biasanya nggak gini."
"Emang gue nggak boleh manja sama lo?"
"Y-ya.. bukan gitu," cicit Kafeel lirih.
Serba salah emang kalo ngomong sama Xena. Padahal nanya baik-baik dijawab ketus.
Kafeel melirik pasutri yang tak jauh darinya. "Zayan enak yah terus manja-manja sama Aurora."

KAMU SEDANG MEMBACA
ZAYAN
Fiksi RemajaFOLLOW SEBELUM MEMBACA!! Zayan yang orang-orang kenal adalah seorang cowok dingin, cuek, badboy. Tapi jika sudah bersama dengan Aurora gadisnya maka sifatnya akan berubah 180°. "Ara jangan tinggalin Zayan" "Ara Zayan mo cucu" "Ara pukpuk Zayan" ...