ZAYAN - 26

6.2K 400 29
                                    

4,3k = Jumlah vote

100 vote = Chapter 26

30 Komentar

HAPPY READING 💐

"Kalaupun elo istri gue, MULAI HARI INI, DETIK INI, LO BUKAN LAGI ISTRI GUE!!!" ucapnya lantang.

Deg

Aurora terdiam kaku, ia menatap tak percaya laki-laki dihadapannya, yang notabennya adalah suaminya.

"Kamu pasti bercanda kan?" Aurora terkekeh geli tapi dihentikan kata-kata datar yang keluar dari mulut suaminya.

"Gue enggak bercanda!! MULAI DETIK INI, LO BUKAN SIAPA-SIAPA GUE!!"

..

"TIDAKKK!!!" teriak Aurora lantang, ia terbangun dari tidurnya dengan napas tak beraturan. Matanya memanas mengingat perkataan suaminya yang ada dalam mimpinya.

"Gue bukan siapa-siapa elo!! Hanya Archana! Bukan elo!!"

"

Kalaupun elo istri gue, MULAI HARI INI, DETIK INI, LO BUKAN LAGI ISTRI GUE!!!"

"Gue enggak bercanda!! MULAI DETIK INI, LO BUKAN SIAPA-SIAPA GUE!!"

Perkataan Zayan yang berada di mimpinya terngiang-ngiang didalam pikirannya.

"Tidak.. hiks... Gue bukan jalang, gue istri lo," tangis Aurora memegang kepalanya yang sangat sakit.

Drrtt... drtt..

Bunyi ponsel mengalihkan atensinya ia mengambil ponsel diatas meja. Sebelum membuka ponselnya ia melihat jam menunjukkan pukul 23.35. Ternyata sudah lama ia tertidur dari jam 22.00 sampai pukul 23.35. Huft. Sungguh kepalanya sangat berdenyut.

Lalu ia menjawab panggilan dari Mommy.

"Halo Mom-" perkataannya terpotong oleh jawaban dari Mommynya.

"Sayang... Z-zayan-" tangisnya dengan nada terbata-bata.

Tut

Panggilan ia putuskan secara sepihak. Ia bangun dari duduknya, ia berjalan ke kamar mandi tergesa-gesa. Mencuci muka, setelah itu mengambil kunci motor dan ponsel ia masukan kedalam kantong hoodie.

Aurora menekan tombol mengunci pintu otomatis, lalu memakai helm, ia naik keatas motor, menyalakan kemudian melajukan motor dengan kecepatan tinggi.

Untungnya jalanan sepi, sedikit kendaraan bermotor dan memudahkannya untuk menaikkan kecepatan. Udara dingin menyentuh permukaan lehernya. Lalu setetes air hujan turun kebumi membuat hujan itu tambah deras.

Setelah menghabiskan waktu 20 menit karena jarak yang lumayan jauh. Aurora melepaskan helm, turun dari motor dan berlari kedalam rumah sakit. Tidak ia hiraukan tubuhnya yang sudah basah karena hujan, yang dipikirannya sekarang adalah suaminya Zayan.

Aurora sedang menunggu antrian lift, ia melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 23.57. Menekan-nekan tombol lift karena kesal.

Ting!

Tanpa basa-basi ia masuk kedalam lift, lalu menekan tombol 3. Huft. Aurora mengambil napas dalam-dalam lalu membuangnya pelan. Sekelebat bayangan didalam mimpi menghantui kepalanya.

"Ugh.." ringis Aurora memegang kepalanya.

Aurora keluar dari lift, lalu berjalan menuju ruang inap suaminya berjalan pelan. Aurora menatap kedepan pintu, kamar milik suaminya. Mendorongnya pelan.

ZAYAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang