ZAYAN - 27

6.9K 427 44
                                    

4,47k = Jumlah vote

120 vote = Chapter 27

30 komentar

..

Kayaknya masih ada yang bingung ya sama chapter 26 awokawok, maapkeun buat kalian xixi.

Aku bingung, nggak bisa buat konflik :(

Tapi aku berusaha buat konflik, oh iya btw aku gak buat kerangka cerita. Jadi ini murni langsung otak aku dan ide ku. Aku cuma nulis nama karakter tokoh doang xixi. Jadi kalo menemukan kejanggalan gak nyambung sama chapter sebelumnya aku minta maaf ya.

Enjoy ୧(^ 〰 ^)୨

HAPPY READING 💐

Bruk!

Cup

Kedua pasang mata itu melototkan kedua matanya saat kedua benda kenyal itu menempel.

Aruna gadis yang ambruk diatas tubuh Bima, dan tak sengaja mengakibatkan kedua benda kenyal itu menyatu sempurna. Ia merasa pipinya memanas, sial.

"Bisa-bisanya, first kiss gue hilang, anj!!"

Aruna mendorong dada Bima, lalu ia berusaha beranja dari atas tubuh Bima. Tapi entah kenapa kakinya terasa lemas dan kembali ambruk keatas tubuh Bima.

Cup

Double kill. Kembali kedua bibir itu saling menempel, bahkan pipi Aruna sudah seperti kepiting rebus apalagi Bima yang menatapnya dengan tatapan.. err... tak terbaca, tetapi ia melihat telinganya yang memerah.

"WOI KALAU MAU KECUP-KECUP JANGAN DISINI!! BANYAK ANAK KECIL!!" teriak Kafeel merusak suasana tegang.

Aruna kembali berdiri, dan dibantu Xena sambil memegang lengannya. "Gimana rasanya, Run?" goda Xena sembari mengedipkan sebelah matanya.

"A-apaan sih..," gugup Aruna menundukkan kepalanya malu.

Buju buset, sejak kapan Aruna bisa malu-malu meong kayak gini. Eh emang Aruna orangnya pendiem dan gak banyak omong sih, jadi gak heran kalo Aruna malu-malu kek gitu, iya kan?

"Cie-cie.." goda Xena lagi.

"Xena!!" jeritnya menutup muka.

Bima hanya terdiam tidak melihat kearah Aruna sedikitpun. Perasaannya tak tentu sekarang, apalagi perkataan Aruna terngiang-ngiang dalam pikirannya saat ini.

"Please... jangan urusi urusan gue, Bim."

"Maaf, gue belum bisa nerima lo jadi T****"

Tangannya terkepal, ia bingung dengan perasaannya sekarang. Aruna suka dengan sahabatnya, dia tak bisa memaksa Aruna untuk suka pada dirinya.

Aruna melirik Bima, lalu kepalanya kembali menunduk. Matanya berkaca-kaca, tangannya memainkan ujung baju yang dikenakannya.

Sebenarnya perasaan keduanya saling terbalas, tapi perasaan keduanya terhalang oleh sesuatu. Jadi mereka mencoba menepis perasaan itu dan mencoba bersabar.

Kita harus apakan mereka berdua?

"Kok diem-diem bae?" tegur Khanza memecah keheningan.

Mereka saling pandang, lalu tatapan semuanya tertuju pada Bima dan Aruna.

"Bos, mana kue nya kalo gak mau buat gue aja," celetuk Bima membuat mereka mengalihkan pandangan pada couple Razan yang sedari tadi berbaring dan kini mereka berdua duduk diatas ranjang dengan Aurora yang bersandar didada suaminya.

ZAYAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang