01

244 22 17
                                    

27 Maret 2023

"Anda yakin? Tapi, tolong pikirkan ulang. Hanya dia yang abadi disini karena tingkah nya sendiri. Bahkan tidak ada yang menginginkan dirinya."

Seorang lelaki yang terlihat masih sangat muda tersebut terus saja dibujuk begitu saja. Tapi, fokus matanya tentu masih pada biodata yang berada dihadapannya ini.

"Saya yakin. Lagi pula, selagi dia tidak merepotkan. Itu bukan lah masalah." Ucapnya sambil tersenyum tipis.

Siapa yang menyangka? Walau dalam usia se-muda ini, aura terlihat sangat berwibawa. Bahkan sosok dihadapannya pun merasa bahwa dihadapan nya ini bukan lah seorang anak yang seperti biasanya. Melainkan sosok yang telah dewasa.

"Bukan begitu, pak Kim. Masalahnya nih anak sangat bermasalah. Lagi pula dia dramatis." Tapi ternyata bujukan itu tidak mempan sama sekali.

Dirinya masih tenang dan menginginkan orang yang ada di biodata ini.

"Saya tetap menginginkan nya. Selagi dia bukan lah balita. Maka, saya menyukainya. Pak Ten Lee." Ucapnya dengan mantap tanpa nada ragu sedikitpun.

Yah, Ten bisa apa? Ten pun memberikan selembar kertas kepada nya dengan rasa yang sedikit ragu.

"Jika dia buat ulah. Kau bisa membuangnya lagi ke sini."

Kriiingggg

"Anjing!" Umpat nya sambil meregangkan tubuhnya yang entah kenapa rasanya ingin lepas satu persatu.

"Apa sih hyunjing? Mulut kek gak sekolahan si anjing."

Seseorang yang bernama hyunjin itu pun menatap sahabatnya dengan tatapan khas nya. Apa lagi kalau bukan Julid.

"Ah apa salah nya sih?! Sewot amat lu tupai!" Desis nya sambil menghiraukan sosok yang di panggil tupai itu.

"Tupai tupai!! Gw Han Jisung! Bukan tupai!! Tabok dia Yen!! Ngelunjak emang si dower." Han pun segera mendorong dorong sosok yang berada di sebelahnya yang tak lain dan bukan adalah Jeongin.

Sudah biasa bagi Jeongin melihat kedua sahabatnya bertengkar tanpa alasan.

"Dah lah kalian ini. Udah kek kakek kakek njir! Gelut Mulu!! Nyari duit sana biar kaya raya!"

Jeongin pun memutarkan bola matanya dengan malas saat Han malah menatapnya dengan tatapan sombong nya.

"Ngapain Kita nyari duit? Ayang kita kan kaya raya! Kita bahkan di beri uang untuk kuliah. Gak kek yang satu itu!! Ngumpat Mulu. Makanya gak ada yang mau."

Hyunjin yang merasa tersinggung itu kini menatap Han dengan tatapan tajam nya. Entah kenapa, Jeongin merasa mata hyunjin itu seperti ada laser nya.

"Heh! Kalo gw dapat kekasih yang berduit dan kaya raya. Lu bakal nyesel karena dah pamer tanpa tahu bahwa rezeki gw itu bakalan lebih banyak! Lihat aja nanti HAHAHAHAHAHAHAHAHA!!!"

Yah, sudah biasa bagi nya untuk melihat hyunjin halu seperti itu. Tapi, setidaknya bisa menghibur bagi mereka.

"Dah lah. Ngomongin duit tuh gak ada habisnya. Apa lagi kalo emang nyata dah gak ada duit." Jeongin pun memilih untuk bersandar pada pohon yang rindang di sana.

"Iya bener njir. Gw tuh pengen jajan gitu. Tapi, nih uang sayang bet gila!" Hyunjin pun ikut misuh misuh sendiri sambil melihat betapa nikmatnya teman teman kampus mereka pergi ke kantin dengan tawa yang riang.

"Ah apa pun itu, kita gak tahu apa yang terjadi di masa depan. Tapi, gw pinta untuk lu khususnya hyunjin. Please jangan gitu lagi. Gw gak mau lihat lu begitu lagi." Ucap Han dengan nada lirih nya.

My Father || HyunSeungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang