Dengan tergesa-gesa Lino mandi, bahkan dia juga hampir saja menginjak ekor kucing-kucing nya. Astaga, ada apa dengan bapak kucing satu ini?
Han yang tadinya dag dig dug, kini malah berakhir fokus dengan Lino yang berlarian ke sana kemari. Bahkan bisa bisanya bapak kucing itu tidak memakai handuk dengan benar.
Han jadi malu sendiri melihatnya.
"Kak, ada apa? Apa telah terjadi sesuatu?" Tanya Han dengan rasa penasaran, Lino yang sedang memakai celana nya pun melirik sebentar ke arah Han dan menganggukkan kepalanya.
"Iya, salah satu pemilik perusahaan yang akrab dengan kakak, kini masuk rumah sakit. Kita harus menjenguknya."
Wajah Han sedikit pucat, dia tampaknya mengetahui siapa yang Lino maksud ini. Apakah memang benar mereka adalah orang yang sama? Kalau iya, Han dalam bahaya sekarang.
"I..itu.. harus kah kita menjenguknya? B-bagaimana kalau.." Lino langsung mendekati Han lalu membuka baju santai nya Han begitu saja tanpa aba aba!!
"Tidak bisa Han. Dia adalah salah satu pemilik saham terbesar di perusahaan kita. Bahkan kakak juga memiliki saham yang begitu berharga pada nya. Persahabatan ini terjalin sejak zaman nenek moyang nya kakak. Lagi pula kecerdasannya itu yang mampu membuat perusahaan kakak semakin sukses seperti sekarang. Ayo Han, tidak ada waktu lagi!! Ganti baju mu."
Beruntungnya Lino sudah khawatir, sehingga dia tidak menyadari betapa dag dig dug dan pucat nya wajah Han sekarang.
Mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi, untung nya Jeongin tidak muntah saat tiba di tujuan. Bisa bisanya bangchan menyamar menjadi seorang pembalap?!!
Bahkan ketika baru saja mereka keluar dari mobil, bangchan langsung menarik tangan nya dan mengajaknya berlari masuk ke dalam rumah sakit.
Melihat bangchan yang seperti ini, bisa Jeongin pastikan bahwa orang itu sangat penting bagi Bangchan.
Setelah mendapatkan telpon tadi, bangchan langsung bersiap-siap tanpa memberitahukan apapun pada jeongin, jadi Jeongin hanya mengikuti bangchan saja sampai ke sini.
"Bagaimana kabar pak Kim?" tanya bangchan pada seseorang yang memiliki wajah mirip mirip preman menurut Jeongin. Tapi, Jeongin tidak fokus ke sana karena dia lebih kaget melihat adanya Hyunjin di sana bersama sosok yang sangat cantik di sebelahnya.
"H-hyunjin?? Kok lu di sini?" Tanya Jeongin yang berhasil membuat semua orang di sana terdiam dan fokus melihat Hyunjin yang sama kagetnya dengan kehadirannya si Jeongin ini.
"Lah? Harusnya gw yang tanya, kok lu bisa ada di sini?" Hyunjin tentu langsung berdiri begitu saja ketika Jeongin yang masih kaget itu langsung mendekati nya secara brutal.
"Wah, gak betul ini. Lu mau maling kan?" Tuduh Jeongin yang sukses bikin Felix tertawa dan melupakan kesedihannya di sana.
"Heh, lu kalo ngomong agak di saring dikit anjir. Ini rumah sakit, bukan bank! Ya kali gw mau maling. Maling apaan gw di sini? Mayat? Obat? Tolol anjir." Jeongin tertawa dan segera memeluk Hyunjin dengan erat tanpa mempedulikan betapa cemburu nya bangchan sekarang.
"Gak, ini serius lu ngapain di sini?" Tanya Jeongin yang kini sudah tidak berpelukan lagi dengan sahabat tampan nya.
"Ayah gw.. yang menggemaskan itu. Dia mendapatkan serangan dari Seseorang. Menurut kesaksian Felix yang bersama nya, dia sudah terluka saat ditemukan. Itu.. sebabnya gw di sini." Hyunjin jadi lemas sendiri ketika mengingat semuanya.
Pantas saja ketika dirinya melihat ke parkiran tadi, mobil Seungmin sudah tidak ada. Ternyata firasat nya tadi pagi sudah terjadi.
Melihat Hyunjin yang sedih, membuat jeongin menepuk-nepuk bahu nya dengan perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Father || HyunSeung
Teen FictionKatanya bumi ini sangat sempit. tapi, bagaimana kalau penyebab nya adalah Sebuah Takdir? seperti seseorang yang mencari cara untuk menepati janji nya dan akhirnya bertemu dengan seseorang yang ternyata berkaitan dengan dirinya? warning : bxb. jika t...