26

57 5 0
                                    

"ayang tau kan tadi aku nungguin sampe lumutan?" Han yang sejak tadi diam saja, kini akhirnya berbicara juga dengan Lino walau tatapannya tetap saja sinis.

Lino yang merasa bahwa ternyata kesalahannya tadi belum selesai, kini menganggukkan kepalanya sembari meletakkan kembali garpu buah itu ke atas meja.

"Kakak tau kesalahan kakak kali ini, Han. Itu semua asli karena kakak tidak sengaja bertemu dengan sang pemilik perusa-"

Belum selesai Lino berbicara, Han segera berdiri di hadapannya. Tampaknya sang ayang nya itu tidak sanggup untuk makan malam dalam keadaan emosi seperti ini.

"Aku mau pulang." Putusnya sembari pergi dari hadapan nya Lino.

Tentu saja Lino tidak membiarkan pergi! Han belum makan apa apa sejak tadi. Apalagi di luar sedang hujan! Lino tidak mau Han sakit.

"Han, kakak minta maaf. Kakak menyesal sudah membuat Han menunggu lama hingga lumutan tadi. Maaf, maaf baby.." Han yang masih emosi itu terus saja mendorong Lino yang masih memeluknya dengan erat.

Rasanya seperti Han tidak ingin bersama Lino untuk saat ini!

"Aku pikir hyunjin sangat menyebalkan. Ternyata kakak lebih menyebalkan. Apa kau bertemu dengan seseorang yang lebih baik daripada aku hingga akhirnya kau melupakan ku tadi?!"

Mata tupai itu semakin menuntut jawaban dari sang kucing. Mata yang berkaca-kaca itu membuat hati sang kucing semakin terluka. Tidak dia sangka, hal sepele dapat membuat hubungan nya gonjang-ganjing seperti ini.

"Tidak, itu tidak benar. Hanya Han yang terbaik di mata kakak. J-jangan menangis Han." Semakin dilarang, semakin dilakukan. Itu lah bentuk Han yang sesungguhnya.

Jika kata Lino jangan menangis, Han akan menangis agar Lino tau bahwa Lino sangat salah!!

"Kak Lino jahat!!" Teriaknya yang benar benar mengamuk itu, beruntungnya kucing kucing nya Lino sudah tertidur saat ini. Sehingga Han tidak akan menjadikan kucing kucing itu sebagai bantal guling nya.

Karena bisa Lino pastikan bahwa Han tidak akan mau tidur bersama nya.

Tap tap tap

Ctak

Hujan terus saja turun dengan deras di luar sana, menatap air hujan begini saja sudah membuat Seungmin sedikit merasakan hawa dinginnya. Apalagi jika Seungmin memang berada di bawah air hujan itu?

Bisa bisa Seungmin demam yang ada.

Dengan satu gelas susu hangat, Seungmin menikmati pemandangan alam yang kini basah karena hujan dari jendela besar dan mahal nya itu. Kenapa rasanya kalau melihat keadaan yang seperti ini, Seungmin malah kembali mengingat masa lalu?

Perasaan penyesalan dan juga menyedihkan kembali Seungmin rasakan. Semuanya bagaikan kaset lama yang kembali memperlihatkan semua kejadian yang terjadi begitu cepat tanpa bisa dicegah.

"Jika seandainya waktu itu tidak hujan... Apakah semuanya akan baik-baik saja? Apakah ayah masih bisa bersama ku?" Gumam nya tanpa menyadari bahwa Hyunjin memperhatikannya dari kejauhan.

Entah apa yang Hyunjin pikirkan, tiba-tiba saja lelaki itu memeluknya dari belakang hingga membuat Seungmin sedikit terkejut.

Mata yang tadinya berkaca-kaca, kini melirik ke arah tangan Hyunjin yang melingkar di pinggang nya yang ramping.

"Kenapa berdiri di depan jendela begini? Sudah di obati lagi tangannya?" Tanya Hyunjin yang masih betah memeluknya secara tiba-tiba. Seungmin yang gugup itu segera menghabiskan susu nya yang bahkan tidak ia rasakan lagi panas atau tidaknya di lidah nya.

My Father || HyunSeungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang