23

56 7 0
                                    

Kucing, kucing apa yang paling Han sukai? Ya, jawabannya adalah Lino si kucing! Apa lagi kucing itu kini membelikannya es krim!

Duh, makin cinta Han pokoknya!

Sore sore begini nongkrong di cafe memang enak sih, apa lagi bareng orang yang di cinta. Tidak ada hal lain lagi yang Lino pikirkan selain sosok yang berhasil merebut perhatian nya selama ini.

Senyum nya, suara nya, bahkan tawa nya pun merupakan suatu nada yang paling indah yang Lino miliki di dunia ini.

Se-spesial itu Han bagi dirinya.

Merasa bahwa Lino sejak tadi hanya tersenyum memandangi nya, membuat Han pun kini menepuk bahu nya secara perlahan.

"Kak? Kak linoooo?" Langsung saja Lino kembali ke realita nya. Tangan nya juga kini sudah kembali menggenggam tangan Han.

"Ada apa, baby? Mau es lagi?" Han pun menggelengkan kepalanya lalu kembali memakan es krim nya.

"Nanti kita makan malam di restoran ya? Aku ingin lobster yang besar." Ah, mudah itu. Lino kira Han menginginkan hal lain.

Kalo cuma gitu doang, duit nya Lino akan mengabulkannya lah.

"Ya, tentu saja. Ah, iya mengenai data yang ingin Han dapatkan mengenai hyunjin. Sebenarnya sudah ada sejak tadi siang. Bagaimana? Han mau melihat nya? Kakak belum memeriksa nya tadi." Han kini menggelengkan kepalanya. Dia lebih memilih untuk melihat ke luar melalui jendela.

"Nanti saja kak. Aku sedang ingin memikirkan kakak saja sekarang. Urusan Hyunjin nanti saja. Kalau dia menyebalkan lagi, baru aku akan melihat nya." Lino terkekeh karena Han mendadak berubah menjadi cemberut begini.

Pipi tupainya jadi semakin gembul akibat dia cemberut.

"Kok gitu? Emangnya hyunjin ngapain Han sampai Han begini? Mau kakak buang Hyunjin nya?"

"Enggak gituuuuu. Sejak Hyunjin ada ayah begitu, cinta dan perhatian nya bagi bagi gitu loh. Gak suka banget rasanya. Kek... Padahal kan Han duluan yang kenal dengan Hyunjin. Tau nya Hyunjin malah lebih berjuang di sana." Han kini kembali mengingat bagaimana bisa Hyunjin tidak mau bermain dengan mereka hanya karena ayah nya itu sedang membutuhkannya.

Ah, Han jadi jengkel. Padahal teman gantengnya itu kan biasanya selalu ada untuk mereka.

"Ah.. biarkan saja, yang penting untuk sekarang kan Hyunjin masih mau bersama kalian? Mungkin waktu itu lagi genting aja. Makanya Hyunjin gak mau berpihak ke Kelen dulu gitu." Han langsung menganggukkan kepalanya lalu memakan es krimnya dengan brutal.

"Ya! Maka dari itu, kapan kapan akan aku temui sosok ayah yang kadang dia puji puji itu!"

JDUARRRRR

Tes!

"Eh, kak Chan!! Mundur dikit!! Jangan Deket situ!" Teriak Jeongin yang kini menarik lengan bangchan untuk menjauh dari ujung atap restoran.

Ya, beruntungnya mereka sudah tiba di restoran yang memang sudah menjadi tujuan utama Jeongin tadi! Kalau tidak? Wah, mereka bisa terjebak macet di tengah-tengah hujan begini.

Tapi, kenapa Jeongin segera menarik lengannya bangchan? Ya, Jeongin tidak mau bangchan terkena percikan air hujan di luar. Makanya mereka langsung masuk ke restoran nya dan segera memesan pasta dengan beberapa potong daging sapi bakar yang terlihat lezat itu.

"Besok kak Chan sibuk?" Bangchan yang sedang mengambil tissue itu pun menggelengkan kepalanya.

"Besok ada kelas tapi tidak ada jadwal praktek maupun berkunjung ke rumah sakit. Paling kakak akan ke perusahaan sebentar lalu nongkrong di universitas seperti biasanya." Jeongin pun menganggukkan kepalanya lalu menerima tissue dari Bangchan.

My Father || HyunSeungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang