50

29 5 0
                                    

"tetap tidak ada jawaban. Mungkin hp Hyunjin lagi di charger." Bangchan yang sudah mencoba berkali-kali pun akhirnya menyerah juga. Hari sudah semakin gelap. Lino pun tak kunjung pulang dan malah membuntang di rumah mereka.

Agak gak tega juga melihat Lino jadi lesu begini, tapi ini juga salah dia sendiri.

"Bagaimana kalau.. kak Lino istirahat dulu dan biarkan Han menghindar untuk sementara waktu. Dia butuh pemulihan dan introspeksi diri. Walau di universitas pun, jangan temui dia terlebih dahulu. Kakak sayang sama Han kan? Ya, tolong beri dia waktu. Han sudah besar, dia bisa menjaga dirinya sendiri walau kita tidak tau dia ada dimana sekarang. Kakak juga harus menstabilkan pemikiran dan perasaan agar kakak bisa menjadi versi yang lebih baik lagi nanti."

Lino pun hanya bisa pasrah. Rasanya mau sekedar untuk bernafas pun, tidak ada gairah nya.

Han nya kini menjauh dari nya.

Tatapan mata nya juga semakin redup. Karena bangchan tidak tega melihat sahabatnya seperti itu, maka bangchan putuskan untuk membiarkan Lino menginap di sini.

Ada ayam goreng, sosis goreng, bahkan ada roti goreng juga. Semua lengkap!! Ini Seungmin beneran kek bapak bapak kalau di lihat lihat! Pantes dia mau jadi seorang ayah! Dari cara dia memperlakukan Seseorang pun kelihatan bet berbeda nya!

Piring Han sangat penuh. Air mineral pun di sediakan begitu saja dihadapannya tanpa sepatah kata.

Walau akhirnya Seungmin malah mengabaikan hyunjin tanpa alasan. Mungkin masih cemburu? Entah lah.

"Habiskan!!" Kata nya sih habiskan, tapi Seungmin pun makan nya sedikit banget dan malah memilih untuk membawa satu gelas susu hangat di tangan nya.

Tentu Hyunjin langsung menghadang nya begitu saja.

"Kenapa makan nya sedikit sekali? Seungmin nanti sakit kalau begini. Ayo, kita makan malam bersama." Seungmin pun menggelengkan kepalanya lalu menjauhi Hyunjin.

"Ayah mu ini sibuk!! Pekerjaannya menumpuk! Aku akan berdiam diri di dalam kamar ku sembari mengerjakan pekerjaan ku. Jika sudah selesai makan, letakkan saja piring dan gelas nya di sana, nanti aku akan mencucinya. Bye rakyat!" Setelah mengatakan itu semua, Seungmin pun pergi begitu saja meninggalkan Hyunjin bersama Han di meja makan.

Han yang menyaksikan itu merasa sedikit tidak enak hati. Dia pun mendekati Hyunjin yang masih menatap kepergiannya Seungmin ke lantai dua.

"Dia tidak biasanya seperti ini kan? Apa.. aku sangat mengganggu kalian di sini?" Tanya Han yang membuat Hyunjin langsung menggelengkan kepalanya.

Han sudah cukup terluka, hyunjin tidak mau Han sedih lagi. Itu sebabnya hyunjin langsung memeluknya dengan erat.

"Han, jangan berpikir seperti itu ya? Ayah ku memang begitu orang nya. Dia sangat sibuk dan selalu berkutat dengan pekerjaannya di dalam kamar. Bagaimana kalau Han makan saja sekarang bersama Hyunjin? Kita akan berbincang-bincang tentang kebun Binatang. Han mau kan?" Han menganggukkan kepalanya lalu kembali duduk dan makan malam bersama Hyunjin tanpa menyadari ada Seungmin yang berhasil mengintai dari arah tangga.

Melihat Hyunjin yang berhasil membuat Han tertawa membuat Seungmin sedikit lega. Dirinya memang sangat tidak suka dengan kehadirannya Han. Apalagi Han pernah menyerangnya beberapa jam yang lalu.

Tapi, melihat kondisi Han membuat Seungmin berpikir dua kali. Apalagi saat di rumah sakit sebelum nya, Seungmin yang sebenarnya sudah sadar itu mendengar semuanya.

Untung Seungmin menutup matanya agar dapat mendengar semua perbincangan para manusia itu.

Ketika Felix meyakinkan dirinya tadi pun membuat Seungmin semakin tersentuh hati nya untuk membantu Han. Ya walaupun Felix suka jadi Mak tiri Cinderella, bukan berarti dia gak peduli.

My Father || HyunSeungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang