13

80 14 4
                                    

Han dan Jeongin berakhir keliling mall doang tanpa seru seruan di wajah mereka. Ya, sepi banget kalo gak ada hyunjin. Biasanya kambing satu itu lah yang suka meramaikan suasana walau ujungnya suka minta traktir juga.

Tapi, ya masih mending lah ya? Dari pada kek gini nih, sepi gitu gak keren bet rasanya.

"Yen, kan apa gw bilang. Tanpa dower, gak seru nih jalan jalan nya. Gak asik banget njir dia gak Dateng main sama kita. Minimal nelpon lahhhhhhhhhh!!"

Han akhirnya duduk lah di pinggir parkiran mobil ini. Kesel bet dia tuh. Sepi gitu karena bestie nya kurang satu. Mana yang hilang juga, si paling Julid lagi.

"Mungkin dia lagi pengen sama ayah baru nya itu. Makanya begini." Jeongin pun mencoba untuk membuat Han menerima keadaan walau nyata nya tupai terbang itu malah semakin ingin mengamuk.

"Yah ayah nya harusnya tahu lah kalo kita ini juga butuh hyunjin. Gak cuma dia doang. Kek egois anjir. Gak bisa gw diginiin." Kan? Han bener bener ngambek ini. Jeongin bingung gimana caranya dia bisa bujuk nih tupai.

Biasanya hyunjin nih yang ahli bujuk bujuk mereka walau 1 menit doang. Sisa nya ya Julid lagi.

"Mungkin ayah nya hyunjin tuh kek ibarat baru Nemu gitu orang modelan hyunjin. Udah kita ikhlaskan dulu aja khusus hari ini. Besok besok nya baru dehh kita larang."

Ide Jeongin bagus bener sampe bikin Han senyum lagi. Kambing emang.

"Lah iya? Kok gw gak kepikiran? Awokawokawok!!"

Akhirnya Han balik seneng lagi. Agak lega juga Jeongin jadi nya. Coba kalo kek tadi? Wah, bisa meledak ini area parkir.

Tapi, itu tak berselang lama karena mata nya Han menangkap dua objek baru.

"Yen Yen! Itu kan pak Ten dan pak Tae!!" Tunjuk nya dengan heboh ke arah dua orang yang sedang makan es krim di bawah pohon.

Karena Jeongin ini sama penasarannya seperti hyunjin, akhirnya Jeongin segera memfokuskan kedua mata rubah nya pada objek yang di tunjuk tunjuk oleh Han bagaikan seorang maling.

"Lah iya? Tumben amat kedua beliau ini ada di sini?" Jeongin kini terheran-heran melihat kedua orang yang sejak tadi merasa merinding secara tiba-tiba.

Entah mengapa Taeyong merasa seperti ada yang menatap mereka dengan tatapan CCTV dari kejauhan. Oleh karena Taeyong ini mudah sekali untuk menjadi orang yang positif vibes, akhirnya Taeyong pun memilih untuk mengabaikannya.

"Ten, bagaimana? Udah dapat kabar dari Hyunjin?" Tanya nya pada Ten yang terlihat seperti orang yang tidak bersemangat.

Tentu saja! Sejak Hyunjin tidak lagi tinggal di panti miliknya, rasanya hidup Ten sangat lah hampa. Hyunjin yang selalu membuat onar itu membuat Ten merasa bahwa dirinya selama ini terhibur karena kehadirannya.

Namun, kini hyunjin kan sudah ada kebahagiaan tersendiri? Entah mengapa rasanya Ten sedikit tidak ikhlas dengan kebahagiaan yang didapatkan oleh Hyunjin. Itu karena Hyunjin sama sekali tidak memberinya kabar ataupun sekedar berkunjung!

Menyebalkan sekali.

"Dia tidak mengirimkan pesan pada ku. Dia juga tidak pernah mengunjungi ku. Aku tidak tahu apa alasannya. Apakah karena kami tidak ada sangkut pautnya lagi atau memang lelaki muda itu tidak mengizinkannya untuk menghubungi ku. Intinya aku tidak tahu apa apa lagi tentang anak nakal itu. Kau tahu? Aku merindukan nya."

Benar. Ini lah alasan Taeyong mengajak sahabatnya untuk jalan-jalan. Karena dia tahu bahwa Ten masih belum terbiasa dengan ketidakhadiran nya hyunjin.

Taeyong kini menepuk bahu sahabatnya dengan perlahan.

My Father || HyunSeungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang