Dengan perasaan yang bercampur aduk, Felix menangis dan menunggu kedatangan Changbin ke kelas nya. Walau akhirnya Changbin pun segera berlarian ke kelas nya, Felix tetap tidak bisa menghilangkan rasa ketakutannya.
Seungmin tergeletak di lantai dalam keadaan tidak sadarkan diri, di kepala nya ada darah yang mengalir dan bau nya yang menyebar kemana-mana.
Entah apa yang terjadi, yang pasti Changbin akan membawa Seungmin terlebih dahulu dan Felix yang akan membereskan semua barang-barang nya.
"Lix, kau bawa mobil nya Seungmin ke rumah terlebih dahulu. Aku akan pergi ke rumah sakit." Felix menggelengkan kepalanya setelah membereskan semuanya.
"E-enggak mauuuuuuuuu!! Aku mau ikuuutttt!!" Changbin pun menghela nafasnya dengan kasar lalu menatap Felix dengan tatapan tajam nya.
"Lix!! Kita harus selamatkan Seungmin dulu!!! Kau pergi ke rumah nya Seungmin dengan mobil nya dan bawakan baju juga untuknya! Aku akan pergi ke rumah sakit sekarang! Kau mengerti?!" Changbin langsung pergi begitu saja tanpa harus mendengarkan Felix yang kembali ingin ikut bersamanya itu.
Apapun yang terjadi, Seungmin harus di bawa ke rumah sakit sekarang.
Tap tap tap
Berjalan sendirian di kawasan universitas saat sore hari memang sedikit menenangkan hati sih, tapi tidak dengan rasa bingung.
Melihat ada Jeongin yang kini berjalan sendirian dengan kebingungan, membuat Hyunjin langsung pergi menghampirinya.
"Yen, tumben sendirian? Mana Han?" Tanya nya pada Jeongin yang akhirnya ada bestie itu.
"Aku tidak tau. Tadi katanya mau ke toilet. Tapi, gak balik balik lagi. Hyunjin juga, kenapa belum pulang?" Tanya nya pada Hyunjin. Ya, sejak Hyunjin dan Han tidak se-dekat dulu lagi. Akhirnya Jeongin menjadi penengah.
Walau hyunjin sekelas dengan Han, hyunjin tidak tau tentang Han dan begitu juga sebaliknya. Semua melalui perantara yaitu Jeongin. Dan ini lah jadinya mereka sekarang.
"Ah, itu.. sebenarnya aku pun sedang dalam perjalanan ke parkiran di fakultas teknik. Tadi pergi bersama ayah ku, jadi aku akan pulang bersama nya. Ku rasa dia akan pulang sekarang. Kebetulan aku juga sudah menyelesaikan semua tugas Nya. Ayen pulang bareng kak Chan kan?" Jeongin pun mengangguk-anggukkan kepalanya lalu berjalan bersama Hyunjin.
"Hyunjin, mau sampai kapan kau menjauhi Han? Tanpa kalian berdua, hidup ku rasanya hampa. Tolong berbaikan lagi, bukan kah kita sahabat? Sedikit kesalahpahaman atau pun kesalahan itu bisa diperbaiki, Hyunjin. Aku tidak mau.. kita bertiga jadi seperti ini selamanya." Jeongin akhirnya mengungkapkan semua yang menjadi beban di hati nya selama ini.
Sedangkan Hyunjin sendiri memilih untuk diam mendengarkan nya. Dia sangat tau bagaimana perasaannya Jeongin, tapi dia juga tidak mau Han ikut terkena imbas nya jika mereka lebih dekat lagi.
Terutama Hyunjin belum ada kekasih seperti mereka, itu hanya akan menambah masalah baru walau terdengar sepele.
"Aku juga tidak mau, Ayen. Tapi, aku lebih tidak mau melihat Han gagal menikah dengan kekasih yang dia cintai karena diri ku. Aku juga menjauhinya demi cinta mereka tetap bersemi. Aku akan di cap perusak jika semakin dekat tanpa menghiraukan perbedaan kita. Aku akan kembali jika aku sudah memiliki kekasih sendiri. Dengan begitu tetap akan ada jarak bagi diri ku maupun Han."
Sudah Jeongin duga perkataan Hyunjin pasti mampu membuatnya kehabisan kata-kata.
Bahkan ketika mereka telah tiba pada tujuannya Jeongin, yaitu tempat bangchan nongkrong pun. Jeongin tetap ingin mengatakan apa yang dia pikirkan selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Father || HyunSeung
Teen FictionKatanya bumi ini sangat sempit. tapi, bagaimana kalau penyebab nya adalah Sebuah Takdir? seperti seseorang yang mencari cara untuk menepati janji nya dan akhirnya bertemu dengan seseorang yang ternyata berkaitan dengan dirinya? warning : bxb. jika t...