17

56 3 0
                                    

Kini Jeongin semakin bingung lagi karena Hyunjin malah tersenyum dan menggelengkan kepalanya sendiri.

"Hyunjin, gw pulang duluan yak. Lu jangan terlalu banyak senyum gak jelas gitu. Ntar di kira habis menang lotre." Jeongin yang sudah bersiap-siap untuk pulang itu pun menepuk bahu Hyunjin dengan perlahan.

"Lu hati hati, yen." Sudah Jeongin duga, hyunjin gak fokus sekarang. Buktinya dia gak misuh misuh pas di sindir gitu oleh Jeongin.

Ya udah lah, Jeongin pulang aja sambil lambaikan tangan nya meninggalkan Hyunjin sendirian.

Drrrtttt drrrtttt drrrtttttttt

Tut...

"Kak abiinn!! Gak di angkat juga!" Changbin yang sudah pusing itu menghela nafasnya secara perlahan lalu memeluk sosok mungil itu dengan erat.

"Mungkin, umin nya sudah tidur. Besok ajak lah dia berbicara dengan perlahan-lahan. Umin pasti mau kok baikan dengan Felix lagi. Sekarang, Felix tidur aja dulu."

Ya, sejak tadi Felix mencoba untuk menghubungi Seungmin lewat hp nya dan hp Changbin. Tapi, semuanya di abaikan oleh Seungmin.

Entah apa yang membuat Felix begini, tapi yang pasti. Felix menganggap Seungmin adalah hal yang paling berharga. Itu sebabnya dia sangat ketakutan sekarang.

"Bagaimana kalau nanti ternyata Seungmin tidak mau berbicara dengan Felix? Bagaimana kalau nanti seungmin mau nya musuhan selamanya? Felix tidak mau hidup jika tidak sahabatan dengan Seungmin." Duh, kasihan juga Changbin melihat kekasih mungil nya yang kini menangis sesenggukan.

Changbin harus bagaimana? Felix tidak bisa ditenangkan jika tidak ada bukti nya!!

Kek... persahabatan mereka baik baik saja. Tapi, ya buktinya Seungmin mau ngomong dengan Felix gitu loh.

Kalo gak, ya bakal gini aja terus Felix nya!!

"Lix, percaya sama kakak. Umin nya sedang tidur sekarang. Mending Felix tidur juga sekarang dan besok langsung serbu Seungmin nya! Oke? Seungmin juga pasti sedang habis tenaganya untuk hari ini. Makanya, besok saja coba lagi."

Walau mata Felix memancarkan cahaya keraguan, tapi perkataan Changbin ada benarnya. Tidak ada guna nya jika memaksa sekarang. Lebih baik besok saja sekalian.

Dengan perlahan-lahan Felix pun menganggukkan kepalanya lalu memberikan hp itu ke Changbin yang kini lega akhirnya bisa istirahat.

Tap tap tap

Ceklek

Ctak

Jrenggg!!

Hyunjin yang baru saja tiba di rumah itu sedikit terkejut melihat Seungmin ada di lantai sembari memainkan lengan baju tidurnya.

Dengan baju tidur nya yang lucu dan sedikit kebesaran itu, Seungmin tampak tenggelam. Hal itu membuatnya terlihat seperti kemasan SASET.

"Hei, kenapa duduk di lantai begini?" Hyunjin pun mendekati Seungmin yang terduduk di lantai itu. Bahkan dirinya juga tidak mengerti, mengapa Seungmin malah duduk di lantai dalam keadaan ruangan yang gelap gulita seperti tadi.

Tapi, tampaknya mata yang sedikit mengantuk itu pun mengatakan semua effort yang dilakukan oleh Seungmin malam ini.

"Kenapa tidak menghubungi ku kalau kau pulang malam hari ini? Aku adalah ayah mu, tapi kau tidak memberi kabar pada ku. Apa kau sudah makan?"

Hyunjin kini duduk di hadapannya Seungmin, dengan perlahan dia menganggukkan kepalanya.

"Iya.. maaf, aku sudah makan." Hyunjin merasa sedikit tidak enak dengan Seungmin yang menunggu nya seperti ini. Apa lagi, bisa hyunjin lihat bagaimana Seungmin menghela nafasnya perlahan.

My Father || HyunSeungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang