55

23 4 0
                                    

Bahagia? Iya. Senang? Iya. Jeongin merasakan itu semua sampai tertawa lepas bersama dua curut kesayangannya.

Rasanya sudah lama sekali mereka tidak seperti ini. Jeongin sangat rindu!!! Bahkan Jeongin tidak bisa melepaskan genggamannya pada Han dan Hyunjin.

Jeongin sangat menikmati nuansa yang seperti ini.

"Jadi, bagaimana rasanya menginap di rumah baru nya Hyunjin? Menyenangkan kah?" Han mengendikkan bahu nya lalu mengunyah es krim yang baru saja mereka beli.

"Entah lah. Rasanya sangat aneh. Gw senang di sana, tapi terkadang gak juga. Ayah nya Hyunjin sangat menyebalkan. Dia sangat posesif! Dia terkadang baik, terkadang langsung berubah seperti bunglon. Padahal dia cukup... Lebih baik jika tidak seperti itu."

Seperti biasa, Han gengsian mengakui bahwa Seungmin cukup lucu. Ya, namanya juga rival ye kan? Mana mau Han mengakui nya begitu saja.

"Bagus lah kalau begitu. Bagaimana dengan kak Lino?" Han menggelengkan kepalanya lalu memberikan kotak susu nya yang sudah kosong ke Hyunjin agar bisa di buang ke kotak sampah yang berada di dekat Hyunjin.

"Aku.. belum siap. Mungkin untuk sementara aku akan berada di rumah si mong mong itu dulu. Walau dia sangat menyebalkan, tapi setidaknya aku aman di sana." Jeongin pun segera memeluk sahabatnya dengan erat. Dia sangat paham dengan apa yang Han rasakan.

"Selagi di rumah anak itu bisa membuat mu aman, aku merasa tenang. Han boleh ke tempat ku jika mau." Han ikut memeluk Jeongin, ya Jeongin benar..

Walau Seungmin begitu, tak sedikit pun membuat nya merasa was was. Gak tau kalo dia badmood gitu. Setidaknya untuk saat ini, Han aman lah.

Lagi pula dia bareng Hyunjin juga.

"Yen, ayo tinggal di sana juga biar hidup lu lebih menantang." Kata Han dengan wajah menantangnya, sedangkan Jeongin langsung mendorong Han dan ingin sekali menerjangnya langsung.

"Gak duluuuuuu bestieeee. Dia ganas kalo sama gw karena gw gak sengaja menabraknya waktu itu. Mana dia ternyata ingat banget lagi sama gw." Mendengar hal itu, Hyunjin pun terkejut dan langsung menepuk bahu Jeongin dengan kuat.

Plakk!!

"Oh, jadi lu yang bikin baby puppy itu terluka?! Wah kejam lu, yen!! Kasihan anjir!! Tangan nya mungil gitu malah di kasih luka! Lu gimana sih?! Kok bisa menabrak nya begitu?!! Yen, mentang tubuh lu lebih gede dari dia, lu seenaknya tabrak dia kek truk."

Han langsung menggelengkan kepalanya. Tak dia sangka, sahabatnya itu pernah menabrak puppy kecil kek Seungmin.

Sedangkan Jeongin yang merasa sudah di tendang sana sini oleh kejulidan mata kedua bestie nya pun langsung teriak.

"HEH! GAK GITUUUUU CERITA NYA!! JANGAN LANGSUNG NGIRA GW KEK GITUUUUU ANJIRRR!!" Namun, mau sekeras apapun Jeongin teriak, kedua bestie nya tetap tampak tak mudah percaya.

Kambing lah.

Pukul 11 malam

Bentar...

Kenapa rasanya waktu cepat berlalu seperti ini? Dan mana si mong mong nya? Kok belum pulang juga? Hyunjin khawatir ini!!

Han juga ikutan bergadang ini karena gak enak meninggalkan Hyunjin menunggu sendirian. Untung nya tadi Han sempat mengajak makan mie instan terlebih dahulu, jadi aman saja kalau Hyunjin mau menunggu seperti ini.

Tapi, kan? Tetap aja.. Hyunjin juga berakhir memikirkan mong mong itu.

"Apa dia biasanya seperti ini?" Tanya Han yang kini duduk di sebelah hyunjin. Hyunjin pun menganggukkan kepalanya lalu terus saja memperhatikan pintu utama itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Father || HyunSeungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang