Prolog

182 25 1
                                    

Pengen tetap jadi cewek biasa, atau jadi cewek gaul?

Kalau dilihat-lihat, sih, jadi cewek gaul itu kayaknya seru banget. Punya banyak teman, nongkrong sana-sini, pamer pacar di insta-story. Bikin iri nggak, sih? Siapa coba yang nggak iri?

Kemarin teman sekelasku ada yang nge-post. Namanya Amel, followers-nya sudah hampir sepuluh ribu. Anaknya cantik, berambut panjang, pipi tirus, lubang hidungnya bersih tanpa upil. Perfect bangetlah pokoknya. Dia nge-post foto bayangan tangannya doang, tapi yang nge-like sama komen sampai ribuan. Gila nggak, sih? Ada yang muji Amel cantiklah, Amel agak kurusanlah, Amel inilah, itulah, Amel sama siapa, di mana, sudah makan apa belum, skincare-nya merk apa. Macam-macam.

Sementara itu, bulan lalu ada sepupu jauhku yang ngadain acara nikahan. Aku yang disuruh jadi pengiring pengantin sempat dirias sama perias profesional. Pagi-pagi dibawa ke salon, ditaburi bedak, eye-liner dan segala macamnya. Rambut dimodel rapi, pakai kebaya bagus. Eh, waktu aku post di IG, cuma dapat dua puluh like doang. Itu pun separuhnya keluargaku sendiri yang ngasih like.

Sumpah, nggak adil banget, kan?

Bayangin aja, fotoku pas jadi pengiring pengantin, yang butuh proses dan persiapan seharian, kalah sama foto bayangan tangannya si Amel. Kan nggak masuk akal.

Ya, memang jumlah followers-ku nggak sebanyak followers-nya Amel, tapi kan tetap aja....

Kalau masalah cantik sih, nggak beda banget ya harusnya. Aku sama Amel sama-sama orang Indonesia, bukan blasteran. Warna kulit kami sama, senyum juga melengkung gitu-gitu aja. Mata? Ya, sama. Yang beda palingan cuma struktur wajah, gaya rambut, sama tinggi berat badan doang. Itu pun juga nggak beda-beda amat kayaknya.

Aku cantik, kok.

Papa sama Mama juga bilang kalau aku itu cantik.

Terus, apa bedanya aku sama Amel?

Kalau kata Dira sih, ada tiga syarat penting biar bisa jadi populer.

"Syarat pertama, kamu harus tolol."

Kata 'tolol' kayaknya terlalu kasar. Mungkin bisa diganti sama 'bodoh' atau 'kentang'. Tapi, ya, intinya sama aja. Toh, omongan Dira itu kalau dipikir-pikir emang ada benarnya. Dari sekian banyak murid populer di sekolah, sebagian besarnya itu emang nggak terlalu pintar. Amel, contohnya.

Amel nggak bodoh, tapi juga nggak pintar-pintar banget. Dia masih paham satu tambah satu itu sama dengan dua. Tapi, pas sudah masuk trigonometri, jangan ditanya berapa nilai cewek itu. Nilainya naik turun, tergantung dari siapa dia dapat contekan. Kalau bisa nyontek dari Dira, nilainya si Amel kemungkinan besar bakal bagus. Kalau nyontek yang lain, siap-siap remidi aja pas hasilnya sudah keluar.

Gimana nggak remidi, coba? Kerjaannya si Amel di kelas itu cuma ngerumpi doang bareng teman-teman satu circle-nya. Ngobrolin masalah make up, barang bagus yang lagi diskon di mall, film, drakor yang rame di Netflix, cowok ganteng, makanan viral. Gitu aja terus sampai pulang sekolah. Jarang fokus ke pelajaran. Nggak heran kalau dia jadi kentang.

Emang sih ada beberapa murid pintar yang sama populernya kayak Amel, tapi... aku nggak mau bicarain mereka.

"Syarat kedua biar bisa populer: Nggak tahu malu."

Apa itu malu?

Aku sebenarnya bisa jadiin diriku sendiri sebagai contoh, tapi sayangnya aku terlalu malu mengumbar aib pribadi. Makanya Amel aja yang jadi contoh.

Sebagai cewek yang populer, Amel sering banget posting video joget-joget di sosmed-nya. Mulai dari goyang jempol, goyang pinggul, sampai goyang mata kaki. Tempat dia merekam videonya itu pun macam-macam. Yang paling parah itu yang di taman. Aku masih ingat banget. Minggu pagi pas lagi CFD, banyak anak-anak gaul yang nongkrong di taman, termasuk si Amel sama teman-teman satu circle-nya itu. Aku nggak tahu apa aja yang mereka lakuin, tapi ada satu video yang Amel posting di IG-nya. Mereka kayak joget gitu di pinggir jalan. Kalian paham, kan? Ya, pokoknya gitu. Aku terlalu malu buat jelasin secara detail.

Aneh, ya. Padahal mereka yang ngelakuin, tapi kadang malah aku yang malu sendiri.

Ya, itu sih karena kamu aja yang terlalu pemalu, Ran.

Mungkin iya, mungkin nggak. Aku tahu kalau video joget-joget kayak gitu itu sudah jadi hal umum yang ada di internet. Yang Amel lakuin itu juga nggak salah. Tapi kan....

"Syarat ketiga: Punya duit."

Popularity ain't cheap, guys. Minimal punya HP yang kameranya bagus, kuota internet mahal biar bisa lancar nge-live, make up, sama outfit bagus, kalau bisa yang ori atau sekalian yang dari luar negeri. Makin banyak duit, makin banyak pamer, makin cepat populer. Persis kayak Amel.

Aku sebagai cewek yang hemat dan rajin menabung tentu saja nggak bisa ngelakuin hal kayak gitu. Sayang nggak sih kalau duitnya kalau cuma dibuat pamer doang?

Memang sih kalau pengen sesuatu itu harus punya modal dan harus ada yang dikorbankan, tapi kan....

Nggak.

No!

Aku nggak bisa.

Aku nggak mau ngorbanin akal pikiran dan rasa malu biar bisa jadi populer, apalagi sampai ngehabisin semua tabungan buat sekadar nongkrong-nongkrong di kafe dan mal. No, no, no, no, no!

Jadi populer? Temanan sama anak-anak gaul lainnya?

Ogah banget!

Siapa juga yang mau capek-capek kumpul ke mal atau taman tiap minggu? Panas-panas, keringatan? Beli minuman yang  harganya hampir seratus ribu? Ih, mending di rumah aja, kan? Nonton Doraemon sambil nyemil kripik kentang, atau main game, tidur. Bodo amatlah mau dikatain anti sosial kurang pergaulan. Bodo amat like sama followers Instagram.

Aku suka diriku sendiri yang begini-begini aja.

Aku nggak pengen jadi populer.

Apa enaknya coba jadi anak gaul kayak si Amel itu? Toh, mending jadi diri sendiri, kan? Kirana Veralia. Cuma murid SMA biasa. Suka es krim, suka film horor tapi takut sama kucing. Nggak populer, nggak apa-apa. Nggak masalah.

Ya, ya, ya, ya, ya.

Bentar....

Ada notifikasi yang masuk ke HP-ku.

Setelah sebulan posting di IG, akhirnya ada lagi yang nge-like foto cantikku pas lagi jadi pengiring pengantin. Totalnya ada 21 like sekarang. Keren banget, sumpah. Rekor like terbanyak untuk saat ini.

Bentar, bentar, bentar. Coba lihat akunnya Amel sebentar. Kayaknya dia juga habis nge-post foto baru, deh.

Tuh kan, benar.

Amel posting foto baru. Foto kuku jempolnya doang. Jumlah like-nya?

300 like, gila. Cepat banget! Padahal baru lima menit yang lalu dia nge-post.

Cewek gaul, sialan. Bikin iri doang!

Kapan sih, aku bisa jadi kayak dia?!

***

Popularishit [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang