✧17 | Keinginan Sang Juara✧

1.6K 180 341
                                    

Setelah satu Minggu penuh melaksanakan ekstrakurikuler, akhirnya hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Hari pembagian hadiah untuk sang juara.

Kelas E yang awalnya diremehkan oleh banyak orang, justru kini sedang tersenyum bangga. Mereka bahkan bersorak gembira merayakan kemenangan dengan lima piala yang diperoleh.

•Juara 2 lomba nyanyi antar band,

•Juara 2 lomba baca puisi,

•Juara 3 lomba basket,

•Juara 1 lomba tarik tambang, dan,

•Juara 1 lomba voli.

Ya, mereka menjadi juara satu pada lomba tarik tambang yang diselenggarakan kemarin, serta juara satu juga pada lomba voli yang finalnya sudah dari kemarin lusa.

Dafa melempar botol air mineral yang masih penuh kepada Arsel. Laki-laki itu tersenyum lebar seolah memuji Arsel atas permainan yang bagus selama di lapangan.

"Lo punya bakat, Sel! Tapi Lo gak niat buat ngasah bakat itu."

"Gue gak niat aja dapat juara satu," sombong Arsel yang mendapatkan tempeleng ringan dari Manalu.

"Sombong amat!" balas Laskar meniru salah satu meme yang banyak beredar di internet.

Saat semua kelas sedang asik-asiknya merayakan kemenangan. Suara microphone terdengar dari arah panggung. Weren, si ketua OSIS terlihat sudah berada di sana dengan senyum manis yang selalu dipancarkan pemuda itu.

"Setelah satu Minggu penuh merayakan kegiatan ekstrakulikuler ini dengan semangat, akhirnya kita telah sampai pada acara penutup. Saya selaku ketua OSIS mengucapkan terimakasih terkhususnya kepada teman-teman, dari kelas A sampai kelas E yang sudah merayakan event ini tanpa bosan. Dan, terimakasih juga kepada para panitia OSIS yang sudah bekerja dibalik panggung untuk membuat event ini lancar, tanpa kalian, tentu saja event sebesar ini tak akan bisa dibanggakan. Semoga kita bisa bertemu lagi di event selanjutnya, dan tentunya dengan versi yang lebih baik."

"Weren ganteng banget," puji Sakura dengan mata berbinar.

"Lo sebenarnya suka sama siapa sih, Pang? Perasaan tiap ada cogan Lo suka mulu." Laskar tak habis pikir dengan temannya itu. Sakura menang gadis yang sangat menyukai laki-laki tampan.

"Belum lama ini dia juga bilang Lo cakep," sambung Arsel yang membuat Laskar terbelalak.

"Serius Lo?"

"Iya. Waktu Lo nyanyi lagu pas lomba itu lho. Dia bilang gini--Ternyata dia cakep juga kalau lagi nyanyi--gitu!" jelas Arsel sembari meniru gaya Sakura saat berkata hal barusan.

"Ya itu pas dia nyanyi doang. Kalau gak nyanyi kayak begini malah biasa aja."

"Serius gue se cakep ini biasa aja di mata Lo?? Padahal banyak cewek yang ngantri." Laskar mendekati Sakura dan mengambil cermin yang gadis itu pegang. "Noh liat!! Ganteng banget gue cuy!" ujarnya melebih-lebihkan.

"Minimal mandi, anjrit!" protes Natalia yang sedari tadi diam. Dia memang suka marah-marah kalau Laskar sudah dalam mode narsis.

Sementara itu Laskar tersenyum jahil. Kedua alisnya ia naik turunkan, menggoda Natalia yang kesal karena dirinya. "Gue gak harus mandi udah ganteng, Nat!"

"Emang boleh se-merinding ini, Kar?" sarkas Genta pura-pura ngeri.

"Hehe, pulang lewat mana nanti, Gen?"

"Lewat jalan biasa aja gue mah."

"Jangan kaget kalau besok Lo udah gak bernyawa, ya!"

Genta mengangguk lagaknya orang alim. "Gapapa. Palingan gue langsung dapat tiket VIP ke surga."

MarSel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang