Sembari menunggu lomba voli dilaksanakan, penonton masih mendengar bacaan cerpen yang sedang dibacakan sang penulis di atas panggung.
Cerita yang sudah dibacakan bagus-bagus semua. Tema yang diambil beragam dan mengandung banyak pesan moral. Juri pun tampak kagum. Ya, walaupun untuk penilaian akan sangat lama setelah ini. Soalnya kalau lomba menulis, penempatan tanda baca, gaya tulisan, serta alurnya juga harus di nilai.
"Naya, lusa udah pembagian hadiah, ya?" tanya Bita sembari memakan snack-nya.
"Jadwalnya sih gitu. Semoga sesuai, biar panitia kayak kita bisa rehat." Kanaya menyeka keringat dari dahinya dengan saputangan. Cuaca hari ini cukup panas. Padahal masih tergolong pagi untuk matahari yang terik seperti ini.
"Lihat Weren sama Marka nggak?" tanya gadis itu kepada Bita. Sementara yang ditanya malah asik melahap snack yang belum habis.
"Eumm, tadi aku lihat Marka lagi ngobrol sama cewek kelas E. Terus kalau Weren sama Troya di ruang MPK. Gak tau lagi bahas apa."
"Cewek kelas E? Siapa?" tanya Kanaya kepo.
"Gak tau namanya. Tapi dia itu lumayan deket sama Arsel".
Kanaya terdiam sesaat. Kemudian Ia mengambil ponselnya dan menelepon Marka.
"Halo?" Balas cowok itu.
"Lo di mana, Ka? Kita dipanggil sama ketua MPK."
"Gue lagi di stand B. Oke, gue otw," jawab Marka di seberang sana.
Kanaya mematikan ponselnya. Ia kemudian menoleh ke stand B yang lumayan jauh dari tempat ia berdiri sekarang. Terlihat Marka sedang berpamitan kepada gadis kelas E di sana.
Mereka dekat???
"Ekhem, ada yang panas tapi bukan karena sengatan mentari," goda Bita
"Tapi bener 'kan kita dipanggil sama anak MPK," elak Kanaya terkesan malu.
"Ada Weren selaku ketos yang wakilin, dan juga Troya. Ngapain banyak-banyak ke sana. Yang ada diceramahin Eros."
Eros adalah ketua MPK Mutiara high school. Yah, seperti yang diketahui, persaingan antara MPK dan OSIS di seluruh SMA di Indonesia memang sangat ketat. Tak heran kenapa Eros juga secara terang-terangan menunjukkan ketidaksukaannya kepada Weren.
"Gue harus datang juga?" tanya Marka saat sampai di samping Kanaya dan Bita.
"Iya, kata si Eros begitu," bohong Kanaya.
"Tapi gue bukan anggota OSIS. Emang dia ada masalah apa sama gue?"
Bita menutup mulutnya ingin tertawa keras. "Iya tuh. Mungkin karena akhir-akhir ini Lo join jadi panitia. Tau sendirilah, Eros perfeksionis banget. Yang bukan anggota OSIS pasti gak bakal diizinin jadi panitia." Bita akhirnya juga ikut-ikutan berbohong.
Baiklah, demi Kanaya dia akan melakukannya. Lagian gadis ini terlalu serius. Pasti ia sangat cemburu melihat Marka dan gadis kelas E itu berdekatan.
"Btw, Marka. Cewek kelas E yang sama Lo dari tadi itu siapa?" tanya Bita antusias. Sekilas ia melirik Kanaya yang tampak kepo juga.
"Sakura," jawab Marka singkat.
"Lo deket?"
"Gak juga sih."
"Terus??? Soalnya kalian kelihatan kayak pasangan yang baru pacaran gitu," goda Bita yang membuat Marka langsung menggeleng.
"Enggak gitu kok. Tadi ada obrolan penting aja."
***
"Jepang!!!"
Sakura menoleh. Muka yang awalnya biasa saja kini menjadi masam saat melihat keberadaan Arsel dan Laskar di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MarSel [END]
Fiksi RemajaPertemuan 'tak terduga antara kedua remaja laki-laki itu membawa banyak perubahan dalam kehidupan mereka. Marka menolak fakta bahwa Arsel adalah kembarannya. Bertemu setelah 17 tahun harusnya membuat mereka terharu dan saling merangkul, tetapi tida...