Sudah tiga hari semenjak mereka mulai bertukar identitas. Semuanya berjalan lancar tanpa kendala sedikitpun. Arsel yang bahagia bersama anak-anak panti dengan kekeluargaan yang kental, serta Marka yang masih mencari bukti-bukti yang kemungkinan bersangkutan dengan kelahiran mereka berdua.
Namun, tidak semudah yang ia bayangkan. Marka merebahkan diri di atas King size milik Arsel sembari menghela napas panjang. Ia sudah mengobrak-abrik seluruh rak berisi berkas milik Panji, serta mencoba memeriksa seluruh ruangan di mansion Lomera.
Tidak ada kejanggalan. Semuanya tampak normal.
Namun, Marka tidak akan menyerah semudah itu. Waktunya untuk mencari bukti masih banyak. Selama itu juga, ia harus meminta bantuan kepada YoungTeam agar aksi yang ia lakukan berjalan sesuai rencana.
"Aden! Temen-temen aden di luar nungguin katanya."
Suara Bi Susi terdengar dari luar. Marka bergegas bangun dari tidurnya dan membuka pintu kamar.
"Bik, Arsel bakal pulang malam-malam, ya. Soalnya lagi ada urusan."
Bi Susi hanya mengangguk kecil. Sebenarnya beliau bingung kenapa tiba-tiba tuan mudanya memberi kabar. Toh biasa Arsel ini kalau pergi seenaknya, pulang juga seenaknya.
Setelah mengatakan hal barusan. Marka berjalan melewati Bi Susi yang sedang asik dengan pemikirannya. Laki-laki itu kemudian mengambil jaket hitam yang tadi ia letakkan diatas sofa. Tak lupa juga ia mengambil kunci motor milik Arsel.
Hari ini, Universe mengajak YoungTeam untuk taruhan. Mereka akan saling adu jotos di lapangan dekat gedung ke-2 Mutiara high school. Siapa yang menang akan mendapatkan apapun yang si pemenang mau.
"Gimana nih? Masa kita nyuruh Marka buat gantiin Arsel by one sama Arjuna?" tanya Laskar setengah khawatir.
"Gue bakal ke panti buat jemput Arsel. Kita bakal tukeran di sana."
"Jangan gila, Ka! Arsel justru gak boleh tau tentang ini. Kalau dia tau bakal ngamuk tu anak," sambung Natalia tak setuju dengan pendapat Marka.
Yang lain tampak diam sembari memikirkan cara yang bagus untuk melakukan taruhan Universe tanpa melibatkan Marka. Akan tetapi ... tidak ada cara yang memungkinkan.
"Kita bilang aja ke mereka buat nunda taruhan gak sih? Minggu depan pas Arsel balik aja gitu," ujar Genta kemudian.
Universe adalah geng motor terbesar di Indonesia saat ini. Jumlah anggota mereka bisa dibilang sudah ribuan. Mereka mempunyai cabang di seluruh Indonesia, sesuai dengan cabang toko serta kafe yang mereka bangun dengan nama yang sama, Universe.
Ya, geng motor ini bukanlah seperti geng kebanyakan. Mereka fokus berbisnis. Toko baju serta kafe dengan nama Universe sudah dikenal luas di Indonesia. Dan tentu saja, intinya ada di Jakarta dan salah satu anggota penting mereka adalah, Arjuna.
Mereka biasanya suka merekrut anggota baru. Caranya beragam, dan divisi utama yang dipimpin Arjuna bertugas main kekuatan. Seperti menertibkan geng motor meresahkan yang suka mengganggu masyarakat, contohnya YoungTeam saat ini.
"Geng kaum miskin kayak mereka sok suci semua. Apa salahnya sih balapan sama tawuran? 'Kan buat seru-seruan kita tuh." Itu suara Laskar. Semua anggota kini menatapnya penuh kekesalan.
Laskar memang suka tak tahu diri. Namun, anggota YoungTeam yang lain tidaklah begitu. Mereka cukup tahu bahwa kelakuan mereka selama ini adalah kesalahan besar. Akan tetapi begitulah. Mereka menolak untuk sadar.
"Berapa kali kalian tawuran dalam setahun?" tanya Marka membuat atensi mereka semua teralih.
"Eumm, gak banyak sih. 32 kali kan, Lu?" tanya Laskar ke Manalu yang sedang asik tertawa melihat konten komedi di handphone-nya.
Manalu mengangguk tanpa tahu apa yang sedang dibahas teman-temannya. Karena tidak mendengar suara lain selama beberapa detik, laki-laki itu menoleh sekilas, dan mendapatkan tatapan mematikan dari yang lain.
"Hehe, sorry. Tadi nanya apa, Kar?"
"Nat, lama-lama tunangan Lo ketularan penyakitnya si Arsel nih," ujar Genta berusaha sabar. Walaupun tidak bisa sih sebenarnya.
"Gajadi nikah gue sama dia, Gen. Tunangan doang kita mah."
***
Marka kelimpungan sendiri. Masalah bukti saja belum selesai, kini masalah baru muncul. Ia sebenarnya tidak terlalu tertarik dengan geng motor seperti YoungTeam atau bahkan Universe sekalipun. Toh, tak ada untung juga baginya.
Namun, karena ia sudah terlanjur ikut campur sebagai Arsel, hal ini tak dapat dihindari lagi.
"Jadi gimana, Sel? Kita bisa mulai sekarang, 'kan?"
Marka menatap laki-laki di depannya dengan tatapan tak niat. Orang itu diketahui bernama Danuar Arjuna, anggota inti Universe serta ketua divisi pertama. Arjuna terkenal dengan sebutan 'Jagoan Universe', mengingat ia begitu ahli dalam hal adu jotos dan sudah mengalahkan banyak preman selama ia bergabung.
"Ka, gapapa kok kalau nyerah. Kita-kita juga kagak berani kalau lawannya langsung si Juna, kecuali Arsel sih," bisik Genta mengingatkan.
"Ya mau gimana lagi. Gue udah terlanjur ikut campur dalam urusan geng kalian," jawab Marka pasrah.
Laki-laki itu cukup sadar diri kalau dia tak punya kekuatan fisik yang setara dengan Arjuna. Jadi, biarkan ia menggunakan otaknya kali ini.
"Kalau Lo pikir bisa lawan pakek otak, Lo salah besar, Ka. Arjuna gak bodoh kayak Arsel." Kini Lintang ikut bersuara, membuat Marka menoleh sekilas ke arahnya.
Skakmat. Apa ini waktunya untuk menyerah? Belum apa-apa Marka sudah ditemukan sama pemimpin geng motor terbesar di Indonesia. Apalagi mengingat orang di depannya itu tidak hanya unggul fisik, tetapi otaknya juga lumayan.
"Udahlah, Ka. Mending kita pulang aja. Bilang ke mereka kita kalau kita bakal balik lain kali." Natalia sudah tak tahan. Ia ingin pulang dan menenangkan jantungnya yang sedari tadi berdetak tak karuan. Bukan! Bukan karena jatuh cinta, tetapi karena ia sedang ketakutan sampai mau pipis saja rasanya.
"Gue telpon Arsel aja lah! Lama bener kalau begi--"
Tin!!!!!
Suara klakson mobil mewah, yang kini terlihat menuju ke arah mereka membuat semua mengalihkan atensinya. Entah itu dari pihak Arjuna yang jumlahnya setara dengan member YoungTeam itu kini juga ikutan terkejut.
"Bubar woi, bubar! Alay banget Lo pada!" teriakan tak asing itu mendarat di telinga Omar. Ia menatap sosok yang kini sedang berada di dalam mobil sembari mengendarainya dengan brutal.
"Lho, itu 'kan Sindi."
"Mahabarata, urusan Lo sama gue kemarin belum selesai! Jangan nyari musuh lain dong, gue mau Lo kemanain?" teriak gadis itu dari dalam mobil setelah berhenti tepat di depan Arjuna.
"Hari ini gue gak ada urusan sama Lo! Bisa jauh-jauh gak dari pandangan gue?" Aura Arjuna jadi terlihat semakin kelam saat Sindi datang. Marka jelas tahu itu saat melihat tatapan mata Arjuna yang tajam.
"Ogah! Gue masih gak terima soal kemarin!" Cewek itu keluar dari mobil, ia membersihkan beberapa debu yang menempel pada baju mewahnya itu sembari terus berjalan mendekati Arjuna.
"Woi, mumpung mereka lagi gak fokus ke kita. Mending kita kabur gak sih?"
Marka menatap Manalu serius. Dan sebelum akhirnya laki-laki itu mengangguk mantap. "Oke! Kita kabur aja!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MarSel [END]
Genç KurguPertemuan 'tak terduga antara kedua remaja laki-laki itu membawa banyak perubahan dalam kehidupan mereka. Marka menolak fakta bahwa Arsel adalah kembarannya. Bertemu setelah 17 tahun harusnya membuat mereka terharu dan saling merangkul, tetapi tida...