✧07 | Pertemuan Pertama✧

3.1K 234 156
                                    

"Woi, jelasin dulu dong! Kenapa gue di bawa ke sini coba?"

Tak ada respon dari Troya, membuat pemuda yang sedang berjalan di belakangnya itu bergumam kesal. Namun, walaupun tampak marah, Arsel masih saja mengikuti Troya karena penasaran.

"Woi, kenapa gue di bawa ke sini sih? Nggak punya mulut Lo buat jawab?" ulang Arsel dengan nada lebih tinggi.

Troya menoleh sekilas. Namun, tak juga kunjung memberi jawaban yang membuat Arsel lega. Justru laki-laki itu malah berlagak sok misterius.

"Ada banget lagi manusia aneh di world ini. Gue kira udah pada punah," sarkas Arsel kemudian.

Sebenarnya, kalau saja ia pergi sekarang dan lari ke tempat biasa, boleh-boleh saja sih. Secara Troya tidak mengikatnya atau apapun itu. Tapi ia cukup penasaran juga dengan apa yang akan Troya perlihatkan kepadanya. Jiwa-jiwa kepo-nya itu memang sulit terkontrol dari dulu.

"Marka!" Panggil Troya, dan mendapatkan respon dari dua manusia di sana. Arsel yang berada di belakang pun berusaha menoleh, namun, Troya tampak sengaja menahannya untuk tidak terlihat.

Saat tangan Troya terangkat seolah memberi kode untuk segera ke tempatnya, yang dipanggil pun langsung berlari ke arah Troya, yang tak begitu jauh dari tempat ia berdiri sekarang.

"Ada apa?" tanyanya.

"Itu, dia." Troya sedikit menyamping, membuat kehadiran Marka terlihat begitu jelas di mata Arsel yang kini terbelalak.

"Tunggu? Gue kok ada dua?" tanya Arsel kaget.

Marka mendadak kaku, ia seakan melihat dirinya sendiri. Sungguh mengejutkan, mengingat tak ada satupun perbedaan di antara mereka, kecuali gaya berpakaian.

"Lo siapa?" Arsel mendekat. Laki-laki itu mencoba menatap Marka dari atas sampai bawah. Gaya rapi, ala-ala anak kelas A sangat melekat pada cowok dengan almamater merah bata tersebut.

Marka menghela napas panjang, seraya berkata, "Gue Marka."

"Lo fans gue, ya?"

"Hah?" beo Marka tak paham. Pemuda itu melirik ke belakang, menatap Weren yang mengangkat kedua bahunya tak mengerti.

"Ya, Lo sampai oplas gitu biar mirip gue."

"Pftttttt." Suara tawa kecil dari Weren dan Troya terdengar. Marka menatap mereka dengan mata tajam. Membuat kedua insan itu terdiam seketika.

"Arsel!"

Belum sempat Marka membuka suara, sebuah panggilan mengalihkan pandangan mereka berempat. Sakura berlari kearah mereka, dan sedetik kemudian gadis itu berujar, "gila! Ini bukan mimpi kan ya?"

"Bukan agaknya ... Eh, tapi bisa jadi sih." Arsel tampak bingung. Ia kemudian menatap Marka semakin lekat. Ini mimpi apa bukan?

Plak!

Arsel kemudian menampar mukanya agak keras. Menimbulkan suara nyaring yang membuat Weren, Troya dan Marka membelalakkan matanya heran. Sementara Sakura biasa saja karena sudah terbiasa melihat tingkah Arsel yang aneh.

"Sialan! Sakit banget."

"Ini bukan mimpi kok. Gue tau Lo masih bingung sama keadaan ini, kita bisa cari tahu bareng-bareng nantinya." Akhirnya Marka memutuskan berbicara juga setelah cukup lama terdiam.

"Gimana caranya?" Arsel berdiri dengan kedua tangan ia masukkan ke dalam kantong celana. Iris mata itu menatap gerak-gerik Marka yang tampak tak nyaman.

"Masih belum jelas. Tapi kita bisa ngobrol nanti lagi. Perlombaan udah mau dimulai." Marka menarik Weren dan Troya menjauh dari tempat itu. Entah kenapa, tangan Marka sedikit berkeringat, juga jantungnya yang berpacu lebih cepat dari biasanya.

MarSel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang