Marka menatap lokasi itu dengan mata 'tak percaya. Jadi, markas inti dari geng terbesar di Indonesia tersebut ada di sini? Bekas lapangan serbaguna yang dulu sering digunakan untuk event besar-besaran. Seperti acara pernikahan, ataupun event lainnya.
Sebuah bangunan yang berdiri di tengah-tengah lapangan itu merupakan tempat anggota Universe berkumpul. Bangunan tiga lantai, dengan warna yang didominasi oleh warna biru tua dan abu-abu itu terlihat sangat rapi. Apalagi mereka juga merawat markas tersebut dengan bersih."Huft, kita sampe."
Sindi tersenyum miring. Wajah cantik itu terlihat sedikit lain di mata Marka. Entahlah, Sindi ini seperti bukan perempuan saja. Citra yang gadis itu perlihatkan di media sosial sungguh berbeda dari aslinya.
"Mata Lo agak sembab. Nangis, ya?"
Marka terdiam. Lho, ia kira sudah mendingan. Jadi Sindi tahu dari tadi? Akh, memalukan.
"Ya, gue gak ada urusan sih. Tapi lucu aja," ujar gadis itu sembari terkekeh.
Kini, mereka berdua sudah memasuki markas Universe. Puluhan anggota yang awalnya asik bercengkrama kini mengalihkan pandangan mereka menatap Sindi dan sosok yang mereka kenal sebagai Arsel.
"Mereka pada ngira Lo Arsel."
"Wajar."
Tatapan tajam seperti singa ingin menerkam mangsanya terlihat jelas dari mata mereka. Walau hanya diam, tetapi aura permusuhan begitu kuat. Namun, tidak membuat Marka takut. Toh, dia datang ke sini bukan untuk bertarung atau semacamnya.
Tujuh anggota yang baru saja keluar dari bangunan tiga lantai itu tampak sedikit terkejut melihat dua orang tak diundang datang. Apalagi saat melihat Marka yang mereka pikir adalah Arsel. Membuat Arjuna menaikkan sebelah alisnya.
"Arsel?"
Seseorang yang terlihat begitu dingin, mungkin ketua mereka kini menoleh ke arah Arjuna. Ia tampak malas saat melihat keberadaan Marka di depan mereka.
"YoungTeam?"
"Ketuanya," jawab Arjuna.
Orang itu kemudian menatap Sindi dan Marka bergantian. Ia sebenarnya sungguh malas jika mengahadapi tamu yang tak diundang ke markasnya.
"Ngapain ke sini? Mau nyerahin diri?" tanya Avres--kapten Universe, kepada Marka yang ia pikir adalah Arsel.
"Sebenarnya kita gak ada urusannya sama Lo sih. Kita urusannya sama Arjuna doang." Sindi menaiki tangga teras dengan cepat. Saat ia telah berada tepat di depan Arjuna, gadis itu menunjuk Marka yang berada di bawah sana.
"Gue berhasil jadi pacar Arsel. 5 poin buat gue!"
••• Kemarin, di NPS Entertainment •••
Sakura dan Bella keluar dari ruang latihan. Ya, Sindi meminta mereka untuk tidak mendengarkan apa yang akan Sindi sampaikan kepada Marka.
"Tantangan?"
"Hmm, gue sama Arjuna emang suka nantang satu sama lain. Dan setiap tantangan itu bakal punya poin. Jadi, kalau salah satu dari kita nyentuh poin 50 duluan, dia yang bakal menang."
"Aneh banget."
"Tapi itu seru. Apalagi kalau gue berhasil ngalahin Juna. Kapan lagi coba gue bisa jadiin dia babu?"
Marka memutar bola matanya malas. Jadi dia harus melakukan syarat konyol ini? Kekanak-kanakan sekali.
"Sekarang berapa poin Lo?" tanya Marka memastikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MarSel [END]
Novela JuvenilPertemuan 'tak terduga antara kedua remaja laki-laki itu membawa banyak perubahan dalam kehidupan mereka. Marka menolak fakta bahwa Arsel adalah kembarannya. Bertemu setelah 17 tahun harusnya membuat mereka terharu dan saling merangkul, tetapi tida...