✧47 | Selamat Datang Di Universe✧

1.1K 104 1
                                    

Tubuh itu ambruk di lapangan yang bersih dari rerumputan kering tersebut. Matanya menatap ke atas, langit malam ini begitu bersih dengan beberapa bintang terlihat di atas sana.


Arsel tersenyum samar. Sudah lama ia tidak saling pukul-pukulan. Entah kenapa ia jadi merasa sedikit lega. Ia bisa melampiaskan amarahnya hanya dengan memukul orang seperti itu. Ya, walau sebenarnya yang kalah disini adalah dia.

Matanya kemudian menatap Laskar, Lintang dan juga Manalu yang juga ambruk sama sepertinya. Mungkin luka mereka lebih parah. Apalagi saat melihat lebam di sekujur wajah tampan tersebut, Arsel sebenarnya marah, tetapi ingin tertawa.

"Maafin kita, Sel," ucap Laskar dengan napas tersengal-sengal. Ia sudah sangat lelah dan kesakitan mendapatkan pukulan bertubi-tubi dari anggota divisi utama Universe.

Ya, Universe akhirnya bertindak. Mereka mengirim beberapa pasukan pemukul untuk menertibkan YoungTeam yang akhir-akhir ini mulai berulah lagi.

Padahal tahun lalu YoungTeam pernah berjanji untuk tidak balap liar atau bahkan tawuran yang merugikan masyarakat. Namun, ketiga anggota yang keras kepala itu mengingkari janji mereka.

"Ya mau gimana lagi. Udah terjadi juga."

Mereka berempat kini terdiam. Memilih menatap beberapa bintang yang bersinar redup di atas sana. Sesekali angin berhembus membuat suhu tubuh mereka tidak terlalu panas lagi.

"Bangun! Kita ke RS dulu." Suara salah satu member Universe terdengar. Ia membuka pintu mobil agar keempat orang yang sedang berbaring di tanah itu segera bangun.

"Nggak usah. Nanti sembuh," tolak Manalu yang mendapatkan anggukan dari yang lainnya. Mereka kini sudah duduk, namun belum niat untuk berdiri.

Orang itu mendekati mereka. Menunjukkan kontrak yang tadi sudah Arsel tandatangani. "Kalian sekarang resmi jadi member Universe. Jadi ini urusan kita."

Sementara itu, di markas Universe. Marka dan yang lainnya sudah menunggu selama beberapa menit. Namun yang ditunggu belum menunjukkan batang hidungnya.

Laki-laki itu duduk dengan gelisah. Sesekali ia memeriksa ponselnya hanya sekedar untuk mendapatkan kabar dari Arsel. Namun nihil, 'tak ada pesan apapun selain pesan yang tadi mereka kirim di group.

"Mereka kok lama banget sih?"

Marka tahu apa yang sekarang Sakura rasakan. Toh ia sendiri juga sangat khawatir. Ia kemudian menatap yang lainnya, Natalia, Omar dan Genta tampak terlihat lebih khawatir dari dirinya.

Kemudian, mobil besar berwarna hitam masuk ke dalam halaman markas. Menurunkan beberapa orang yang ternyata adalah Arsel dan yang lainnya. Wajah mereka terlihat lebam, tetapi sudah sedikit mendingan karena olesan obat tadi.

"Manalu!" teriak Natalia saat melihat sosok tersebut berjalan terseok-seok dari arah mobil. Manalu tersenyum samar, merasa lega saat Natalia mengkhawatirkannya.

"Akk!" Manalu memegang lengangnya kesakitan. Ia menatap Natalia dengan tatapan menuntut penjelasan. Padahal untuk sesaat ia sudah senang kalau gadis itu mengkhawatirkannya, eh sekarang malah lain cerita.

"Lain kali kalau mau balapan Lo maju paling depan aja, Lu! Biar pas Lo mati gue jadi bisa nikah sama orang lain."

Perkataan kejam dari Natalia membuat mereka semua tertawa. Beberapa anggota Universe pun tampak menikmati drama sepasang kekasih itu dengan senyuman lebar.

MarSel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang