"Fakta mengatakan hidup seseorang bisa di jual."
Kelas KhususTangan itu tidak pernah terlepas. Sepanjang koridor perjalanan sekolah, Rey dan Rassya saling ber genggaman tangan. Memberikan sebuah fakta, bahwa hidup ini seperti milik berdua. Kesepian dan ketidak hadiran orang-orang di sekitar membuat mereka berani melakukan apa yang tak sewajarnya mereka lakukan. Tidak ada yang melarang mereka dan itu adalah salah satu alasan genggaman tangan yang semakin di eratkan.
Prakkkkkkk
Langkah Rassya dan Rey harus terhenti, pegangan tangan langsung terlepas, kedua mata langsung membulat terkejut melihat kumpulan buku yang berserakan tidak jauh dari mereka berdiri. Tidak lama, seorang perempuan datang, yang mereka ketahui adalah Echa anak terpintar di sekolah bahkan kepintarannya bisa menyaingi seorang Rey yang saat ini berada di urutan ke 1. Namun mereka juga kembali di kejutkan dengan hasil akhir yang mereka lihat bahwa nilai Echa malah terjun jauh dengan mendapatkan nilai yang sangat jelek sampai ia berada di urutan paling terakhir walaupun bukan 36 tapi tetap saja itu sangat jelek bagi anak sepintar Echa.
"Hentikan!! Kenapa kalian terus membully Gue? Apa kalian tidak membaca peraturan nomor 04. Stop Bullying." Suara Echa terdengar bergetar hebat, karena rasa sakit baik fisik ataupun mentalnya atas perlakuan orang-orang yang menjadi korban pembullyan.
"Kenapa ya? Gue juga tidak tahu, hahahah." Tawanya meremehkan. "Lagian kalau kita tidak membaca, memangnya itu urusan Lo?" Echa diam tidak menjawab. Pertanyaan yang sering ia tanyakan pada orang-orang pem bully selalu mendapatkan jawaban yang sama.
"Gue cape, rasanya tubuh Gue benar-benar sangat hancur, saat kalian memberikan banyak pukulan pada Gue." Echa yang terduduk di lantai memeluk tubuhnya erat. Mendapatkan Bullyan fisik sudah di pastikan akan menimbulkan luka ataupun lebam di sekitar tubuhnya, dan mendapatkan pukulan sikis akan membuat mentalnya terganggu.
"Benarkah? Tubuh Lo akan hancur? Tapi kenapa Gue tidak melihatnya?" Echa memejamkan matanya. Ia harus bagaimana lagi untuk bisa lepas dari cengkraman kebrutalan teman-temannya yang tidak mempunyai perasaan.
"Kenapa Lo diam? Jawab!" Echa lebih baik melihat kearah buku-buku yang berserakan. Namun perhatiannya terarahkan pada dua sepasang sepatu hitam yang tidak jauh dari buku-bukunya. Echa melihat keatas. Rey dan Rassya diam memandangnya.
"Kenapa kalian tidak membantu Gue?" Echa bertanya. Rey menatap Rassya, tapi Rassya malah menggelengkan kepalanya. Rey berjalan mendekati Echa, lalu ia berjongkok menatap Echa dengan pandangan meluruskan.
"Kau tahu Gue pintar?" Echa mengangguk. Rassya tidak tahu apa yang akan dilakukan Rey, begitupun orang yang sedang berlaku kasar pada Echa yang tidak lain adalah Rizwan salah satu pengisi di Kelas Khusus.
"Anak pintar tidak akan melawan aturan Star Blue, seperti dari aturan nomor 07. Tidur Terpejam." Echa tidak percaya dengan jawaban Rey yang malah seperti sedang menjatuhkannya, padahal ia sama sekali tidak berbuat jahat pada Rey, namun Echa pikiran, apakah Rey takut pada Rizwan?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas Khusus ( Ending )
FanfictionKelas Khusus ( Projects 036 ) Cerita 36 siswa yang berhasil masuk dalam sebuah program Kelas Khusus. Berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik, bahkan bisa menjadi nomor satu namun harus ada yang di korbankan.