Chapter 14 : Rahasia yg Tersembunyi

111 13 1
                                    

28081976 x 02082018

28081976 x 02082018

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Enghhhh

"Sandrina, Lo sudah sadar." Sandrina melihat kearah sumber suara, disana ada Rakha dan Rey yang sedang menunggunya.

"Rakhaaaaaa." Tiba-tiba saja Sandrinna bangkit dan memeluk Rakha dengan erat. Rey yang sebenarnya paling dekat dengan Sandrinna hanya bisa diam tak menunjukkan ekspresi apapun, bahkan yang menanyakan keadaannya juga Rey sendiri, tapi malah Rakha yang mendapat respon dari Sandrinna.

"Lo sudah aman, jangan menangis lagi." Rakha mengusap pelan rambut belakang Sandrinna. Mala yang mau masuk kedalam ruangan kesehatan, harus melihat pemandangan yang menurutnya sangat menjijikan, maka Mala kembali berbalik dan mengurungkan niatnya.

"Mala, bukannya mau jenguk Sandrinna?" Naisa memanggil Mala yang pergi menjauh. Tidak mendapatkan jawaban dari Mala, Naisa memilih untuk mengikuti Mala yang semakin menjauh.

"Tapi Gue benar-benar takut, semalam ada seseorang yang memukul punggung Gue." Beritahu Sandrinna dalam pelukan Rakha. Rey rasanya tidak kuat melihat pemandangan yang mengiris hatinya.

"Gue cari Rassya dulu ya." Pamit Rey yang memilih untuk pergi. Rakha terkejut. Kenapa Rey pergi? Lalu dirinya dengan siapa? Padahal bersama Sandrinna dirinya benar-benar sangat malas. Rakha mengambil kursi yang sedari tadi di duduki Rey. Ia melepaskan pelukan Sandrinna dan menunggunya sembari duduk.

"Rakha, Lo mau jaga gue kan?" Sandrina menarik tangan Rakha. Rakha sebenarnya ingin menolak, tapi ia masih mempunyai rencana yang belum ia lakukan.

"Lo jangan kaya gini, gak ada yang perlu di jaga, semua akan baik-baik saja." Jawab Rakha.

"Gak, semua gak akan baik-baik saja, Lo juga sudah tahu bukan, tulisan yang berada di kamar jendela Gue?" Rakha tahu itu dari Laura. Tulisan berwarna merah darah, entah darah siapa, yang jelas mereka saat ini benar-benar ketakutan.

"Terus Lo maunya sekarang gimana?" Tanya Rakha. Sandrinna diam tidak tahu.

"Sudahlah, ancaman itu mungkin hanya sekedar geretakan buat kita, jadi Lo gak perlu takut, dan orang yang memukul Lo, biar Gue dan teman-teman yang mencari tahu." Ucap Rakha. Sandrinna diam.

"Lo sudah gak papakan, Gue mau balik ke asrama, siap-siap buat masuk kelas." Rakha bangkit dari duduknya.

"Tunggu, Gue ikut." Rakha menurut dan menunggu Sandrinna yang turun dari tempat tidurnya. Keduanya kini sama-sama berjalan dan keluar dari ruang kesehatan. Tiba di lingkungan asrama, keadaan benar-benar terlihat sepi, ada kemungkinan mereka sudah pergi ke kelas.

"Gue mau mandi dulu, Lo bisa pergi ke kamar Lo." Ucap Rakha pada Sandrinna.

"Tapi Kha, Gue takut." Sandrina menahan tangan Rakha.

"Apa sih yang Lo  takutin, ini juga sudah bukan malam lagi, kalau ada sesuatu, Lo bisa teriak saja." Ucap Rakha menurunkan tangan Sandrinna.

"Lo kok jahat sih sama Gue, memangnya Gue salah apa sama Lo?" Rakha memejamkan matanya, ia berbalik.

Kelas Khusus ( Ending )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang