Chapter 35 : Tembakkan Peluru

119 7 0
                                    

28081979 x 05082018

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

28081979 x 05082018

Tok tok tok

Rakha, Sandrinna, Mala, Naisa dan Laura berdiri di depan pintu kamar Fateh yang sudah beberapa kali di ketuk tidak terbuka juga.

"Fateh..." Rakha berteriak cukup keras, sampai mereka yang perempuan harus menutup telinganya.

"Kha, Lo bisa dobrak saja, Gue takut Fateh di dalam sudah tewas." Ucap Sandrinna kesal, karena lama menunggu Fateh.

"Lo kalau ngomong bisa di jaga tidak?" Naisa menatap Sandrinna tidak suka. Sandrinna yang mendapat tatapan itu hanya terlihat santai dan tidak takut sama sekali. Laura terus mengamati, setiap gerak dan gerik Naisa yang benar-benar sangat perhatian pada Fateh.

"Oke, Gue dobrak ya." Anak perempuan terlihat mundur menjauh di saat Rakha juga mundur untuk mengambil jarak agar bisa mendobrak pintu kamar Fateh.

"Satu."

"Dua."

Clek

Pintu terbuka. Rakha menahan tubuhnya agar tidak berlari, lalu berjalan bersama yang lainnya.

"Lo tidur atau mati?" Tanya Rakha saat sudah dekat dengan Fateh.

"Tidur lah." Jawabnya. "Ada apa, pagi-pagi sudah mau bangunin Gue?" Lanjut Fateh bertanya.

"Rey dan Rassya belum kembali, tapi bukan hanya mereka saja, tapi Devi, Lastri, Indra, Eby, Dani dan Rizwan juga tidak terlihat sama sekali dari sejak kemarin." Beritahu Rakha.

"Rizwan semalam pulang, dan sedang di toilet." Beritahu Fateh yang di angguki semuanya.

"Ya sudah, kita tunggu Rizwan dulu saja, setelah itu, baru kita cari Rassya dan yang lainnya." Ucap Mala memberikan usulan pada Rakha. Sandrinna melihat itu benar-benar tidak suka, apalagi sedari tadi Mala dan Rakha benar-benar sangat akrab.

"Rakha." Panggil Sandrinna. Rakha melihat ke arah Sandrinna, lalu kembali lagi menatap Mala. Mendapat perlakuan seperti ini benar-benar membuat Sandrinna kesal dan marah pada Mala, karena Mala tidak mendengar ucapannya semalam.

"Kha, Gue mau ngomong sama Lo." Ucap Sandrinna kembali yang akhirnya membuat Rakha membalas tatapannya.

"Mau ngomong apa?" Sandrinna tersenyum, akhirnya Rakha merespon ucapannya, sehingga kini dirinya berjalan mendekati Sandrinna.

"Gue kembali nemuin kartu hitam." Sandrinna merogoh saku seragam pakaiannya, dan mengeluarkan lima nama karu hitam dengan tulisan merah.

"Benarkah?" Sandrinna mengangguk.

"Benar Kha, bahkan semalam Sandrinna sudah laporan sama Gue." Mala ikut berbicara. Namun ikut campurnya Mala membuat Sandrinna tidak menyukainya.

"Siapa nama yang keluar?" Tanya Fateh.

Kelas Khusus ( Ending )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang