Chapter 21 : Api yang Membakar

113 14 0
                                    

28081977 x 03082018

28081977 x 03082018

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

05:00

"Jam berapa ini." Seni membuka matanya. Perhatiannya ia langsung melihat kearah jam yang tergantung di atas dining kamarnya. Namun ia membulatkan matanya, saat waktu sudah menunjukkan pukul 05:00. Saat terbangun, Seni melihat pada samping kanan dan kiri ranjang kasur teman-temannya yang kosong.

"Mereka kemana?" Pikir Seni. "Atau mereka juga mendapatkan surat itu?" Seni menggeleng dengan cepat, lalu ia turun dari tempat tidurnya dan berlari keluar pada pintu yang ternyata sudah tidak terkunci. Tujuan Seni hanya satu yaitu Gedung laboratorium yang berada di belakang kamarnya, dengan langkah cepat Seni berlari kebelakang dan melihat ruangan laboratorium yang menyala dan pintu sudah terbuka.

"Gila Gue telat." Ucap Seni dalam hatinya. Seni masuk kedalam ruangan laboratorium, ia di kejutkan dengan beberapa orang yang sedang mencari sesuatu di setiap sudut laboratorium.

"Kalian sedang mencari lencana kan?" Tanya Seni.

Brakkkkkkkk

Belum sempat menjawab, tiba-tiba saja pintu laboratorium tertutup dari luar. Semua langsung melihat kearah pintunya.

"Iya, kami sedang mencari lencana yang kami tahu dari sebuah surat." Jawab Zahra.

"Ternyata bukan hanya Gue saja." Ucap Seni langsung ikut mencari. Laboratorium ternyata ada Cantika, Zahra, Bulan, Agnes, Nayla dan Elma. Seni tidak percaya, bahwa kedua temannya juga mendapatkan surat itu, tapi mereka terlihat diam dan tidak memberitahukannya.

"Siapa yang datang pertama?" Tanya Seni pada Nayla yang berada di sampingnya.

"Cantika." Jawab Nayla.

"Terus, bagaimana? Apakah dia sudah mendapatkannya?" Nayla melihat kearah Cantika.

"Kayaknya belum, dia terlihat masih sedang mencari." Jawab Nayla kembali. Seni tersenyum dan kembali melakukan pencarian lencana.

"Apakah itu hanya surat tipuan?" Tanya Elma.

"Gak tahu, tapi aku percaya, bahwa itu surat asli kok, karena hanya beberapa orang yang mendapatkannya bukan?" Beritahu Cantika.

"Tapi mana, sampai saat ini, kita belum menemukan apapun." Ucap Bulan.

"Sabar, kita harus tetap mencari." Agnes menenangkan.

"Aku dapat,,, aku dapat." Semua langsung melihat kearah Zahra yang sedang mengangkat lencana Star Blue. Mereka tidak percaya, karena gagal tidak mendapatkan Lencana itu.

"Gak, lencana ini harus milik Gue." Zahra terkejut, saat Lencananya di ambil Cantika.

"Cantika, kembalikan." Zahra menarik rambut Cantika dengan kuat, sampai Lencana itu terlempar.

"Akhhhhh" Jerit Cantika. Semua melihat pada sebuah Lencana yang terlempar, dengan gerak cepat Elma dan Bulan sama-sama mengejar untuk mendapatkan Lencana itu.

Kelas Khusus ( Ending )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang