Chapter 36 : Pasang Perangkap

74 3 0
                                    

"Kita itu harus selalu bersama ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita itu harus selalu bersama ya."

"Walaupun nanti kita di hadapkan pada suatu masalah yang sangat besar, berjanjilah untuk satu hal bahwa kita jangan saling meninggalkan."

"Kau sudah menjadi bagian saudara, jadi apa yang Gue punya itu juga yang Lo punya."

"Jangan sungkan, anggaplah kita itu keluarga yang baru di bangun." Rassya membuka matanya, di saat ucapan-ucapan Rey tiba-tiba saja lewat di kepalanya. Rey memang orang yang membuatnya bangkit dari keterpurukan, dan Rey juga orang satu-satunya yang tidak pergi meninggalkan. Rassya mengacak rambutnya prustasi, kenapa semuanya harus jadi seperti ini?

"Gue gak bisa menerima kenyataan, bahwa Lo adalah orang yang selama ini Gue cari." Rassya melihat pada langit kamarnya, lalu ia bangkit dari duduknya dan berjalan kembali keluar dari kamarnya. Rassya melihat Fateh yang sedang duduk bersama Laura, ia pun kini berjalan mendekatinya. Fateh dan Laura yang terkejut kedatangan Rassya langsung saja bangun dan berdiri. Mereka saling menatap satu sama lain, dan tiba-tiba saja, Rey mengulurkan tangan pada Fateh yang di tatap heran oleh Fateh.

"Gue mau minta maaf?" Sejenak Fateh terdiam, ia melihat pada Laura yang tidak merespon apa-apa. "Gue selama ini selalu berbuat buruk sama Lo, bahkan Lo sering mendapatkan itu dari Gue." Lanjut Rassya masih tetap dengan tangan yang terulur.

"Semua sudah terjadi bukan." Fateh membalas uluran tangan Rassya sembari memberikan senyumnya, begitupun juga dengan Rassya yang melakukan hal sama.

"Terimakasih ya." Fateh mengangguk dan uluran tangan itu saling terlepas satu sama lain.

"Lo mau kemana?" Tanya Fateh.

"Gue mau cari Rey." Fateh mengangguk tahu akan hal itu, kehilangan Rey saat ini belum di temukan, sungguh Fateh juga cukup mengkhawatirkannya, karena takut Rey di temukan dalam keadaan seperti teman-temannya.

"Maaf ya, Gue gak bisa bantu Lo, karena Gue lagi bingung harus membawa Rizwan kemana?" Kening Rassya mengkerut.

"Membawa Rizwan?" Bingung Rassya.

"Rizwan bunuh diri, dan tubuhnya masih ada di dalam." Rassya terkejut, apakah ia tidak salah dengar, bahwa Rizwan melakukan itu.

"Gue boleh lihat?" Fateh mengangguk.  Rassya pun langsung saja masuk kedalam kamar Fateh, dan saat berdiri di depan pintu Fateh, Rassya sudah melihat kedua kaki Rizwan, lalu semakin mendekat dan terlihat semua tubuh Rizwan dengan mata yang terpejam. Rassya menelan ludahnya tidak percaya dengan apa yang di lihatnya, bahwa Rizwan melakukan hal ini.

"Gue tidak tahu, kenapa Rizwan bisa melakukan ini, karena sebelumnya dia datang dalam keadaan yang sangat berantakan." Rassya tetap diam, saat mendengarkan penjelasan Fateh. "Aku pikir ada seseorang yang membuat hidupnya terguncang, jadi dia sampai tidak bis berpikir jernih lagi." Lanjut Fateh. Mendengar itu, Rassya merasakan sakit, ucapan Fateh memang benar, tapi untuk hal ini, Rassya tidak bisa menjawabnya bahkan jujur.

Kelas Khusus ( Ending )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang