Chapter 42 : Saling Tak Percaya

81 3 0
                                    

Brughhhhhh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brughhhhhh

Semua terjatuh karena dorongan Laura. Fateh terbatuk-batuk karena lepas dari cekikikan. Laura dan Sosok berjubah hitam sama-sama bangkit, Fateh masih terduduk dengan tangan yang memegang lehernya.

Plakkkkkk

Tamparan keras Laura dapatkan dari sosok berjubah hitam, sampai membuat Laura terhuyung kesamping dan jatuh terduduk. Naisa berlari mendekati, namun malah mendapatkan dorongan yang sangat keras, sampai Naisa kembali termundur kebelakang. Melihat dua temannya di perlakukan kasar, Fateh akhirnya bangun dan berdiri, dengan tendangan yang sangat keras, sampai sosok berjubah hitam itu terjatuh kedepan. Melihat kekanan dan kekiri Fateh melihat sebuah batu bata yang di ambilnya sambil mendekati sosok berjubah hitam itu. Fateh bersiap memukul, tapi berhasil di tahan, lalu akhirnya Fateh harus mundur kebelakang karena mendapatkan tendangan di perutnya. Sosok berjubah hitam langsung mendekati Fateh yang masih terkapar, dirinya duduk di atas tubuh Fateh dengan tangan kiri yang memegang kerah baju Fateh dan tangan kanan melakukan beberapa pukulan keras untuk Fateh.

Mala yang melihatnya hanya bisa menggeleng, namun dirinya tiba-tiba saja melihat tongkat yang tergeletak di solokan, membuat Mala bangkit dan langsung saja mengambilnya. Mala melihat pada Fateh yang sudah terlihat lemas di pukuli, maka dengan bergegas, Mala mendekati dan langsung memberikan pukulan yang sangat keras, sampai membuat tubuh bersosok baju hitam itu jatuh ke kesamping tubuh Fateh.

Brughhhhhh

Dengan nafas yang naik turun, Mala langsung saja menjatuhkan tongkatnya. Mundur beberapa langkah kebelakang dan jatuh terduduk di samping Naisa dengan pandangan lurus kedepan. Naisa menarik Mala dalam pelukannya, namun Mala tak bereaksi sama sekali. Laura memindahkan setengah tubuh sosok baju hitam yang masih ada di atas tubuh Fateh, lalu ia bergerak mengangkat setengah tubuh Fateh yang terkulai.

"Fateh." Panggil Laura mengguncang tubuh Fateh dalam pelukannya.

"Fateh bangun, bangun Fateh." Pinta Laura dengan suara tangisnya. Naisa dan Mala sama-sama bangkit saat melihat Fateh yang tak bangun.

"Fateh." Laura berteriak. Naisa dan Mala melihat Fateh yang sudah terpejam, lalu Naisa duduk di samping Laura dan menggenggam tangan Fateh yang lemas.

"Bangun Fateh, aku mohon bangun." Laura menepuk pelan pipi Fateh, lalu di angkat kedalam pelukannya dengan erat. Naisa melihat pada Laura. Naisa bisa merasakan rasa sedih Laura, bahkan Naisa berpikir bahwa Fateh pantas bersama Laura, bukan dirinya, sungguh di sini Laura sadar, bahwa ada cinta yang lebih besar dari dirinya, dan itu adalah Laura.

Uhuk uhuuk uhuk

Laura melepaskan pelukannya pelan, ia tersenyum saat mendengar suara Fateh terbatuk-batuk. Naisa memilih melepaskan genggaman tangan Fateh, lalu ia mundur dan berdiri di samping Naisa.

"Kamu gak papa, aku benar-benar takut." Laura kembali membawa Fateh dalam pelukannya. Sungguh Laura benar-benar takut di tinggalkan.

"Aku gak papa." Laura tersenyum, lalu membantu agar Fateh duduk. Fateh melihat ke arah samping pada sosok tubuh berjubah hitam, kedua tangannya terulur dan membuka topeng yang menutupi wajahnya. Seketika mereka yang melihat terkejut.

Kelas Khusus ( Ending )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang