Chapter 29 : Matinya Sang Pengatur

119 12 0
                                    

Priiiiiiit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Priiiiiiit

Suara peluit membuat mereka kini keluar dari kamarnya masing-masing. Dari 36 Siswa kini hanya tersisa 14 Siswa. Ketenangan mereka benar-benar sangat terganggu, apalagi mereka kesal pada seseorang yang memang saat ini menjadi salah satu target utama akan kebenciannya.

"Tersenyumlah, sebelum kalian tidak lagi bisa tersenyum seperti kawan-kawan kalian yang lebih dulu pergi." Ucap Yosia sesantai mungkin. Berhadapan dengan mereka bukanlah ketakutan, melainkan kesenangan yang tidak akan pernah Yosia lupakan.

"Bebaskan kami?" Pinta Dani dengan suara yang keras.

"Kami tidak mau lagi berada dalam kegiatan gila yang di buat oleh Lo." Tambah Eby.

"Terlambat, kalian sudah tidak bisa lepas lagi dari jeratan ini, kecuali..." Yosia menatap Naisa. Naisa yang mendapatkan tatapan dari Yosia langsung mengalihkan perhatiannya.

"Kau tidak akan bisa bersembunyi lagi." Ucap Yosia yang membuat Naisa kini menetapnya. "Naisa, orang yang saat ini sedang memegang lencana Star Blue." Semua langsung melihat kearah Naisa, wajah mereka sedikit terkejut, jadi selama ini yang memegang lencana itu Naisa.

"Mana mungkin? Aku tidak menyembunyikannya?" Ucap Naisa dengan kepala yang menggeleng.

"Lo jujur Naisa?" Tanya Lastri.

"Dua kabar lagi yang harus kalian ketahui?" Yosia kembali berucap.

"Sudah tahukah, bahwa kalian sebenarnya adalah orang-orang yang sudah tidak bisa lagi untuk mencium bau dunia, karena sekolah besar ini, akan menjadi pemakaman buat kalian." Dani mengepalkan tangannya, ia benar-benar sangat marah pada Yosia yang seenaknya mempermainkan hidup seorang manusia.

"Apalagi, kalian memang di buang oleh orang tua kalian, jadi semakin bebas saya untuk melakukan apapun pada kalian." Tambah Yosia.

"Sebelum itu terjadi, sudah dipastikan, kau akan mati terlebih dahulu." Ucap Rakha dengan kekesalan yang semakin menjadi, bahkan wajah putihnya kini terlihat memerah. Yosia menatap Rakha, setelah itu Yosia melihat kearah Fateh. Dua laki-laki di depannya adalah dua lelaki yang saat ini menjadi paling besar pengaruh akan kehancuran sekolahnya. Pengaruh keduanya mereka mempunyai keluarga yang menantang kejadian ini.

"Saya menunggu moment itu Rakha, dimana kamu bisa membunuh saya." Ucap Yosia pada Rakha yang malah makin tersulut, sampai Rakha ingin mendekati Yosia tapi di tahan Rassya dan Rey.

"Ada satu berita itu untuk kamu Fateh..." Yosia menggantungkan ucapnya, lalu melihat kearah Fateh.

"Kamu harus tahu satu hal, Saskia tidak mengandung anak kamu, karena ini adalah jebakan Rakha dan Saskia untuk membuat seolah-olah kamu sedang meniduri Saskia." Fateh menatap Rakha, Rizwan tersenyum akhirnya kebusukan Rakha terbongkar. Semua juga kini ikut menatap Rakha.

"Sorry ya Teh, Gue sengaja." Ucap Rakha menatap Fateh tidak takut. Fateh mengepalkan tangannya kuat, selama ini dirinya telah di bodohi dengan video palsu.

Kelas Khusus ( Ending )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang