Chapter 39 : Saksi Kematian

79 7 0
                                    

28081980 x 06082018

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

28081980 x 06082018

Sssssssrrrrrrrr

Terdengar suara speaker yang di hidupkan. Mereka yang masih bertahan melihat pada speaker yang terpasang.

"Apa kabar semuanya? Apakah kalian mendengar suaranya?" Tidak ada yang bisa mereka lakukan, selain diam dan mendengarkan.

"Saya ingin melihat satu kejadian yang tidak akan pernah kalian lupakan dalam hidup kalian."

"Dan itu adalah, sebuah kematian." Rakha dan Mala yang sedang bersama langsung saja menggelengkan kepalanya. Sandrinna yang sedang duduk sendirian kini bangkit. Fateh masih tenang mendengarkan. Naisa yang sedang terisak langsung saja menghentikan isakan nya. Dan Laura yang lagi duduk di belakang pintu kamar berdiri.

"Saya tunggu di kolam renang sekarang." Mereka semua langsung berjalan dan berlari menuju kolam renang untuk melihat siapa orang yang di maksud.

Saat telah tiba di dalam kolam renang, keadaan benar-benar sangat gelap, lalu satu persatu lampu mulai menyala dan akhirnya mereka melihat kolam dengan di kelilingi tiang yang bertuliskan listrik bertegangan tinggi.

"Tunggu." Ucap Fateh. Semua melihat ke arah Fateh. "Apakah kita akan melihat kematian Rey dan Rassya?" Lanjutnya. Semua mulai memperhatikan, karena memang Rey dan Rassya saat ini tidak ada.

"Tapi dimana mereka?" Tanya Mala. Dua lampu kembali di nyalakan. Dan melihatkan Rey dan Rassya dalam keadaan tergantung di atas tengah-tengah kolam renang.

"Gak mungkin?" Mala menggelengkan kepalanya. "Dua orang dalam buku itu, ternyata mereka?" Lanjutnya dengan air mata yang keluar.

"Tolong..." Rakha melihat pada Rey yang berteriak meminta tolong.

"Bisakah kalian menyelamatkan kita?" Tanya Rassya. Laura melihat arah tambang yang mengikat kaki mereka.

"Siapa mereka?" Ucapan Laura menjadi pusat perhatian mereka, yang ikut melihat dua baris berjubah hitam dengan satu orang di tengah-tengahnya sedang berdiri. Mereka berada di atas, tempat para penonton biasanya duduk.

"Kakek." Panggil Fateh tiba-tiba.

"Apa kabar cucuku, kamu hebat sekali bisa mengenal kakek." Ucapnya.

"Jadi ini semua ulah Kakek kamu." Rakha mendekati Fateh, lalu mendorong Fateh sampai jatuh kebelakang.

"Jangan pernah kau sakiti cucuku?" Cahaya-cahaya merah langsung mengarah pada Rakha, dan ternyata mereka kini sedang di kelilingi dengan orang-orang berbaju hitam yang memegang pistol. "Jika kau melukai cucuku, akan ku pastikan, kamu mati detik ini juga." Rakha mengepalkan kedua tangannya kuat, lalu ia berjalan kembali mendekati Mala dengan kekesalan dan emosi yang sangat tinggi.

"Kakek, aku mohon, jangan lakuin itu?" Ucap Fateh kembali berdiri.

"Kenapa? Bukankah kamu selalu mendapatkan perundungan dari mereka?" Tanyanya. Fateh melihat ke arah Rey dan Rassya.

Kelas Khusus ( Ending )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang