Chapter 30 : Menggila

90 10 0
                                    

Perpustakaan menjadi tempat persembunyian Naisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perpustakaan menjadi tempat persembunyian Naisa. Berusaha bergerak kesana-kemari demi bisa bertahan dari teman-temannya yang sedang mengejarnya. Naisa duduk berjongkok di belakang jajaran lemari yang berjejer. Perhatian Naisa tidak pernah lepas dari siapa saja yang tiba-tiba saja masuk dan menemukannya.

"Naisaaaaaa." Naisa langsung saja menutup mulutnya saat mendengar suara Devi memanggil namanya.

"Gue tahu Lo di sini, jadi cepat serahin diri Lo?" Naisa menggeleng tidak mau. Lalu melihat kearah Devi yang ternyata hanya terhalang 3 rak yang berjajar di depannya.

"Naisaaaaaa." Naisa sedikit bergerak, di saat Devi berjalan mendekatinya, maka ia akan berjalan menjauhinya.

"Naisaaaaaa, Lo gak akan bisa lari dari Gue." Naisa terus menghindari Devi, lalu saat mendapatkan celah, Naisa langsung berlari dan keluar dari perpustakaan tanpa Devi sadari.

"Naisa." Devi terus berjalan, ia tahu keberadaan Naisa, maka ia semakin mendekati Naisa.

"Jika Lo serahin lencana itu, Gue janji sama Lo, Lo akan selamat sama Gue." Bujuk Devi dengan senyum yang terukir di wajahnya.

"Naisa." Devi akhirnya telah sampai, namun saat tiba di tempat, bukan Naisa yang ada melainkan Rassya yang sedang tersenyum.

"Apa?" Devi menggeleng, lalu mundur kebelakang secara perlahan saat Rassya berjalan mendekatinya.

"Lo bisa-bisanya berkhianat sama Gue, Devi." Devi yang terus mundur tidak tahu harus menjawab apa, karena ia memang telah mengkhianatinya.

"Gue terpaksa." Jawab Devi.

"Padahal kalau Lo tidak berkhianat, kita bisa menjadi partner kerja, tapi..." Devi melihat kearah tangan Rassya yang seperti mengeluarkan sesuatu, dan terkejutnya, saat Rassya mengeluarkan sebuah pisau.

"Apa yang mau Lo lakuin?" Tanya Devi dengan perhatiannya yang terus menatap pisau yang sedang di pegang Rassya.

"Mungkin Lo akan tahu sendiri." Jawab Rassya.

"Rassya, Lo jangan nekat, gak mungkin kan Lo mau bunuh Gue?" Ucap Devi sambil menggelengkan kepalanya.

"Kenapa gak mungkin?" Tanya Rassya. Devi diam tidak menjawab. Rassya tersenyum.

"Maafin Gue Devi." Devi langsung saja berlari. Rassya mengejarnya. Sebisanya Devi melemparkan buku-buku ke arah Rassya. Rassya tidak menghindar sama sekali, dan membiarkan buku-buku itu mengenai tubuhnya.

Brukkkkk

Devi tiba-tiba saja tersungkur pada buku-buku yang bertumpuk. Ia segera bangkit dan berbalik melihat kearah Rassya.

"Rassya, Gue mohon, jangan bunuh Gue." Pinta Devi dengan wajah yang sangat ketakutan.

"Terlambat." Devi memejamkan matanya, sambil memegang buku tebal yang menjadi penahannya, Devi merasakan sakit di tangannya, saat pisau yang tajam mengenai pergelangan tangannya, dan saat membuka matanya, benar saja, ada darah kental merah yang mengalir dan jatuh ke bawah.

Kelas Khusus ( Ending )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang