Chapter 25 : Arti Cinta

132 14 3
                                    

Mala dan Sandrinna sama-sama menidurkan Rakha di ranjang tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mala dan Sandrinna sama-sama menidurkan Rakha di ranjang tidurnya. Kamar Rakha sedang kosong. Rassya dan Rey entah kemana, tapi mereka berdua bisa menyimpulkan bahwa kedua teman Rakha hanya teman sesaat, karena dalam keadaan seperti ini, mereka malah tidak ada untuk menemani Rakha.

"Ini apa-apaan sih, kegiatan sekolah ini kenapa harus menjadi pembantaian seperti ini." Kesal Sandrinna dengan tangan yang meremas kasur Rassya yang sedang ia duduki. Mala tidak tahu, tapi ia sudah mulai bisa berpikir bahwa kegiatan ini memang ada tujuannya.

"Lo tahu gak Mala, bagaimana caranya kita keluar dari sini? Dan melaporkan pada pihak berwajib bahwa ini itu salah." Sandrinna menatap Mala. Mala yang baru selesai mengusap bekas air mata Rakha menatap Sandrinna.

"Tidak ada yang bisa keluar, kita sudah terjebak dan hanya tinggal menunggu nasib." Beritahu Mala yang turun dari ranjang milik Rakha lalu berjalan mendekati pintu yang terbuka.

"Gak, Pak Denis saja bisa masuk, berarti pasti ada jalan keluar." Ucap Sandrinna. Mala menatap Sandrinna.

"Tapi kau bisa lihat kan apa yang terjadi? Bahkan Gue gak pernah kepikiran, melihat potongan tubuh yang tersusun di dalam koper." Mala menghapus air mata yang tiba-tiba saja jatuh. Sandrinna yang mendengar itu terdiam, namun kedua tangannya bergerak memegang rambut hitam yang tergerai berantakan hanya untuk sekedar merapihkan karena ia benar-benar prustasi.

"Mala." Panggil Sandrinna. Mala menatap Sandrinna.

"Gue penasaran, sama kasus Lo? Apa yang menyebabkan Lo bisa masuk kedalam kelas khusus ini?" Tanya Sandrinna. Mala tidak tahu apakah ia harus menceritakannya, atau biarkan saja mereka tahu pada nantinya.

"Gue pikir, masuk kedalam kelas ini benar-benar karena kita anak pintar ataupun yang paling bodoh, tapi tahunya malah karena kasus yang bisa menghancurkan nama baik sekolah, berarti kasus Gue dan Lo tidak main-main bahayanya?" Ucap Sandrinna.

"Lo benar." Mala berjalan mendekati Sandrinna, lalu ia ikut duduk disamping Sandrinna.

"Gue adalah pegawai salah satu Bar yang berada di kota ini, Lo tahu kan bagaimana karyawan-karyawan anak Bar." Sandrinna mengangkat tangan untuk menutupi mulutnya. Ia benar-benar tidak percaya bahwa sosok di hadapannya saat ini ada seorang pegawai Bar.

"Gue terpaksa ngelakuin itu, karena Gue butuh uang, buat menghidupi hidup Gue." Lanjut Mala.

"Lo kan orang kaya?" Tanya Sandrinna.

"Yang kaya orang tua Gue, bukan Gue, dan mereka benar-benar pelit sama Gue, jadi Gue harus membiayai hidup Gue sendiri." Jawab Mala.

" Jawab Mala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kelas Khusus ( Ending )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang