Chapter 11 : Boneka Bodoh

101 15 0
                                    

"Fateh, Lo apa-apaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Fateh, Lo apa-apaan." Pisau itu jatuh kebawah. Rizwan yang sudah tertidur kembali membuka mata dan mendekat kearah kamar mandi yang tidak tahu sedang apa yang terjadi.

"Sedangkal itu Lo berpikir, sampai Lo mau mengakhiri hidup Lo." Ucap Rifal membuat Rizwan terkejut dan berjalan lebih masuk lagi kedalam kamar mandi. Fateh yang duduk di closet hanya bisa menunduk dengan pisau yang tergeletak di lantai kamar mandi.

"Lo mau bunuh diri Teh?" Tanya Rizwan. Fateh diam tidak menjawab.

"Iya Rizwan, untung Gue langsung masuk dan mencegahnya." Rifal berjongkok untuk mengambil pisau yang berada di dekat kaki Fateh.

"Kok Lo bisa sampai kepikiran itu?" Tanya Rizwan tidak percaya.

"Gue cape, Gue cape Rizwan." Suara Fateh terdengar bergetar. Rizwan dan Rifal saling pandang satu sama lain.

"Gue cape harus seperti ini terus, jadi diri gue yang di paksakan." Fateh memeluk tubuhnya. Tubuhnya seperti menggigil kedinginan, namun memang benar saat ini Fateh benar-benar kedinginan.

"Memangnya apa yang terjadi sama Lo?" Rizwan menatap Rifal. Rifal menggeleng tidak tahu.

"Sebelum ini, Gue lihat Lo gak seperti ini, Lo baik-baik saja seperti murid biasanya." Rizwan kembali melanjutkan pertanyaannya, akan sosok Fateh yang 100% berubah.

"Lo sosok yang periang, Lo sosok yang suka membuat orang lain tersenyum, dan Gue pikir Lo adalah satu-satunya orang yang tidak mempunyai masalah hidup." Fateh mengangkat wajahnya. Menatap Rizwan dan Rifal yang sedang berjongkok. Bibirnya benar-benar pucat, matanya benar-benar tidak melihatkan bahwa saat ini Fateh baik-baik saja.

"Teh..." Rizwan perlahan memegang pundak Fateh, namun tiba-tiba saja Fateh terhuyung kedepan dan menubruk Rizwan.

"Fateh." Kaget Rifal membantu Rizwan yang sedang mendorong pelan tubuh Fateh kesamping.

"Bantu Gue." Rifal mengangguk, membantu Rizwan yang akan mengangkat Fateh. Dengan hati-hati, keduanya kini membaringkan Fateh di atas kasur miliknya.

"Badannya benar-benar panas." Beritahu Rifal saat merasakan bagian belakang leher Fateh. Rizwan mencoba memegang kening Fateh dan lehernya.

"Lo bisa carikan obat kan?" Rizwan menatap Rifal. Rifal mengangguk dan langsung saja berjalan keluar dari kamarnya.

"Gue tidak tahu apa yang terjadi sama Lo Teh." Rizwan bangkit dari duduk di atas kasur Fateh. Ia membuka lemari pakaian Fateh, untuk mengambil sepasang pakaian milik Fateh. Saat hendak mengeluarkan baju putih bergambar panda, sebuah kertas tiba-tiba saja jatuh ke bawah. Rizwan berjongkok untuk melihat kertas yang jatuh, dan wajahnya mengkerut tidak mengerti.

"Inikan..."

"Gue dapat obatnya." Rizwan langsung saja menyembunyikan kertas itu kedalam saku celananya. Melihat pada Rifal yang berlari mendekati tempat tidur Fateh. Rizwan menutup pintu lemari milik Fateh.

Kelas Khusus ( Ending )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang