Chapter 41 : Obsession

95 6 0
                                    

Sudah dapat jalan keluar, tetap saja tidak bisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah dapat jalan keluar, tetap saja tidak bisa. Tiap ada kesempatan selalu ada saja penghalang. Mereka duduk bersama di depan tempat keluarnya masuk, tidak ada pembicaraan selain diam dan menunggu yang entah akan sampai kapan.

"Mau kemana?" Mala melihat Rakha yang berdiri.

"Toilet." Jawabnya. Mala mengangguk dan Rakha mulai pergi sendiri meninggalkan teman-temannya. Mala melihat ke arah Laura dan Naisa yang sedang duduk bersama, lalu melihat pada Fateh yang sedang duduk sendirian. Laura dan Naisa adalah dua sosok perempuan yang sama-sama menyukai Fateh. Tapi Mala tidak tahu apakah Fateh balik mencintai nya. Sejauh ini walaupun Fateh balik mencintai, pasti Fateh memilih Laura, karena sebelumnya Fateh cukup dekat dengan Laura, berbeda dengan Naisa yang hanya cinta dalam hati.

"Teh." Fateh yang di panggil melihat ke arah Mala.

"Gue boleh nanya sesuatu sama Lo?" Naisa dan Laura ikut melihat ke arah Mala.

"Apa?"

"Gue mau tahu, perasaan Lo sama Saskia sekarang bagaimana?" Fateh terkejut mendapat pertanyaan itu, dalam keadaan seperti ini, Mala menanyakannya? Laura dan Naisa diam, sejujurnya mereka ingin tahu saat pertanyaan itu di keluarkan oleh Mala.

"Gue bingung, bahkan gue gak tahu dengan perasaan Gue sekarang, karena yang saat ini, Gue hanya memikirkan bagaimana caranya bisa mengeluarkan kalian." Jawab Fateh.

"Ucapan Rakha terngiang di kepala Gue, bahwa ini adalah salah Gue, maka Gue ingin bertanggung jawab dengan cara mengeluarkan kalian dari sini, sehingga Gue benar-benar bisa hidup dengan tenang." Tambahnya.

"Ini bukan salah Lo, Lo tidak perlu lakuin itu." Ucap Naisa agar Fateh tidak menyalahkan dirinya sendiri.

"Bener Teh, kita akan keluar bersama-sama, dan kita akan memikirkan sama-sama, jangan merasa sendiri, ada kita di sini." Ucap Laura menambahkan.

"Kalian tahu tidak?" Tanya Mala. Mereka menggeleng.

"Dari buku, selanjutnya akan terjadi Cinta Kematian dengan korban satu orang laki-laki dan dua orang perempuan." Naisa dan Laura saling menatap satu sama lain. Fateh diam.

"Dan itu di antara kisah antara Gue dan Sandrinna atau kisah cinta kalian." Beritahu Mala sambil menghapus air matanya.

"Kenapa Gue bisa bilang begini, karena Gue tahu Teh, bahwa Lo di cintai sama Naisa dan Laura." Lanjutnya. "Tapi Gue melihat, keadaan lebih memihak pada Gue." Mala menunduk. Mala bangkit dan berjalan mendekati Mala yang sedang menangis.

"Gue cinta sama Rakha, begitupun Rakha yang cinta sama Gue, tapi cinta Sandrinna tak terbalas oleh Rakha, Gue takut jika Sandrinna." Mala tidak bisa melanjutkan ucapannya, karena rasa sesak di hatinya.

"Jangan pernah berpikir seperti itu, Gue tahu Sandrinna, walaupun keras tapi dia menurut Gue baik, mana mungkin Sandrinna tega melakukan itu." Ucap Laura.

Kelas Khusus ( Ending )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang