Chapter 13 : Malam Terakhir

112 16 1
                                    

Alwi, Galih dan Rudy tidak tahu siapa saja yang mau ikut melarikan diri malam ini bersama dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alwi, Galih dan Rudy tidak tahu siapa saja yang mau ikut melarikan diri malam ini bersama dirinya. Saat mereka bertanya di siang hari yang mereka dapatkan hanya jawaban 'Gue belum memikirkannya' dan  'Gue masih terlalu bingung' serta jawaban yang lainnya. Namun ada juga yang langsung menolak mentah-mentah ajakannya , seperti Rakha dan kawan-kawannya, lalu anak-anak yang telah menjadi korban dari Echa.

Mereka keluar kamar sembari melihat kekanan dan kekiri, takut tiba-tiba saja ada guru ataupun petugas yang biasa berjaga di tengah malam. Satu jam sekali, memang selalu ada yang berkeliling, dan itu salah satu kendala mereka untuk kabur keluar.

"Galih, Rudy Lo coba tanya anak-anak perempuan, kali saja mereka sudah mendapatkan jawabannya." Rudy dan Galih langsung mengangguk, mereka berdua keluar dari koridor kamar laki-laki dan berlari masuk kedalam koridor kamar perempuan. Alwi melanjutkan langkahnya pelan, namun ia kini harus terhenti saat mendengar suara pintu yang terbuka.

"Rifal." Panggil Alwi pelan.

"Lo kok lama, Gue dari tadi bulak balik buka pintu takut ketinggalan." Ucap Rifal pada Alwi yang berjalan mendekatinya.

"Tadi Gue ketiduran sebentar, cape habis beres-beres." Jawab Alwi.

"Siapa saja yang ikut?" Tanya Alwi.

"Cuma Gue saja." Alwi mengangguk tidak apa-apa, lalu memulai berjalan kembali.

"Lo sendiri?" Giliran Rifal yang bertanya.

"Galih sama Rudy lagi manggil anak-anak perempuan yang mau ikut." Beritahunya. Rifal mengangguk, dan melihat kearah kamar anak perempuan.

"Ayo kita tunggu di depan." Ajak Alwi sambil menarik tangan Rifal. Rifal berjalan di belakang, sambil mengikuti Alwi di depan yang sedang memimpin. Ini adalah rencana dari Alwi, maka pantaslah, kalau Alwi menjadi seorang pemimpin perjalanan mereka malam ini.

"Kita tunggu disini, ingat kita tidak boleh menggunakan senter." Rifal mengangguk. Ia juga tahu akan hal itu, karena senter dalam keadaan seperti ini akan mudah diketahui.

"Tuh mereka." Tunjuk Rifal saat melihat kedatangan orang-orang. Alwi ikut melihat, ternyata ada empat orang wanita yang ikut dengan rencananya, berarti total delapan orang bersama dengan dirinya.

"Sudah di putuskan kita ambil jalur yang mana?" Tanya Rudy pada Alwi.

"Gue masih bingung, ke arah kanan kita akan mendekati gerbang sekolah, namun akan kesulitan, karena kita membutuhkan sebuah kunci, lalu kalau ke kiri, ini langsung menerobos ke danau belakang sekolah, namun di bawah benteng yang tinggi, ada sebuah lubang air, tempat keluarnya air yang berada di lingkungan sekolah." Jawab Alwi sambil memberitahu.

"Jalur kiri saja, dari pada kita harus cari kunci, yang pasti di pegang sama satpam." Aqeela memberikan saran pada Alwi.

"Bagaimana? Kalian setuju tidak?" Tanya Alwi memastikan. Semua mengangguk.

Kelas Khusus ( Ending )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang