Chapter 26 : Pelaku Kebakaran

107 11 0
                                    

Tok tok tok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tok tok tok

Lastri dan Devi melihat kearah pintu yang di ketuk, padahal hari sudah mulai malam, tapi kenapa masih ada yang melakukan gangguan seperti ini.

"Lastri, buka sana, Gue udah nyaman rebahan." Lastri yang sebenarnya juga sudah rebahan harus bangun dan turun dari tempat tidurnya. Berjalan malas-malasan ia menghampiri pintu, dan membukakan pintunya untuk melihat siapa yang menganggu malamnya.

"Eh Lo Sya, ada apa?" Tanya Lastri saat melihat Rassya yang sedang berdiri di hadapannya.

"Gue mau bicara sama Devi." Jawab Rassya. Lastri berbalik kebelakang.

"Devi, Rassya mau ngomong sama Lo." Panggil Lastri. Devi merenggut kesal, menurutnya Rassya adalah pengganggu malamnya. Devi bangun dari tidurnya, lalu turun dan berjalan mendekati pintu.

"Mau ngomong apa?" Tanya Devi malas. Rassya yang melihat itu tersenyum simpul.

"Ikut Gue." Ajak Rassya.

"Mau ngapain, disini saja." Tolak Devi.

"Yakin mau disini?" Devi mengerutkan keningnya, lalu menatap Rassya yang berbalik dengan senyum yang menjengkelkan.

"Ikut saja." Titah Lastri. Devi menurut lalu mengikuti Rassya yang sudah berjalan lebih depan darinya.

"Lo mau ngomong apa sih Sya, kaya yang penting banget." Ucap Devi yang kesal pada Rassya.

"Diem saja, Lo tinggal ikut Gue, apa salahnya sih." Balas Rassya dari depan. Devi merasa bahwa Rassya akan membawanya ke gedung Lab yang pagi terbakar, namun apa tujuannya Rassya membawanya kesini.

"Lo mau ngapain sih?" Tanya Devi sekali lagi, tidak tahukah bahwa koridor lab benar-benar gelap tanpa ada lampu pencahayaan. Rassya tiba-tiba saja berhenti tepat di sebuah pintu besi yang tertutup, dan Devi tahu bahwa di dalam lab itu terdapat mayat-mayat terbakar teman-temannya.

"Lo gila ya?" Tanya Devi.

"Memang." Jawab Rassya. "Sama seperti Lo." Lanjut Rassya. Devi tidak mengerti.

"Gimana perasaan Lo sekarang?"

"Maksudnya?" Rassya menggerakkan tangannya untuk memegang pintu besi, lalu mengusapnya dan turun ke bawah.

"Melihat mereka mati tragis." Jawab Rassya.

"Gue sedih dan benar-benar merasa kehilangan." Jawab Devi.

"Hahahaha... Hahahah..." Kaget Devi yang mendapatkan respon tertawa dari Rassya.

"Bisa-bisanya Lo bilang merasa kehilangan padahal yang membunuh mereka sendiri adalah Lo." Ucap Rassya masih di selai dengan tawanya. Dan itu sukses membuat Devi diam dengan wajah yang memerah dan tubuh yang mulai memanas.

"Benar-benar hebat Lo, sampai mereka tidak menyadari bahwa pelaku kematian mereka adalah Lo sendiri." Lanjut Rassya yang menghentikan tawanya, lalu menatap Devi dalam gelapnya.

Kelas Khusus ( Ending )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang