Chapter 27 : Tragedi 04 : 00 A.M

107 12 1
                                    

Afan terkejut, saat ia terbangun tiba-tiba saja ingin sekali membuang air kecil, maka dengan cepat Afan langsung turun dan berlari mendekat kamar mandi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Afan terkejut, saat ia terbangun tiba-tiba saja ingin sekali membuang air kecil, maka dengan cepat Afan langsung turun dan berlari mendekat kamar mandi.

"Ada Gue." Afan sangat kesal.

"Lo bisa cepetan tidak, Gue sudah tidak kuat." Pinta Afan.

"Gue baru masuk, Lo pakai toilet di luar saja." Afan ingin rasanya memukul kamar mandinya, tapi ia urungkan dan memilih keluar dengan langkah yang cepat, sambil menahan air yang sudah sangat ingin di keluarkan. Setibanya, Afan langsung membuang air yang sedari tadi ia tahan, lalu tersenyum saat akhirnya ia lega bisa mengeluarkannya.

Bragghhh

Bragghhh

Bragghhh

Afan kembali dibuat terkejut saat tiba-tiba ada orang yang berniat ingin membuka pintu kamar mandinya.

"Siapa?" Tanya Afan dari arah dalam.

"Indra, Lo bisa cepat tidak?" Afan melihat kebawah.

"Bisa kali Lo pakai toilet sebelah?" Ucap Afan yang terlihat masih lama mungkin.

"Gue takut, gak berani, Lo cepetan aja." Titah Indra.

"Gue masih lama, Lo gak usah takut, kan ada Gue di samping Lo." Beritahu Afan. "Dari pada Lo keluar, kan malu." Lanjutnya.

"Dasar."

Bragghhh

Afan tersenyum, pagi ini ia sudah membuat orang kesal, dan itu menurutnya cukup menarik dan menjadi hiburan di pagi ini. Afan mendengar suara pintu terbuka dari arah sampingnya, dan itu adalah toilet luar anak perempuan. Selesai dengan urusannya, Afan kembali tersenyum lega, lalu ia keluar dan menikmati pagi hari yang masih sangat gelap, hanya terlihat lampu-lampu koridor kamar yang menyala.

"Itukan Devi, dia mau kemana?" Afan yang memang sudah di luar melihat ke arah jajaran kamar anak perempuan, dan terkejut saat melihat Devi keluar seperti terlihat hati-hati. Afan penasaran, dan rasanya ia harus mengikuti Devi. Afan melihat ke samping toilet, perhatiannya, teralihkan pada sebuah kunci yang tergantung di arah luar. Ide jahilnya mulai muncul, lalu dengan cepat Afan langsung saja bergerak untuk menguncinya.

"Afan Lo apa-apaan." Indra dari dalam berteriak memanggil Afan.

"Hahahaha, nikmatilah Dra, bagaimana rasanya terkurung di kamar bekas mayat gantung diri dari Echa." Afan menakut-nakuti Indra.

"Lo gila ya, awas saja Lo, cepat buka pintunya, buka afan." Teriak Indra.

"Dah Indra, selamat tinggal." Afan menjatuhkan kunci kamar mandinya, lalu berlari pergi untuk mengikuti Devi yang mungkin sudah berjalan cukup jauh.

"Afan, awas ya, Lo akan mati saat bertemu dengan Gue." Marah Indra, namun sayang Afan sudah berlari menjauh, jadi yang terdengar hanya angin saja.

Beruntungnya, Afan masih bisa melihat Devi yang terus berjalan, Afan tahu Devi berjalan ke arah mana, setelah dekat, Afan berjalan secara perlahan, suara pembicaraan mulai terdengar, dan Afan cukup terkejut, karena Devi tidak sendirian.

Kelas Khusus ( Ending )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang