Percaya atau tidak, mereka adalah murid-murid pemberani. 36 Siswa berdiam diri di sekolah dalam waktu dua minggu dari pagi sampai malam hanya untuk demi sebuah gelar bahwa mereka murid Kelas Khusus, dari Sekolah yang berpusat di Ibukota jakarta, namun jauh dari pemukiman.
Malam ini, dengan hilangnya satu siswa, lebih tepatnya ia tidak kembali pada perkumpulan mereka menjadi pembicaraan yang mungkin mereka perbincangkan dengan anak laki-laki maupun perempuan. Semua sudah duduk sambil membentuk sebuah lingkaran, namun tidak ada yang berani untuk memulai pembicaraan.
Ada dua pikiran yang berbeda, namun tidak diucapkan dan hanya menjadi sebuah perdebatan di dalam otak mereka.
"Ini semua gara-gara Lo," Nayla menunjuk Rizwan yang duduk bersila dengan santai. Sedari tadi ia tidak memberikan ekspresi apapun, bahkan untuk merasakan bahwa ini adalah salahnya, seperti yang di ucapkan Nayla, tidak membuat hatinya tergerak bersalah.
"Lo akhir-akhir ini selalu membully Echa, di setiap pertemuan, ada saja yang Lo katakan untuknya." Nayla terisak. Elma mengusap punggung Nayla untuk bersabar ditemani juga oleh Mala.
"Karena dia ngeselin." Jawab Rizwan tenang.
"Ngeselin bagaimana? Echa itu anak baik, dia selalu memberikan sikap positif bagi kita, bahkan kepala sekolah juga sangat memuji kebaikan dia." Ucap Nayla kembali yang di angguki hampir semua teman-temannya. Rizwan malah tersenyum, memandang Nayla tidak suka.
"Lo salah." Ucap Rizwan.
"Elo yang salah." Elma ikut bersuara dengan nada yang keras sambil menunjuk Rizwan.
"Gue." Rizwan menunjuk dirinya sendiri.
"Iya." Jawab Nayla cepat. Rizwan membuang nafasnya kasar. Rakha terus memperhatikan gerakan tubuh Rizwan. Anak laki-laki itu benar-benar seperti tidak mempunyai rasa kesalahan sedikitpun, padahal tuduhan itu sekarang lagi sedang mengarah padanya.
"Mata kalian seperti tertutup oleh kain Hitam, tidak bisa merasakan namun hanya bisa menyaksikan." Mereka tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Rizwan.
"Fateh." Fateh yang sedang menunduk tiba-tiba saja di sebut, membuat Fateh kini harus mengangkat kepalanya dan menatap Rizwan yang menatapnya.
"Apa yang gue lakuin selama ini salah atau tidak pada Echa?" Fateh diam, ia tidak tahu kenapa Rizwan bertanya padanya. Semua menatap kearahnya.
"Jangan takut untuk jujur, katakan saja yang sejujurnya." Ucap Rizwan kembali.
"Tidak." Jawab Fateh. Semua terkejut.
"Lo gila ya Fateh, bisa membenarkan apa yang dilakukan Rizwan." Kesal Elma tidak percaya, bahkan yang lainnya juga.
"Apa Lo gak merasa, kalau selama ini Lo juga dalam posisi seperti Echa, mendapatkan Bullyan dari Rakha." Ucap Nayla.
"Jangan bawa-bawa nama Gue." Rakha menatap Nayla. Nayla tidak peduli.
"Lo dengar sendirikan, bahwa yang Gue lakuin ini benar?" Tanya Rizwan pada Nayla dan Elma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas Khusus ( Ending )
FanfictionKelas Khusus ( Projects 036 ) Cerita 36 siswa yang berhasil masuk dalam sebuah program Kelas Khusus. Berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik, bahkan bisa menjadi nomor satu namun harus ada yang di korbankan.