Chapter 45 : Kehancuran UHS ( Ending )

273 17 0
                                    

Masuk kedalam ruangan untuk beristirahat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masuk kedalam ruangan untuk beristirahat. Muhtar duduk di kursi kebanggaan UHS. Ia akan menikmati hari-harinya menjadi sang pemimpin UHS.

Muhtar melihat pada laci yang sedikit terbuka, ia lalu membukanya dan melihatkan sebuah Map berwarna hijau. Di ambilnya Map berwarna hijau dan di sampan di atas meja, Muhtar membacanya.

"Bukti-bukti Progam Kegiatan Kelas Khusus di UHS tahun 2017/2018." Ucap Muhtar, lalu membukanya dan langsung membuat Muhtar terdiam tidak percaya, karena bukti-bukti itu telah hilang.

"Dimana bukti itu?." Muhtar mulai ketakutan, dengan wajah yang memucat.

"Ini tidak bisa dibiarkan, aku harus mencarinya." Muhtar bangkit dari duduknya, lalu ia berjalan keluar dan menemui Rehan.

"Rehan." Rehan yang sedang duduk dengan sebatang rokok melihat ke arah Muhtar yang datang. Di sana juga ada guru-guru yang lain, mereka belum tidur.

"Ada apa?" Tanya Rehan.

"Bukti kegiatan UHS ada yang mencurinya." Beritahu Muhtar yang membuat semua orang terkejut.

"Kenapa bisa, bukannya ruangan itu selalu terkunci." Tanya Rehan. Muhtar menggeleng tidak tahu.

"Terus apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tanya Rehan lagi. Semua orang mulai terlihat panik, dan percayalah ketakutan mereka melebihi, karena kini mungkin mereka benar-benar akan menjadi tersangka kalau bukti itu di temukan oleh pihak kepolisan.

"Kalau bukti itu tidak jatuh pada kepolisian, kita akan selamat." Ucap Muhtar. "Tapi kalau tidak, sudah di pastikan kita gak ada harapan lagi." Lanjutnya.

"Terus siapa yang mengambilnya?" Tanya Rehan. Muhtar diam memikirkan, lalu ia mulai teringat sesuatu pada ucapan Darma.

"Walaupun kalian membunuhku, setidaknya bukti itu akan tetap sampai." Muhtar melihat pada guru-guru di belakang Rehan.

"Dimana mayat Fateh?" Tanya Muhtar.

"Masih di ruangan, kami belum memindahkannya." Mendengar itu, Muhtar langsung saja berjalan menuju ruangan di mana mereka meninggalkan mayat Fateh yang letaknya tersimpan di samping ruangan kepemilikan UHS. Setibanya di tempat, mereka tidak menemukan mayat Fateh dan hanya ada tali bekas pengikat Fateh.

"Mana tidak ada?" Muhtar menatap murka pada guru yang di perintahkan ikut melihat mengeksekusian Fateh.

"Jadi dia masih hidup?" Ucapnya.

"Kamu gak memeriksanya?" Tanya Rehan ikut kesal.

"Tidak, karena saya sudah melihat bagaimana Fateh mati dengan mata yang terbuka dan lidah yang menjulur keluar?" Jawabnya.

"Bodoh."

Plakkkkkk

"Seharusnya kamu periksa dulu, dan pastikan bahwa Fateh memang sudah mati." Bentaknya.

Kelas Khusus ( Ending )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang