Chapter 23 : Sang Pencuri

95 13 1
                                    

Sandrinna tidak tahu apa yang dilakukannya ini adalah salah atau tidak, namun jika tidak melakukannya, ia akan merasakan lelah untuk mendapatkan suatu Lencana yang sudah menjadi daya perhatiannya saat Maudy memperkenalkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sandrinna tidak tahu apa yang dilakukannya ini adalah salah atau tidak, namun jika tidak melakukannya, ia akan merasakan lelah untuk mendapatkan suatu Lencana yang sudah menjadi daya perhatiannya saat Maudy memperkenalkannya.

Pintu yang semula tertutup kini mulai terbuka. Sandrinna masuk kedalam kamar Maudy yang tidak terkunci. Tempat tidur menjadi sasaran Sandrinna, Sandrinna langsung saja membuka laci-laci yang berada di dekat tempat tidurnya, sampai empat laci ia buka, namun Sandrinna tetap tidak menemukan Lencana yang ia cari. Selanjutnya, Sandrinna melihat sebuah lemari, ia juga kini langsung membukanya, melihat beberapa pakaian yang tersusun, Sandrinna langsung memeriksanya, namun sayang sekali Sandrinna harus kembali menutup pintu lemarinya.

Sandrinna terdiam, lalu ia mulai melihat ke arah Meja kerja Maudy, tapi Sandrinna segera menunduk karena ternyata ada Maudy yang sedang duduk di kursi kerjanya. Cukup lama menunduk, Sandrinna benar-benar merasa heran, karena Maudy tidak bersuara juga, sampai Sandrinna kini mengangkat wajahnya dan melihat ke arah meja kerjanya.

"Bu..." Panggil Sandrinna. Tidak ada jawaban, Sandrinna kini mulai memberanikan diri untuk mendekati meja kerja Maudy.

"Bu Maudy..." Panggil kembali Sandrinna untuk kedua kalinya, tapi tetap saja tidak ada jawaban.

"Bu..." Sandrinna menghentikan langkahnya, ia sudah berdiri di samping meja kerja Bu Maudy, mencoba melihat wajahnya, Sandrinna langsung mundur kebelakang karena melihat Maudy yang bersandar dengan mata yang terbuka.

"Apa yang terjadi..." Sandrina bingung harus berbuat, melihat sekeliling memang tidak ada siapa-siapa, apalagi ini dalam keadaan malam hari, dimana tujuan awal Sandrinna adalah untuk mengejar teman-temannya yang dalam bahaya, tapi Sandrinna malah merubah tujuannya dan langsung pergi ke lain tempat. Sandrinna kembali berjalan kedepan, ia lalu memegang kursi yang sedang di duduki Maudy, tubuh Maudy tiba-tiba saja jatuh kedepan dan mendarat di atas meja. Sandrinna diam memperhatikan, lalu perhatian Sandrinna langsung mengarah pada kotak yang sedang di carinya. Tidak menunda-nunda lagi, Sandrinna langsung saja mendekati kotak itu dan membukanya, dimana Lencana itu Sandrinna ambil dan bergegas keluar dari kamar Maudy.

"Jadi yang mencuri Lencana itu kamu?" Tanya Devi. Sandrinna menjadi pusat perhatian teman-temannya yang masih berada di kamar Rakha, mereka saat ini masih menunggu Rakha yang belum bangun dari pingsan karena obat bius yang di berikan entah sama siapa?

"Jawab dengan jujur, jadi yang selama ini di tuduhkan Pak Yosia bahwa pencuri Lencana itu seorang perempuan itu adalah kamu?" Giliran Devi yang bersuara. Sandrinna tidak tahu harus menjawab apa, karena mereka sudah tahu.

"Sekarang dimana Lencana itu?" Tanya Rizwan.

"Gue gak tahu, karena setelah itu Gue pingsan, seseorang memukul Gue dari belakang." Mala melihat kearah Naisa. Naisa memalingkan wajahnya saat mendapatkan tatapan dari Mala.

"Lo jangan banyak alasan, sekarang dimana Lencana itu?" Paksa Egi dengan suara yang sangat keras.

"Gue benar-benar gak tahu, lencana itu hilang lagi, saat Gue pingsan." Jawab Sandrinna dengan jujur.

Kelas Khusus ( Ending )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang