Kebosanan akhirnya membuat para anak perempuan di kelas khusus harus keluar dari kelasnya. Terutama Sandrinna, Laura dan Aqeela yang memilih menjadi orang yang pertama keluar dari kelas. Namun tujuan mereka bukan kamar yang ingin mereka tuju, melainkan sebuah tempat dimana anak laki-laki yang sedang bermain basket. Sudah menjadi hobi mereka untuk memandangi, tanpa mau mendekati, apalagi anak-anak basket yang sedang bermain hanya anak-anak biasa yang jauh dari kata hebat.
"Andaikan ada Saskia disini." Laura memulai pembicaraan, dengan tatapan yang lurus kedepan, seolah dirinya sedang menikmati pemandangan.
"Benar, tapi anak itu kemana? Kok bisa tiba-tiba ngilang." Tanya Aqeela ikut menimpali sambil menatap Laura yang sama sekali tidak mengalihkan perhatiannya.
"Jangan tanya pada Gue, tanya saja sama Sandrinna?" Sandrinna yang di sebut melihat pada Laura. Berbeda pada Aqeela yang menatap Sandrinna.
"Lo tahu kemana Saskia?" Tanya Aqeela. Sandrinna menatap Aqeela, lalu menggelengkan kepalanya tanda rusak tahu.
"Kalau gue tahu, mungkin sudah cerita sama kalian." Jawab Sandrinna lelah, apalagi jika harus memikirkan Saskia yang hilang secara misterius.
"Sebelum Saskia menghilang, dia sempat ngasih Gue jaket." Lanjut Sandrinna memberitahu.
"Gue di traktir makan sepuasnya." Aqeela ikut memberitahu. Laura terdiam, ia merindukan pertemanan ini.
"Lo dimana sih Saskia, sudah sebulan lebih Lo ngilang tanpa kabar." Lirih Laura dengan suara yang pelan.
"Lo pernah kepikiran tidak, bahwa Saskia telah mati?" Tanya Sandrinna, menatap keduanya.
"Gila Lo, mana ada Gue kepikiran dia mati." Jawab Aqeela cepat.
"Gue juga sama, malah Gue pikir Saskia pindah sekolah mendadak, sampai tidak sempat menghubungi kita." Ucap Laura tidak setuju dengan ucapan Sandrinna.
"Tapi Kenapa dia sampai tidak gak ngabarin kita?" Tanya Sandrinna menatap Laura. Laura diam tidak tahu. Aqeela ikut berpikir. "Dengerin Gue ya, keluarganya Saskia juga sama sekali tidak merasa kehilangan. Hilangnya Saskia seolah hal yang sangat wajar bagi mereka." Beritahu Sandrinna. Sandrinna dan Saskia memang satu komplek, namun berbeda gang, tapi mereka pernah menemui rumahnya dan Saskia memang tidak pulang-pulang.
"Kok ada orang tua seperti itu, anaknya hilang kenapa tidak di cari, apalagi ini perempuan." Pikir Aqeela. Laura dan Sandrinna mengangkat bahunya tidak tahu.
"Ya Ada lah, itu buktinya." Beritahu Sandrinna dengan senyumannya. Aqeela pun hanya bisa ikut tersenyum sambil menunjukkan gigi rata putihnya.
"Percayalah, jika Saskia mengikuti kegiatan ini untuk masuk kedalam Kelas Khusus, Gue yakin yang gak akan masuk itu ada Fateh karena dia kan yang mendapatkan peringkat terakhir." Ucap Aqeela dan di setujui Sandrinna yang mengangguk, namun berbeda dengan Laura yang terlihat diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas Khusus ( Ending )
FanfictionKelas Khusus ( Projects 036 ) Cerita 36 siswa yang berhasil masuk dalam sebuah program Kelas Khusus. Berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik, bahkan bisa menjadi nomor satu namun harus ada yang di korbankan.