Chapter 17 : Surat Misterius

98 13 2
                                    

Berita yang Naisa hari ini dengar benar-benar sangat menyakiti hati yang selama ini selalu ia jaga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berita yang Naisa hari ini dengar benar-benar sangat menyakiti hati yang selama ini selalu ia jaga. Berusaha menutup hati untuk seseorang yang sepenuhnya sangat ia sayangi, namun sebuah kabar memberitahukan bahwa penantian itu harus secepatnya berakhir dengan jawaban yang membuatnya kecewa.

"Naisa." Naisa menghapus matanya yang berembun. Berbalik kebelakang ada Mala yang berjalan mendekatinya. "Iya, ada apa?"

"Lo ngapain disini?" Mala duduk di kursi yang sama dengan Naisa.

"Gak ngapa-ngapain kok." Jawab Naisa dengan pandangan lurus kedepan, tanpa ada objek yang menarik perhatian, karena di depan Naisa hanya ada dinding besar yang menjulang.

"Lo bohong ya?" Naisa menghembuskan nafasnya secara perlahan. "Dari tatapan Lo, perilaku Lo, sudah gue jawab, Lo sedang berbohong kan?" Lanjut Mala.

"Sini Lo cerita sama Gue, Lo tidak perlu berbohong, Gue tahu, mana orang yang sedang jujur dan mana orang yang gak jujur." Tambah Mala. Naisa menyerah, Mala benar-benar bisa mengetahuinya, apa karena pertemanan mereka sudah kuat.

"Mencintai dalam diam, ternyata sakit juga ya." Mala membuka mulutnya, melihat kesamping pada Naisa yang menunduk.

"Lo serius cinta sama Fateh?" Naisa mengangguk.

"Gue pikir itu hanya candaan Lo saja."

"Gak ada yang bercanda, karena Fateh sudah mengisi kekosongan di hati Gue, saat Gue pertama kalinya bertemu dengan dia." Beritahu Naisa.

"Sejak kapan?"

"Sejak pertama Gue menginjakkan kaki di UHS." Mala berpikir.

"Jangan bilang kalau,Lo baper saat Fateh meminjamkan topi di lapangan?" Tanya Mala mengingat pertama kalinya mereka menginjakkan di UHS dan, Naisa lupa tidak membawa topi.

"Ya sejak itu."

"Kuat banget Lo, kenapa Lo tahan?" Kaget Mala.

"Gue terlalu takut untuk memulai, Fateh terlalu sempurna dengan Gue yang..." Naisa tidak bisa melanjutkan kata-katanya.

"Yang apa?" Tanya Mala.

"Lo bisa lihat, bagaimana cantiknya Saskia, baiknya Saskia, Gue sudah kalah sebelum memulai juga, Fateh dan Saskia benar-benar cocok." Naisa tersenyum kalau harus membicarakan Fateh dan Saskia yang menurutnya sangat sempurna dimatanya.

"Percintaan itu bukan hanya dilihat dari wajahnya yang cantik, perlakuannya yang baik, tapi dari rasa ketulusan hati." Beritahu Mala pada Naisa yang terlihat mengangguk.

"Kalau Lo tahu, kenapa Lo gak mendekatinya?" Kesal Mala.

"Tapi Lo kepikiran tidak, jika? Saskia tidak tulus mencintai Fateh?" Naisa malah balik bertanya. Mendapatkan pertanyaan itu, Mala terlihat ragu untuk menjawab.

"Lo ragu ya?" Tanya Naisa. Mala mengangguk.

"Menurut Gue, ketulusan Saskia lebih tinggi dari Gue, sehingga dia mau... " Naisa kembali menghentikan ucapnya. Mala mulai mengerti sekarang, apa yang di maksud Naisa.

Kelas Khusus ( Ending )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang