28081978 x 04082018
"Woy bukaaaaaa..." Indra sudah lelah berteriak, sudah hampir 30 menit ia memanggil siapa saja yang mungkin lewat di depan toiletnya, namun tak kunjung ada. Indra menyerah, ia melihat keadaan sekeliling yang terlihat sempit, ia berjanji jika ia keluar akan langsung menemui Afan dan memberikan pelajaran pada Afan agar Afan menyesal dengan apa yang telah di lakukannya.
"Indra..." Indra langsung berbalik, melihat ke arah pintu yang melihatkan Lastri sedang berdiri dengan kening yang mengkerut.
"Terimakasih, Lo telah nyelamatin Gue." Indra langsung saja keluar, seperti ucapannya barusan bahwa ia akan langsung mendekati kamar Afan.
Bragghhh... Bragghhh... Bragghhh...
Indra memukul keras pintu kamar Afan. Dengan emosi yang kembali naik setelah apa yang telah dilakukan padanya.
"Afaaaan." Indra berteriak. Lastri yang baru saja keluar dari kamar mandi melihat ke arah Indra.
"Afan, buka Lo." Teriak Indra kembali. Indra tidak mundur sedikitpun kebelakang, saat ia mulai merasakan pintu akan di buka. Jika itu Afan, Indra sudah bersiap dengan satu pukulan yang akan langsung mengenai wajahnya.
"Lo kenapa sih teriak-teriak." Dani menatap kesal Indra yang telah menggangunya tidur. Tahu Dani yang keluar, Indra mengurungkan niat pukulannya.
"Mana Afan?" Tanya Indra. Dani membuka pintunya lebih lebar. Indra langsung masuk kedalam, dan melihat sekeliling yang hanya ada Eby sedang duduk di kasur.
"Dimana Afan?" Tanya Indra sekali lagi.
"Gue gak tahu, memangnya Lo mau ngapain cari Afan?"
"Dia ngurung Gue dikamar mandi." Indra mulai menggeldah, mencari sosok Afan di setiap penjuru kamar Afan, namun nihil, Afan tidak ada di kamarnya.
"Sejak dia keluar, dia belum kembali lagi, mungkin langsung main." Beritahu Dani. Indra menggeram kesal, lalu berjalan keluar dari kamar Afan.
"Awas saja kau Afan." Indra mendorong pintu kamarnya, ia masuk kedalam, lalu menutup pintu kamarnya sambil memejamkan mata dan mengatur nafasnya. Indra perlahan membuka matanya, namun matanya langsung tertuju pada kasur Azis yang terlihat berantakan. Bahkan Azis tidur dalam keadaan kepala yang tidak terlihat, hanya kaki dengan kolor hitamnya dan kaos putih yang terlihat oleh Indra. Ada Nasi kotak yang terbuka dan tersimpan di atas nakas kasur Azis.
"Azis." Panggil Indra sambil mendekati Azis. Indra berjongkok dan mengguncang badan Azis sambil menyebutkan namanya. Azis sama sekali tidak bereaksi, lalu Indra mulai melihat ke arah kepala yang terkulai, dan ia langsung saja bangun dengan wajah yang terkejut.
"Azis Lo kenapa?" Indra mendekati kepala Azis, lalu mengangkat dan menidurkan di atas lahunannya.
"Azis... Hei Azis..." Indra menepuk-nepuk pipi Azis, tapi tidak ada reaksi sama sekali, Azis tetap menatap kosong ke atas dengan mulut yang terbuka. Perlahan Indra menurunkan pegangannya untuk memegang leher Azis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas Khusus ( Ending )
FanfictionKelas Khusus ( Projects 036 ) Cerita 36 siswa yang berhasil masuk dalam sebuah program Kelas Khusus. Berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik, bahkan bisa menjadi nomor satu namun harus ada yang di korbankan.