Di dunia ini jumlah manusia yang bernapas hampir mencapai 8 milyar. Jika menggunakan analogi aplikasi penyedia video hiburan tertentu, 8 milyar berarti 80 Red Diamond Play Button atau setara dengan… berapa ya? 80 mangkok bakso?
Yang jelas, di antara 8 milyar manusia itu orang terakhir yang ingin kuperkenalkan pada Soni adalah Rui, si ahli kejiwaan yang menganggapku sakit jiwa. Rui mungkin memiliki sifat keibuan, tetapi kemampuannya untuk membuat orang lain terbuka padanya adalah sesuatu yang berbahaya. Yang jelas aku tak boleh membiarkannya tahu bahwa orang di sebelahku adalah Soni.
"Shade… dan ini pastilah Soni. Salam kenal."
Kampret.
"Dia siapa?" bisik Soni pelan di telingaku. Apakah napasnya yang panas itu yang membuatku berkeringat? Atau sesuatu yang lain?
"Err… Soni, ini Rui. Dulu kami bertetangga sebelum dia pindah untuk tinggal dengan suaminya."
"Senang bertemu denganmu Soni, mari kita akrab ke depannya."
Dengan sopan Rui menjulurkan tangannya dan dengan ragu-ragu Soni menyambut tangannya. Aku bisa lihat apa yang ada di mata Rui, itu adalah tatapan X-ray yang dapat menembus tengkorak untuk melihat apa yang lawan bicaranya pikirkan.
"Ini hari yang indah, udaranya segar, kenapa kau memakai masker Soni?"
"Eh? Umm, aku sedikit pilek jadi kupikir lebih baik memakai masker," jawab Soni, entah mengapa dia berbohong dan mengalihkan pandangannya.
"Benarkah? Suaramu terdengar normal di telingaku."
"Ngomong-ngomong Rui, kau kemari sendirian?" tanyaku cepat untuk mengalihkan topik. Tentunya Rui sadar apa maksudku, untungnya dia memilih ikut bermain.
"Aku jalan-jalan dengan Yansi. Oh, dia pasti rindu padamu."
Oh Tuhan. Aku terjebak.
Sosok anak laki-laki yang berlari dengan pistol air di tangannya itu perlahan mendekat menyambut panggilan Rui. Yansi, putranya yang akan berumur 7 tahun tak lama lagi melihatku dengan mata berbinar-binar dan segera menarikku untuk bermain dengannya. Permintaannya adalah sesuatu yang tak bisa aku tolak meskipun aku ingin. Namun, tangan Soni sudah mendorongku untuk bermain dengannya dan itu artinya meninggalkan Rui dan Soni berdua saja.
Kuharap tak ada hal buruk yang akan terjadi.
***
"Dan setelah itu kau tahu apa yang anakku katakan? 'Ayah, aku akan tumbuh besar sepertimu tapi tubuhku akan diselimuti otot, bukan lemak.'"
Aku tertawa tertahan selepas mendengar cerita Rui tentang kehidupan keluarganya. Cerita yang menarik, penuh pengalaman yang tak mungkin bisa dirasakan oleh seseorang yang setiap hari hanya mengurung diri di dalam kamar.
Tanpa terasa aku dan Rui sudah duduk berdekatan, dia benar-benar hebat dalam membangun percakapan meski sebagian besar perhatianku lebih tertuju pada Shade yang tengah bermain dengan anaknya Rui.
"Jadi Soni, sebenarnya ada apa antara kau dan Shade?"
Sudah kuduga pertanyaan itu akan datang. Sayangnya aku tak bisa memberikan jawaban yang memuaskan karena aku sendiri tak tahu kata yang tepat untuk mendeskripsikan hal itu.
"Kami hanya tinggal bersebelahan, cuma itu."
"Tidak perlu bohong. Dari aroma shampo yang kalian gunakan aku bisa tahu kalian tinggal satu kamar. Buktinya, pakaian kalian juga memakai pewangi yang sama. Itu tak mungkin kebetulan kan?"
Apa orang ini anjing? Penciumannya tajam sekali. Namun, yang dia katakan memang benar. Aku tak akan heran jika kami memiliki aroma yang sama. Kalau begini apa yang harus aku katakan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Memeluk Jiwamu
RomanceShade adalah seorang pelukis yang tengah kehilangan jati dirinya. Dia ingin melukis sesuatu, tetapi tak ada apa pun yang cukup indah untuk membuatnya bersemangat. Sampai suatu hari, dia melihat tetangganya yang hendak melompat dari lantai empat. Di...