Terkadang, aku merasa hidup ini tidak adil. Coba lihat faktanya, bagaimana bisa seorang youtuber yang jarang mandi seperti Viktor punya pendapatan puluhan juta per bulan hanya dengan meneriakkan nama-nama hewan saat bermain game sementara aku yang bekerja keras dengan memeras darah dan keringat harus puas dengan gaji pas-pasan untuk bulan November?
"Sumpah, ini nggak adil."
"Ternyata kau punya cukup sel otak untuk sadar bahwa dunia memang tidak adil."
"Ohh shut up man!"
Mengabaikan gerutuanku, Viktor memilih fokus menghadapi musuh onlinenya. Aku menghitung sisa uang di dompetku dan dengan cepat merasakan getaran sakit yang biasa di kepalaku, lebih tepatnya di ubun-ubun. Dan seolah tengah bekerjasama, otot-otot tubuhku ikut menjerit kelelahan. Ohh, anak-anakku sayang, tahanlah sedikit lagi. Tak sampai satu bulan lagi proyek neraka ini akan selesai.
"Shade, video promosinya apa kabar?"
"Arrrhhhh…. Auuuuuuuu!!!"
Ini adalah salah satu taktik populer dalam dunia kerja, pura-pura kerasukan setan. Dengan mengkambing hitamkan si setan maka atasan tak akan tega menyuruhmu mengerjakan lebih banyak tugas. Sayangnya, Cecile tidak selemah itu. Kupikir dengan pura-pura kerasukan akan membuat Cecile berhenti menanyakan itu tapi yang terjadi adalah dia menempelkan telapak tangannya di dahiku layaknya tengah mengukur suhu tubuh.
"Hmm, kurasa kau belum cukup gila untuk jadi pasien RSJ."
"Kenapa kalian semua memperlakukanku seperti orang bodoh? Ini sedang aku kerjakan!"
Meski aku bilang begitu, kenyataannya video promosi itu masih berhenti di detik kedua dan hanya tinggal satu minggu sebelum deadline. Video macam apa yang bisa dihasilkan dalam satu minggu? Video tiktok?
"Tak apa Shade, kami percaya padamu," dukung Cecile.
"Percaya kau akan gagal," celetuk Viktor sebagai tambahan yang membuat Cecile melempar tatapan tajam padanya.
"Hebat sekali. Kalau ingin berkelahi tolong lakukan di luar, sebelum gendang telingaku ikutan sakit."
Untuk membuat video promosi sebenarnya tidak terlalu sulit. Aku hanya perlu memasukkan beberapa bagian dari permainan dan membalutnya dalam spesial efek yang membahana. Namanya juga promosi, video ini harus menunjukkan sebanyak mungkin kelebihan game agar orang-orang tertarik. Tetapi apa sebenarnya kelebihan game ini?
"Kelebihannya…. Apa ya?" tanya Viktor balik saat aku menanyakan itu.
"Teknologi AR itu tidak benar-benar baru, tapi konsep kartu karakter itu cukup unik. Sistem gacha, sistem pay-to-win, semua itu malah membuat kesal. Saling bertukar kartu mungkin cukup menarik, dan karakternya banyak. Ya, itu."
"Itu apanya? Kau malah membuatku makin pusing."
"Ya Tuhan, apa susahnya sih? Masukkan saja konsep-konsep seperti petualangan atau persahabatan atau kerja keras, orang-orang goblok itu akan memakan semuanya. Kalau itu susah maka masukkan saja banyak dada dan bokong, itu keahlianmu kan?"
"Sejak kapan pula itu jadi keahlianku?"
Percuma, tak akan ada ide yang datang jika bertanya pada Viktor. Lebih baik aku minum secangkir kopi lagi untuk tambahan tenaga. Kafein memang selalu bagus untuk memberi semangat ekstra.
Di lobi lantai satu kami memiliki mesin pembuat kopi yang bisa dipakai siapa saja, tetapi sangat dianjurkan untuk membawa gelas sendiri. Rasanya tak terlalu enak, tetapi Luna selalu memberikan gula pada siapa pun yang meminta. Ahh, dia benar-benar resepsionis idaman.
"By the way, sudah berapa lama kau kerja di sini?" tanyaku pada Luna. Kami jarang mengobrol dan kalau diingat-ingat, Luna sudah bekerja di sini jauh lebih lama dariku. Kebanyakan karyawan di sini adalah teman satu circle Amir saat kuliah, tapi Luna adalah pengecualian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memeluk Jiwamu
RomanceShade adalah seorang pelukis yang tengah kehilangan jati dirinya. Dia ingin melukis sesuatu, tetapi tak ada apa pun yang cukup indah untuk membuatnya bersemangat. Sampai suatu hari, dia melihat tetangganya yang hendak melompat dari lantai empat. Di...