Setelah lebih dari dua minggu lamanya akhirnya aku bisa merasakan kembali sensasi pagi hari yang indah setelah tidur nyenyak semalaman. Di hari pertama tahun baru kebanyakan orang akan memulai hari sedikit terlambat dari biasanya, tapi aku dan Soni sudah masuk kategori super terlambat karena kami baru memakan sarapan kami tepat tengah hari.
"Andai kau tahu betapa rindunya aku dengan masakanmu."
Selama dia pergi aku lebih sering makan di luar atau masak mi instan dan anehnya semua terasa hambar jika dibandingkan dengan masakan Soni. Mulai sekarang dan seterusnya, aku ingin makan masakannya setiap hari.
"Aku akan masakkan untukmu setiap hari," balas Soni persis seperti yang aku pikirkan.
"Jadi, kapan kau akan pindahkan barangmu kemari?"
"Secepatnya," jawabnya agresif, "bisa bantu aku sore ini?"
"Tentu sa…."
Ahh sial. Aku lupa aku punya urusan lain.
"Kau ada kerjaan?"
"Bukan kerjaan, acara kantor. Pastinya aku lebih suka denganmu saja sepanjang hari, tapi kalau tak datang bisa-bisa aku dipecat."
"Jangan khawatirkan aku, akan kutunggu kapan pun kau bisa."
"Ohh sayang…."
Aku mendekatkan wajahku dan melumat bibirnya yang terasa seperti ikan bakar sarapan kami. Aku akhirnya menyadari bahwa kehidupan kami sudah kembali seperti biasa.
Seperti biasa….
"Gimana kalau kau ikut denganku ke kantor?"
"Apa?"
"Ikut denganku. Kami diminta mengundang sebanyak mungkin orang dan aku yakin semua orang pasti heboh jika Aphrodite tiba-tiba muncul di tengah acara. Atau… apa kau lebih memilih terus hidup mengurung diri?"
Ternyata masih ada satu hal yang belum terselesaikan, satu sisa trauma lagi dalam diri Soni. Prospek bertemu dengan banyak orang membuat Soni terlihat pucat tapi itu adalah masalah yang mudah untuk diselesaikan.
"Percaya padaku, masalah itu tak sebesar yang kau kira."
"Tapi… bagaimana kalau ada yang ingat? Atau bagaimana kalau mereka malah punya videonya?"
"Siapa yang kau maksud 'mereka' ini? Ada ratusan orang yang mempertontonkan tubuh mereka dan menjadi viral setiap tahun, terlalu banyak orang untuk diingat. Selain itu, katanya manusia punya setidaknya 5 kembaran di dunia ini. Dan kalau pun mereka ingat dan mengganggumu, akan kuhajar mereka."
Soni tertawa tertahan meski aku tak bisa melihat di mana lucunya, tapi aku percaya itu adalah bukti bahwa dia merasa lega. Akhirnya Soni pun setuju. Setelah makan aku mengantarnya ke kontrakan sementaranya agar dia bisa berganti pakaian. Saat akhirnya dia keluar, aku bersiul penuh kekaguman.
Dia mengenakan gaun yang dulu kubelikan untuknya dan meski tak seindah warna-warni kembang api pakaian itu melambangkan sesuatu yang lebih dalam. Aku senang dia merawat pakaian itu dengan baik.
"Ngomong-ngomong, apa tidak masalah kalau kita kembali tinggal bersama?" tanya Soni dalam perjalanan. Sebenarnya aku juga sudah memikirkan itu tapi belum menemukan jawaban yang bisa kuberikan padanya. Yang bisa aku lakukan hanyalah memegang tangannya dan berharap semua akan baik-baik saja.
Namun, masih ada satu masalah lagi untuk diselesaikan sebelum memikirkan itu.
"Selamat datang selamat datang. Selamat tahun baru."
Amir, yang awalnya dikelilingi oleh banyak kenalannya yang berpakaian mewah, langsung keluar dari lingkaran dan menyambutku dengan antusias. Harus kukatakan jumlah tamu yang datang jauh lebih banyak dari dugaan mulai dari orang-orang berwajah pintar hingga pihak televisi. Koneksi orang kaya memang beda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memeluk Jiwamu
RomanceShade adalah seorang pelukis yang tengah kehilangan jati dirinya. Dia ingin melukis sesuatu, tetapi tak ada apa pun yang cukup indah untuk membuatnya bersemangat. Sampai suatu hari, dia melihat tetangganya yang hendak melompat dari lantai empat. Di...