7

32.5K 2.6K 31
                                    

"Woi vino!! Ngapain lu disini? Loh vanca?!"

"Eh lu?!"

"Daniel? Kalian berdua saling kenal?" Tanya melvino

Masih pada inget daniel kan?? Daniel temen nya raffan itu loh

"Ken-"

"Gak gua gak kenal, kebetulan muka dia dari jauh mirip temen gua jadi gua pikir dia temen gua" Ucap vanca yang memotong perkataan daniel.

Daniel menatap bingung kearah vanca.

"Ohh gitu"

"Udah lama gak ketemu ya niel" Kata melvino pada daniel

"Eh iya nih udah lama banget, semenjak lu pergi ke korea ikut nyokap lu jadi jarang ketemu nih"

"Iya bener, tapi tenang aja sekarang gua beneran udah balik kok jadi kita bisa nongkrong bareng yang lain juga"

"Kabarin ya kalau mau ngumpul, btw gua duluan ya soalnya nyokap gua ngomel ngomel nanti gua gak pulang"

"Iya sana pulang nanti di usir dari rumah gak ada yang nampung lu"

"Sialan" Daniel tersenyum dan pergi dari sana, melvino melihat kearah vanca dan ternyata anak itu sudah tidur

Melvino berusaha menyalakan motornya dengan menutup telinga vanca agar tidak terbangun, sayangnya walaupun melvino menutup telinga vanca, vanca tetap terbangun karna pergerakan kecil yang melvino buat.

"Eh sorry lu kebangun karna gua ya?"

"Hah? Oh ngak" Ucap vanca dengan muka bangun tidurnya

"Lu mau pulang sekarang?"

"Iya"

"Oke mari berangkat" Tenang kali ini melvino bawa motor gak ngebut kayak tadi

"Mel, kok ngelewatin rumah lu? Motor gua kan di rumah lu" Bingung vanca, kenapa melvino malah pergi melewati rumahnya?

"Iya kita langsung kerumah lu aja"

"Motor gua gimana?"

"Besok gua anter"

"Lah nanti malah lu yang ribet tau"

"Gapapa udah"

"Dah sampe"

"Lah iya udah sampe" Vanca melihat rumah yang ada di depan mereka, benar itu rumah vanca

Darimana melvino tau rumahnya?

"Sono masuk"

"Eh kok lu tau ru-"

"Dah mol gua duluan ya tidur yang nyenyak!!" Ucap melvino yang sudah melajukan motornya

"Wah anjing" Vanca langsung saja masuk ke rumah

Baru vanca buka pintu tiba tiba aja ada vas bunga melayang di samping nya.

Prang

Vanca melihat kearah orang yang telah melempari nya vas bunga
Dia sana sudah ada hiegohiego, jeran, kaivan, dan juga raffan.

"DARI MANA SAJA KAMU?!" Teriak hiego, dapat dilihat dari wajahnya yang merah tanda bahwa ia sedang menahan marah.

"Bukan urusan kalian" Vanca memutar mata bolanya malas

"Vanca!!" Kali ini jeran yang bicara

"Kenapa kalian peduli aku pergi kemana?"

"Karna kita keluarga lu" Ucap raffan

"Cih keluarga, kalian sebut ini keluarga?!"

"Aku gak pernah ngerasa kalau kalian keluarga"

"Apa maksud kamu vanca?!" Jeran bingung dengan kalimat vanca, dia juga takut jika ayah nya tidak bisa menahan amarah nya lagi.

"Apakah bisa kalian aku panggil keluarga? Padahal kalian selalu anggap aku gak ada, kalian gak pernah percaya aku, kalian selalu mandang aku seperti orang yang menjijikan, apa kalian tau apa yang aku suka dan yang tidak aku suka?"

Semuanya diam, mereka sadar akan tindakan mereka tapi mereka menepis itu

"Kita ngelakuin itu juga karna kamu!!" Kata kaivan

"Emang aku ngelakuin apa sampe kalian kayak gitu? Apa untungnya buat aku?! "

"Asal lu tau kita semua ngelakuin itu karna lu selalu ngebully yola" Ucap raffan yang membuat vanca makin muak

"Sebenernya yang keluarga kalian ini gua atau yola sih? Kalian percaya sama ucapan orang asing tapi sama ucapan gua ngak?! Hahaha keluarga macam apa ini"

"Saya berharap anak bungsu keluarga graham bukan kamu vanca tapi yola" Ucap hiego yang membuat anak anak nya kaget

"Bajingan, GUA JUGA GAK MAU JADI ANAK BUNGSU DARI KELUARGA YANG SAMA SEKALI GAK PERNAH KASIH GUA PERHATIAN SEDIKIT PUN!!"

"Sekarang lu mau apa?? Mau gua pergi dari rumah? Oke gua turutin permintaan lu sekarang" Vanca berlari kearah kamarnya

"Ayah!! Ayah bercanda kan?!" Entah kenapa raffan merasa takut, bukan takut kepada ayahnya tapi takut jika vanca benar benar pergi

Hiego terlihat kaget, kaget pada ucapan yang keluar dari mulutnya sendiri.

Mereka melihat ke arah vanca yang sedang menuruni tangga dengan 1 koper di tangannya.

"Gua pergi dan mulai sekarang gua bukan lagi bagian dari keluarga bajingan ini, makasih buat tumpangannya, makasih buat kalian yang udah bikin gua sadar kalau gua gak akan pernah dapet perhatian dari ketiga abang gua dan ayah gua sendiri" Baru saja vanca balik badan untuk pergi, tapi dirinya malah dipeluk oleh seseorang dari belakang

"Plis jangan pergi"

"Lepas"

"Gak"

"Lepas gak!!"

"Gak"

"Bangsat lepas!!"

"Gua gak mau vanca"

"Argh mau lu apa si sebenernya?!" Vanca balik badan, dan ternyata raffan nya orang yang melarangnya pergi

"Ayo gua anter lu ke kamar" Kata raffan, menarik lembut pergelangan tangan vanca

"Gua capek sama kehidupan yang gak jelas ini... Gua mohon sama kalian... "

"Tolong berhenti... Gua cape, salah gua apa? Tolong jangan siksa gua kayak gini" Raffan langsung memeluk vanca

Hiego, jeran, dan kaivan hanya diam melihat kedua bungsu graham

"Ayo gua anter ke kamar" Ucap raffan
Sunggu vanca sangat lelah, sekarang dia pasrah ditarik oleh raffan ke kamarnya

"Tidur ya" Ucap raffan pada vanca yang kini sudah tiduran di kasurnya

"Maaf"

Raffan mematikan lampu yang di kamar vanca dan tidak lupa menutup pintu kamar vanca

"Gua harap gua bisa cepet mati" Ucap vanca

'Semoga kamu kuat vanca' - batin seseorang






Annyeong kambek lagi dengan akuu😘

Buat kalian jangan lupa jaga kesehatan kalian yaa

vancaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang