"BISA DIEM GAK SIH?!" Teriak Vanca membuat mereka bertiga diam
"TAU GAK KEPALA GUA UDAH PUSING TAMBAH PUSING DENGER LU BERTIGA!! INI JUGA KENAPA TANGAN GUA DI INFUS SEGALA?!" Vanca langsung mencabut infus di tangannya dan membuat tangannya berdarah.
"Vanca?!" Luka segera menghampiri Vanca
"Luke panggil dokter!" Ucap Luka dengan cepat Luke berlari untuk memanggil dokter tanpa mempedulikan ucapan orang yang menegurnya.
"Vanca kenapa kamu lepas gitu aja?!" Tanya jeran yang terlihat marah
'Ini kenapa jadi dia yang marah sih kan gua jadi takut' - batin Vanca
"Y-ya gua mau pergi" Ucap Vanca sambil menunduk
"Mau kemana?" Tanya Luka dengan ekspresi datar yang membuat Vanca semakin takut
"Mau kemana kek suka suka gua!!" Ucap Vanca dengan nada tinggi
"Vanca!!" Bentak jeran membuat Vanca tersentak
Vanca mengigit bibirnya agar tidak merasa ketakutan dan untuk menahan agar tidak menangis.
"Jangan digigit bibirnya" Ucap Luka sambil berusaha memberhentikan darah yang terus keluar dari tangan Vanca.
"Noh dokter bocahnya" Ucap Luke bersama dokter di belakangnya
Setelah luka Vanca sudah di bersihkan kini di ruang inap hanya ada mereka berempat dengan Vanca yang di kelilingi oleh mereka, sedangkan Vanca cemberut karna tidak bisa keluar dari sana.
"Siapa yang suruh kamu tarik infusnya kayak gitu?" Tanya Luka
"Gak ada" Ucap Vanca dengan suara kecil tetapi masih di dengar oleh mereka
"Hah kamu tau gak kalau kita panik liat kamu kayak gitu" Ucap Jeran
"Maaf"
"Udah gak usah di marahin, ayo kita ke apartemen abang" Ucap Luke sambil membawa Vanca untuk digendong di belakangnya.
"Gak mauuu" Ucap Vanca sambil menarik kerah baju Luke
"Adoh ke cekek tau!!"
"Turunin gua" Ucap Vanca yang bergerak untuk minta di turunkan
"Vanca gak ada bahasa lu gua!" Ucap Luka dengan tegas membuat Vanca diam
'Ini sebenernya abangnya Vanca, gua atau Luka sih? Kenapa si Vanca nurut sama si Luka?' - batin Jeran
"Turun!!! Gua males sama kalian!!" Ucap Vanca tapi tidak di pedulikan oleh mereka
"Bawa Vanca balik ke rumah" Ucap Jeran
"Gak" Ucap Luke
"Ini perintah" Ucap Jeran membuat si kembar pasrah dan menurut
"Cepet sembuh ya biar hukuman kamu bisa di jalanin" Ucap Luke
"Mendingan gua gak usah sembuh" Gumam Vanca yang masih terdengar oleh Luke dan membuatnya terkekeh mendengarnya.
...
"Silahkan tuan putri" Ucap Luke yang membukakan pintu mobil untuk Vanca
Mendengar ucapan Luke, Vanca langsung menendang alat reproduksi milik Luke kemudian lari dengan cepat agar tidak di amuk oleh Luke.
"Bangsat, liat aja gua kasih hukuman yang berat buat lu!!" Ucap Luke yang kini sedang menahan sakit
Sementara Jeran dan Luka hanya terkekeh melihat kelakuan Luke dan Vanca.
Saat Vanca memasuki ruang tengah, dia tiba tiba langsung di peluk oleh kaivan.
"Maaf maaf maaf" Ucap Kaivan berulang kali mengucapkan kata maaf
KAMU SEDANG MEMBACA
vanca
Teen Fictionawal nya dia hanya ingin merokok dipinggir jalan untuk melepas semua bebannya tapi kenapa tiba tiba dia ada di kamar? dan kenapa rumah nya beda bahkan keluarganya beda dia dibuang atau keluarga nya operasi plastik jadi beda gini? Bukan bl🙂