35

7.7K 648 20
                                    

"Pagi" Sapa Vanca kepada mereka yang ada di meja makan

Vanca duduk di tengah tengah Jeran dan Raffan. Mereka berdua tidak masalah jika Vanca duduk di dekatnya, namun kenapa Anzel melihat Vanca seperti itu?

"Kenapa?" Tanya Vanca kepada Anzel yang dari tadi melihatnya dengan tidak bersahabat

"Ck lu ta-"

"Anzel" Ucapan Anzel di potong oleh teguran dari Arsen

"Ekhem, aku makan di kantin sekolah aja" Ucap Vanca lalu berdiri dari duduknya Namun saat dia ingin pergi, tangannya lebih dulu di tahan oleh Jeran.

"Makan" Ucap Jeran

"Gak bang, makan di kantin aja sama Noel udah janji kemarin" Ucap Vanca sambil tersenyum Jeran melepaskan pegangan tangannya membiarkan Vanca pergi dari sana.

"Anzel, kemarin Daddy bilang apa sama kamu?" Tanya Ghava

"Jangan benci sama Vanca" Ucap Anzel

"Terus kenapa kamu kayak gitu tadi?" Tanya Ghava yang sibuk memotong daging di piringnya

"Aku gak suka dia ada di tubuh Vana" Ucap Anzel yang kini menunduk

"Kalau lu gak suka, gimana sama Vanca?! Lu gak mikirin Vanca hah?!" Ucap Jeran dengan nada tinggi

"Jeran" Tegur Hiego

"Ayah, Vanca gak salah"Ucap Jeran

"Ayah tau Jeran, kita cuman butuh waktu" Ucap Hiego

Jeran mengepalkan tangannya kuat, tanda bahwa dia sedang menahan emosi.

Di antara keluarga Graham itu Jeran adalah orang yang jarang sekali marah, sifat dia lemah lembut sama seperti mendiang ibu nya.

Tapi bukan berarti Jeran marah tidak seram, justru lihat adik adiknya yang kini ketakutan dengan nya. Kecuali Anzel sih.

"Aku gak peduli kalian butuh waktu apa ngak, kalian bakalan nyesel kalau kayak gini terus. Aku udah kehilangan Vana dan aku gak mau kehilangan Vanca juga" Ucap Jeran

"Lu mah enak Jer bilang kayak gitu karna lu gak sedih bahwa kenyataannya Vana udah gak ada, karna lu gak pernah peduli sama Vana" Ucap Anzel sambil menatap tajam Jeran

Brak

Setelah memukul meja yang membuat mereka terkejut, Jeran memejamkan matanya untuk menenangkan emosinya.

"Gua sedih bahkan sampe sekarang, gua sedih karna gua gak bisa minta maaf ke dia. Zel gua tau lu sayang Vana, bahkan di saat gua sama keluarga gua jauhin Vana, lu yang sering bareng sama dia"

"Zel kita semua sayang sama Vana" Ucap Jeran

"Tapi dia ngambil tubuh Vana Jer" Ucap Anzel dengan mata yang berkaca kaca

"Itu bukan keinginan dia zel, kalau dia bisa milih mungkin dia juga gak mau pindah tubuh kayak gitu" Ucap Jeran

Raffan, dia sudah menangis mengingat bahwa dia tidak bisa bertemu lagi dengan adiknya Vana. Kaivan? Dia menahan nangis nya dari tadi.

"T-tapi Jer itu adek kesayangan gua Vana hiks"

Jeran segera menghampiri Anzel dan menenangkannya Memang Vana lebih dekat dengan Anzel. Saat Vana terluka Anzel akan selalu jadi orang pertama yang ada di sampingnya.

Namun karna Anzel pergi ke luar negeri bersama Ghava, Vana menjadi kesepian hanya ada Noel di sisinya tetapi itu hanya saat dia di sekolah.

"Zel kita semua juga kehilangan, tapi jangan salahin Vanca, dia juga korban disini" Ucap Jeran

...

"Vanca!! Helow!!" Teriak Noel

Vanca terkejut mendengar suara Noel yang berada di telinganya

"Anjir lah kaget gua monyet" Ucap Vanca sambil memukul Noel

"Aduh, ya lu nya anjeng yang gua panggil dari tadi" Emosi Noel sampai Teo harus menahan Noel agar tidak memukul Vanca

Kan kasian seng nya Teo luka gimana, ya udah di pastikan Noel abis juga sama Teo sih.

"Ya maap atuh" Ucap Vanca lalu mengambil somay milik Kai

"Plis deh ya, kalau lu laper kan bisa beli dulu jangan main comot comot deh, gua gak mau bagi bagi" Ucap Kai lalu menarik piring somay miliknya menjauh dari Vanca

"Pelit lu Kai" Ucap Vanca

"Bodoamat" Ucap Kai

"Nih somay nya mol gak usah ambil punya nya si Kai bau" Ucap Melvino sambil memberikan sepiring somay untuk Vanca.

"Makasih Mel" Ucap Vanca

Melvino mencubit pipi Vanca yang sedang memakan somay yang dia kasih

"Diem" Ucap Vanca membuat Melvino diam

"Lu kenapa sih Van? Dari tadi diem mulu" Tanya Noel membuat Vanca menoleh kearahnya

"Gapapa, emang gua diem ya? Bukannya biasanya emang diem?" Tanya Vanca

"Hah? Lu biasanya diem? Ck yang ada kayak cacing kepanasan" Ucap Kai yang di setujui oleh Noel

"Gua gak kek gitu ya!!" Ucap Vanca tidak terima dengan ucapan Kai

"Hilih gak mau mengaku lu" Ucap Kai dengan tatapan sinis nya

"Ih nyebelin banget lu babi hutan" Ucap Vanca lalu menjambak rambut Kai

Sementara yang lain hanya tertawa melihat kelakuan Kai dan Vanca

"Vanca" Panggil Melvino membuat Vanca menoleh kearahnya

"Selesain makannya nanti gua kasih hadiah" Ucap Melvino membuat mata Vanca berbinar

"Beneran?!" Tanya Vanca dengan semangat

"Iya, makanya habisin" Ucap Melvino membuat Vanca

"Gua udah abis makannya" Ucap Teo sambil menatap Melvino

"Terus? Gua harus apa?" Tanya Melvino

"Hadiah gua" Ucap Teo sambil tersenyum

Melvino yang mendengar itu langsung tersenyum dan mendekat kepada teo, namun bukannya mendapat hadiah tapi Teo malah mendapat pukulan dari Melvino

"Tuh hadiah" Ucap Melvino, sementara Teo memasang wajah cemberut membuat Noel yang melihat itu merinding

"Najis sok imut lu" Ucap Noel sambil memukul Teo

"Sowry yah akuh imut, dis is cogil" Ucap Teo

"Eww" Jijik Noel sambil memukul Teo, merinding badan dia ngeliat Teo kayak gitu

"bisa gak sih gak usah mukul" Sinis Teo sementara Noel hanya tertawa melihat wajah Teo
"Selesai" Ucap Vanca dengan semangat

"Ayok ikut gua" Melvino menarik pelan tangan Vanca untuk mengikuti dirinya

"Wah berduaan doang, satu nya lagi setan biasanya" Ucap Teo yang di angguki oleh Noel

"Tapi setannya ketinggalan" Teo memasang wajah bingungnya mendengar ucapan Noel

"Iya kan setannya lu" Melihat wajah Teo yang siap memukulnya, Noel langsung kabur dari sana sebelum Teo benar benar menangkapnya.

"Dasar Tom and Jerry" Ucap Alvero

"Kalau kita apa?" Tanya Kai

"Gua majikan lu babu" Ucap Alvero lalu pergi meninggalkan Kai sendiri di kantin

"Anjing emang" Ucap Kai

...

"Taraaa, nih cimol" Ucap Melvino sambil menyerahkan sebungkus cimol kepada Vanca

Kini mereka berada di atap sekolah berdua saja, kenapa berdua? Karna sebenernya udah bel masuk, cuman merekanya aja yang masih di luar.

"Yess, makasi mel" Ucap Vanca dengan semangat

"Sama sama cantik" Ucap Melvino membuat wajah Vanca menjadi cemberut

"Gua cowo ya anjir" Kesal Vanca

"Kata cantik sekarang gak cuman buat cewe ya" Ucap Melvino tanpa mempedulikan Vanca yang saat ini kesal.

"Ck nyebelin lu" Sinis Vanca membuat Melvino tertawa

"Lu tuh lucu, sadar gak sih" Melvino langsung mencubit pipi Vanca gemas

"Lepasin" Sinis Vanca

"Hehehe" Tawa Melvino

"Mol, lu kalau ada masalah bilang sama gua" Ucap Melvino yang langsung membuat Vanca terdiam

"Jangan apa apa di pendem sendiri, sampe berapa kali gua bilang ini ke lu mol" Lanjut Melvino

"Gua gak ada masalah kok" Vanca berusaha untuk tidak menatap mata Melvino

"Vanca, ada yang lu sembunyiin kan? " Tanya Melvino membuat Vanca terkejut mendengar itu

"Gak" Ucap Vanca menghindari tatapan Melvino

"Lu bakalan nurut kalau gua panggil Vanca atau Vana?" Perkataan itu membuat Vanca terkejut

Bagaimana Melvino tau tentang itu? Vanca benar benar bingung, dia tidak tau harus bagaimana

"Kenapa? Kaget gitu" Ucap Melvino

"Lu tau?" Tanya Vanca yang di balas anggukan oleh Melvino

"Apa yang gak gua tau tentang sahabat kecil gua" Lagi lagi Vanca di buat terkejut oleh Melvino

"Terus lu bakalan nyalahin gua karna gua pakai tubuh Vana?" Tanya Vanca dengan tatapan tajam nya yang membuat Melvino terkejut

"Gak tuh" Ucap Melvino

"Itu udah takdir, gak bisa kita ubah. Kenapa? Kalau gua suruh lu keluar dari tubuh Vana apa lu bakalan bunuh diri biar tubuh itu balik ke Vana?" Vanca terdiam mendengar itu

"Belum tentu Vana bakalan balik... Vanca jangan pernah nyerah walaupun lu sendiri"

"Kan ada lu Mel kenapa gua harus sendiri?" Tanya Vanca dengan mata berkaca kaca

"Sekarang gua ada di samping lu, tapi kita gak tau kedepannya bakalan gimana. Di dunia ini gak semua orang baik jadi lu harus bisa di saat lu sendiri di dunia ini" Ucap Melvino sambil mengusap rambut Vanca untuk menenangkan Vanca.

"Lu harus jalanin hidup ini sampe semua tujuan lu terwujud" Vanca mengerutkan keningnya bingung dengan apa yang di maksud oleh Melvino

"Ada masa di mana kita bener bener di bawah, sampai ada keinginan dari dalam diri kita buat menyerah dan saat ini lu ada di masa itu" Ucap Melvino

"Tapi Van, ada masa di mana lu bakalan ngerasa beruntung karna lu gak milih untuk menyerah dan bangga dengan semua yang lu hadapin. Gua pengen lu ngerasain itu"

"Van, lu gak boleh nyerah walaupun mereka suruh lu pindah tubuh. Itu bukan hal yang bisa lu lakuin... Lu harus bertahan Van, gua tau itu hal yang sulit tapi kita harus bisa bertahan di dunia ini"

"Sekarang gua tanya, apa tujuan lu hidup?" Tanya Melvino

"Gua... Gak tau" Ucap Vanca dengan kepala yang menunduk

"Kalau lu gak tau, berarti tujuan lu hidup saat ini adalah membuat lu bahagia, lakuin apa yang pengen lu lakuin" Ucap Melvino

"Mereka gak suka hal itu" Ucap Vanca

"Jangan dengerin mereka, ini demi kebahagiaan lu bukan demi mereka"

"Gua takut Mel, mereka nentang semuanya. Gua bakalan di hukum kalau gua gak lakuin yang mereka mau" Melvino tau itu bukan masalah Vana tapi itu masalah Vanca di kehidupan sebelumnya

"Vanca... Semua bakalan berubah, lu harus percaya sama diri lu sendiri, buat mereka takjub dengan yang lu punya"

"Jalanin kehidupan lu tanpa peduli dengan perkataan orang lain yang buat lu ngerasa benci sama diri lu sendiri, jangan buat perkataan mereka ngehasut pikiran lu untuk menyerah"

"Gua tau lu bisa hadapin semuanya, karna tuhan selalu kasih kita ujian hidup yang bisa di lewatin"

"Di dunia ini gak ada yang gak mungkin Vanca, gua mau lu bisa lewatin itu semua dan bangga sama diri lu sendiri, gua yakin lu bisa lakuin itu walaupun lu sendiri. Gua tau perkataan gua selalu di ulang ulang, tapi gua bakalan ulangin perkataan itu sampai lu bener bener yakin untuk gak nyerah" Ucap Melvino

"Mel, makasih gua beruntung ketemu sama lu" Ucap Vanca lalu memeluk Melvino dengan erat Tanpa mereka ketahui, ada seseorang yang mendengar mereka dari awal.

"Vanca jangan nyerah sama semuanya, gua mohon untuk bertahan" lirih orang itu.









HALOOOO 
jujur aku bingung, gak tau bingungin apa tapi aku cuman mau bilang bingung doang :)

vancaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang