32

6.5K 592 13
                                    

"Ini bukan kehendak gua"

"Gak tau apa yang harus gua lakuin"

Remaja itu kini sedang berada di pinggir jalan dengan sebatang rokok yang berada di tangannya.

"Apa yang harus gua lakuin buat semua balik? Gua bingung"

"Gua ada di dunia mana sih sebenernya?"

"Hai" Vanca yang awalnya sedang merokok menoleh ke kanan, melihat seseorang yang tadi menepuk pelan bahunya.

"Lu ngapain di sini?" Tanya orang itu, sementara Vanca sedang terkejut melihat sosok yang ada di sampingnya

"L-lu ngapain di sini?" Tanya Vanca berusaha untuk tidak terlihat gugup.

"Oh ini... Kalau lagi kangen adek gua, gua selalu kesini"

"Ngapain?"

"Dia sering ke sini kalau lagi ada masalah, tapi gua selalu terbayang kecelakaan itu dan selalu menyesal karena kenapa bukan gua yang ada di posisinya saat itu"

Ah Vanca baru ingat sekarang dia ada di tempat awal kenapa dia bisa pindah tubuh.

"Lu liat kecelakaan itu?" Tanya Vanca

"Iya, dan gua gak bisa apa apa" Ucapnya sambil menunduk

"Kok lu bisa ada di sana?" Tanya Vanca dengan wajah terkejut

"Kok kek kaget gitu lu?" Heran orang itu membuat Vanca gelagapan

"Y-ya gua nanya doang emang gak boleh?" Ucap Vanca berusaha tidak bertatapan dengan orang yang ada di sampingnya itu.

"Hahaha boleh, saat itu lagi ada masalah keluarga dan dia kabur dari rumah"

"Gua diem diem ikutin dia karna gua tau dia pasti lagi kacau sampai gua liat dia di tabrak mobil dan semua badan gua diem di tempat karna gua bingung sama apa yang ada di depan gua"

"Gua nyesel, kenapa gua gak bisa selamatin dia? Gua merasa gagal sebagai abangnya"

Vanca merasa sedih melihat orang yang ada di samping nya menangis.

"Itu bukan salah lu kok" Ucap Vanca sambil berusaha menenangkan orang itu

"Sorry jadi curhat ke lu, padahal pasti lu juga punya masalah kan?"

"Ah ngak kok"

"Tapi muka lu kek orang bermasalah" Ucapnya sambil terkekeh

"Sialan lu" Senyum Vanca

"Btw adek lu setelah kecelakaan gimana?" Tanya Vanca Orang itu sempat diam sejenak sebelum akhirnya dia berbicara sambil menatap Vanca

"Gua gak tau, keluarga gua sembunyiin ini dari gua" Ucap nya membuat Vanca terkejut mendengar hal itu.

'Seandainya gua jujur ke lu kalau ini gua, apa lu bakalan percaya bang?' - batin Vanca

"Hei kok ngelamun?" Tanya orang itu sambil melambai di depan wajah Vanca saat Vanca diam saja.

"Ah ngak"

"Lu ada masalah apa?"

"Ehm, gapapa sih cuman lagi capek aja?" Ucap Vanca sambil membuat rokok yang sudah habis dan mengambil lagi sebatang.

Tetapi tangannya di tahan, membuatnya menoleh ke orang yang ada di sampingnya itu.

"Jangan, lu udah habis banyak gak baik buat lu yang masih muda" Ucap orang itu membuat Vanca menunduk.

'Gua harus gimana, gua kangen sama lu, gua kangen omelan lu bang' - batin Vanca

"Lu gak pernah berubah ya?" Ucap Vanca sambil tersenyum kepada orang itu

"Lu kenal gua?" Bingung orang itu

"Kenal lah, lu itu berharga bagi gua"

"Di saat yang lain nuntut gua ini itu, lu selalu belain gua dan mentingin gua. Gua kadang iri sama lu karna lu lebih di sayang sama mereka, kalau gua? Mereka pengen gua mirip lu dan lebih dari lu, tapi gua cuman mau jadi diri gua sendiri. Gua capek untuk jadi orang lain" Lanjut Vanca dengan mata yang berkaca kaca

"adek?" Tanya orang itu membuat Vanca menangis kencang


udah lama Vanca tidak mendengar ucapan dari abang kesayangannya itu...

"Gua harus apa bang? Gua capek, gua selalu berdoa kepada tuhan untuk berhentiin nafas gua karna gua takut buat ada di dunia ini. Gua cuman mau jadi diri gua sendiri, ucapan mereka buat gua benci sama diri gua sendiri gua merasa gua adalah orang jahat. Bang sampai kapan gua harus berpura pura jadi orang lain?" Orang itu yang Vanca panggil abang, meneteskan air mata setelah mendengar ucapan Vanca.

Apa benar dia adik nya?

Darel, abang dari Vanca yang dia pikir mereka tidak akan pernah bertemu lagiTetapi nyatanya tuhan berkehendak lain, mereka dipertemukan tetapi dengan salah satunya jiwa yang sama tetapi tubuh yang berbeda.

Darel langsung memeluk adiknya yang saat ini menangis meraung raung, darel tidak tau apa yang sudah di alami oleh adiknya.

Mereka menangis berdua setelah sekian lama mereka tidak bertemu.

"Maaf udah ninggalin kamu, seharusnya abang gak nurut perintah kakek buat pergi kuliah di luar negeri. Kita jadi jarang buat ketemu dan abang gak tau apa yang udah kamu lewatin, abang bangga kamu udah bisa sampe sejauh ini, jangan berpikir untuk berhenti abang gak mau kamu ninggalin abang" Ucap Darel sambil memeluk Vanca yang semakin kencang menangis

...

"ANZEL!! Bukannya daddy suruh kamu buat lacak Vanca?" Tanya Ghava kepada anaknya

"Dia bukan adik aku, DIA BUKAN VANA!!" Teriak Anzel membuat Ghava, Hiego dan juga Arsen kebingungan.

"Apa maksud kamu?" Tanya Hiego

"Ayah cari tau aja sendiri" Ucap Anzel lalu pergi dari sana, Ghava yang melihat anak nya pergi langsung mengikuti Anzel.

"Kaivan, Raffan? Apa maksud ucapan Anzel?" Tanya Hiego

"Maaf ayah" Ucap Kaivan lalu pergi menyusul Anzel di ikuti oleh Raffan

"Jeran" Panggil Hiego

"Aku udah terlambat, aku pergi dulu" Ucap Jeran Di meja makan tersisa si kembar, Arsen dan juga Hiego.

"Kembar, sebenernya ada apa?" Tanya Arsen, sementara si kembar hanya menundukkan kepala mereka

"Ayah, papah Vanca dan vana itu orang yang berbeda" Ucap Luka lalu pergi menarik adiknya yang masih menunduk pergi dari sana.

"Maksudnya?" Bingung Hiego

"Gua tanya anak gua dulu" Ucap Arsen lalu pergi meninggalkan Hiego dan menyusul anak kembar nya.

...

Kini seorang anak sma sedang berdiri di depan sekolah nya dengan pandangan yang sendu.

"Gimana... Gua takut"

"Vanca!!" Dia menoleh ke arah suara itu berasal Terdapat Noel yang sedang makan roti bersama satpam sekolah mereka. Sebut aja mang linglung.

Biasa di panggil maling sama anak di sana.

"No, bolos yok" Ajak Vanca yang sekarang sudah berada di samping Noel

"Bolos mulu" Ucap Noel sambil memperhatikan Vanca dengan mata sinisnya.

"Mau juga kan lu?"

"Karna lu paksa jadi gua mau aja, kan gua teman yang baik" Ucap Noel membuat Vanca memutar bola matanya malas.

"Ayok, maling kita pergi duluan ya kalau bu guru nanya bilang aja mau nemenin kucing Noel di steril dulu" Ucap Vanca sambil menarik Noel

"Eh iya" Ucap Maling dengan wajah bingungnya

"Jadi ini bolos apa nemenin kucing izinnya?" Bingung Maling

...

"Bolos yang elit dikit apa" Ucap Noel dengan wajah kesalnya

"Ini elit njir" Ucap Vanca

"Ndas mu, elit dari mana kita malah bantuin petani nanem padi?!!" Kesal Noel Lagi pula kenapa dia bisa berada di pedesaan bersama Vanca saat ini?

"Sekarang beras tuh mahal ya nyet, jadi siapa tai kita bisa dapet beras gratis habis bantuin nanem padi"

"Tau anjing bukan tai!!" Kesal Noel

"Dek itu nanemnya yang bener" Ucap salah satu petani yang membuat Noel kesal sambil memukul Vanca yang tak jauh dari dia.

"Sakit!!!" Ucap Vanca sambil berusaha berlari dari kejaran Noel

"Makan tuh padi!!" Kesal Noel setelah memasukkan padi kedalam mulu Vanca

"Anjing lu" Ucap Vanca

"Guk guk" Balas Noel membuat Vanca kesal dan melempar padi ke wajah Noel

"Nih lah adik adik, saat pemilihan akhlak harus dateng biar gak kek dia, disaat orang orang ngantri dia malah makan cimol" Sindir Noel

"Bacot lu babi, anjing, jerapah, gajah, gorila, monyet" Umpat Vanca

"Astaghfirullah nak, tobat lah wahai anak muda" Ucap Noel sambil menutup mulut Vanca dengan tangan yang kotor.

"NOEL!!!" Teriak Vanca, sementara Noel sudah lari lebih dulu menghindari amukan baginda cimol.

Sekarang mereka berdua sedang duduk di depan rumah warga di sana, Vanca udah izin cuman gak ada orangnya jadi ya gitu...

"Lu ada masalah?" Tanya Noel sambil memakan roti yang dia beli

"Hm... Mungkin?" Ucap Vanca membuat Noel memukul kepalanya

"Gua tonjok beneran lu lama lama" Kesal Noel

"Hehe, ada deh tapi gak sebesar itu" Ucap Vanca sambil tertawa setelah membuat Noel kesal

"Kebiasaan lu mah, denger ya van. Mau masalah kecil atau masalah besar kalau itu menganggu pikiran lu, lepasin semuanya gua siap denger semuanya"

"Lu terlalu sering ngelupain semuanya, gua tau lu pasti nyesek kan? Van gua bakalan dengerin semuanya" Lanjut Noel membuat mata Vanca berkaca kaca

"No, gua... "

"Takut" Ucap Vanca lalu tangannya bergerak menutupi wajahnyaNoel yang melihat itu langsung pindah duduk di depan Vanca.
"Hei, kenapa takut? Cerita semuanya ke gua Van keluarin semuanya" Ucap Noel sambil mengelus rambut Vanca.


'Gua takut gua gak bisa balik lagi' - batin Vanca

"Heh, lu kenapa sih? Jangan bikin gua panik dong" Ucap Noel setelah menyenggol lengan Vanca.

"Gapapa, No kalau gua bilang sebenernya ini bukan gua lu percaya gak?" Tanya Vanca membuat Noel bingung

"Maksudnya gimana anjir?" Bingung Noel

"Ya gua bukan gua... Ah udah lah lupain aja" Ucap Vanca lalu pergi meninggalkan Noel di sana

"Jangan bilang..."

"Maaf mas gak ada uang" Ucap ibu pemilik rumah membuat Noel cemberut

"Malah di kira pengamen gua, mana ada pengamen seganteng gua" Kesal Noel lalu pergi dari sana.

...

Tok tok tok

"Siapa ya?" Tanya Darel yang baru saja membuka pintu

"Mana adek gua?"

"Maksudnya?" Bingung Darel saat orang itu menanyakan adiknya

"Adek lu udah ambil tubuh adek gua bajingan" Kesal pemuda itu sambil mencengkram kerah baju milik Darel.

Bugh

"Apa apaan lu anjir megang megang abang gua!!"







DOUBLE UPDATE!!!

vancaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang