"ABANG!!!"
Pagi ini Vanca sudah berlari lari mengejar Luke yang membawa buku gambar milik Vanca.
"Woi semuanya liat apa yang Vanca gambar" Ucap Luke sambil mengangkat buku gambar itu agar Vanca tidak bisa mengambilnya.
Dugh
"Wai woi wai woi, yang sopan kalau ngomong" Ucap Arsen setelah melempar bantal sofa ke arah muka Luke, membuat buku gambar yang ada di tangannya terjatuh.
Dengan cepat Vanca mengambil buku itu sebelum Luke mengambilnya kembali.
"Aduhh, papah?!! Kenapa pukul aku?!" Kesal Luke
"Karna kamu teriak wai woi wai woi, gak sopan. karna ada daddy, ayah sama papah jadi harus sopan" Ucap Arsen dengan tegas.
"Maaf" Ucap Luke
"Jaga bicara kamu ya kalau di rumah" Ucap Arsen sambil mengusap rambut Luke.
"Iya pah"
"Itu buku apa?" Tanya Jeran kepada Vanca yang masih menonton Luke yang di nasehatin oleh Arsen.
"Hah? Bukan apa apa" Ucap Vanca lalu segera pergi ke kamar untuk bersiap siap sekolah.
Saat mereka sudah selesai makan, Vanca dengan cepat mengambil kunci motor nya.
"Vanca kamu bareng ayah" Ucap Hiego menarik kerah seragam Vanca saat Vanca ingin pergi.
"Kok gitu?!"
"Ikut ayah atau kamu gak boleh naik motor selamanya" Ucap Hiego
"Ikut ayah" Ucap Vanca dengan wajah cemberut
"Kenapa gak ikut sama Kaivan Raffan aja?" Tanya Jeran membuat Vanca mendengus kesal dan pergi dari sana.
"AYAH AYOK NANTI AKU KESIANGAN!!" Teriak Vanca yang sudah berada di garasi.
"Masih marahan?" Tanya Jeran kepada Anzel, Raffan dan Kaivan
Raffan menjawab dengan anggukan, sejujurnya dia tidak ingin menjauh dari Vanca tapi dia terlalu gengsi.
Sementara Kaivan, dia masih bingung untuk meminta maaf kepada Vanca atau menunggu Vanca meminta maaf.
Anzel? Dia hanya diam dan pergi dari sana
"Gak usah sok marah, daddy tau kalian itu sering ngikutin Vanca buat pastiin kalau dia baik baik aja" Ucap Ghava dengan sekotak susu strawberry di tangannya
"Cepet baikan, daddy gak mau kalau nanti ada yang nyesel karna gak baikan" Ucap Ghava lalu pergi dari sana untuk pergi menuju kantor.
"Benar apa yang tadi daddy bilang" Ucap Jeran sambil mengusap rambut kedua adiknya
"Kamu marahan sama abang kamu?" Tanya Hiego yang sedang menyetir dan beberapa kali melihat ke arah Vanca
"Ngak" Ucap Vanca dengan pandangan yang melihat kearah luar
"Kalau gak marahan kenapa dari kemarin kalian diem dieman? Biasanya juga berisik" Ucap Hiego
"Emang kalau diem dieman gak boleh, emang harus berisik terus apa" Ucap Vanca
"Ya gapapa sih diem dieman, cuman jangan diem karna berantem. Gak baik sodara berantem" Ucap Hiego
"Hah... Iya ayah" Ucap Vanca
Hiego mencubit gemas pipi Vanca yang terlihat berisi.
"Ayahhh swakit tawu" Rengek Vanca sambil berusaha melepaskan tangan Hiego yang masih mencubit pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
vanca
Teen Fictionawal nya dia hanya ingin merokok dipinggir jalan untuk melepas semua bebannya tapi kenapa tiba tiba dia ada di kamar? dan kenapa rumah nya beda bahkan keluarganya beda dia dibuang atau keluarga nya operasi plastik jadi beda gini? Bukan bl🙂